Prolog

43.2K 2.4K 383
                                    

Kalian nemu cerita ini dari mana gaes?

Warning!! Cerita ini mengandung unsur kekerasan, adegan berdarah-darah.

Jadi, bagi yang belum punya KTP, harap menjauh!!

Kalau phobia terhadap darah dan unsur kekerasan, jangan baca ini.

Pasti kalian udah baca sinopsisnya kan? Di situ udah di jelasin. Tag-nya juga ada penjelasan tentang isi cerita ini.

Jangan plagiat dan silent readers. Murni pemikiran sendiri.

Cerita ini hanyalah fiksi belaka, jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian, mohon maaf.

Jangan overtinkhing dulu ya. Cermati tiap kalimatnya.

Happy Reading.

🔪🔪🫀🔪🔪

"Akh...."

"Akh...."

"Tolong hentikan. Akh...."

Seorang gadis mengerang kesakitan, di bawah kukungan seorang pria yang lima tahun lebih tua darinya.

Pria itu tersenyum iblis, ketika dia berhasil membuat gadis di bawahnya tak berdaya. Wajahnya terlihat dua kali lebih menyeramkan, ketika di berhasil membuat pahatan sempurna di tangan gadis itu. Bahkan, wajah gadis tersebut juga terluka karenanya.

"Sakit. Hiks."

Pendengarannya seolah tuli, dia tetap saja menyayat tangan gadis di bawahnya dengan pisau kesayangannya. Tak peduli, terhadap darah segar yang melumuri seprai putih di ranjang.

"Laks, ampun. Tolong lepaskan aku," ucap gadis itu terbata-bata.

"Melepaskanmu?" Pria itu membeo. "Bahkan, ini belum permainan inti, Bitch."

Dengan berderai air mata, sambil menahan rasa perih, gadis di bawahnya menggeleng.

"A-Aku minta maaf. Aku tidak akan menganggu Ishana lagi."

"Terlambat!"

Pria itu bangkit, mengambil air perasan jeruk lemon yang sudah dia campur dengan garam di atas nakas. Lalu, air tersebut dia siramkan pada tangan gadis itu yang terluka. Membuat rasa perih semakin berlipat ganda.

"Aaarrrgghhh!"

Seringai kemenangan terbit di bibir pria itu. "Sakit, ya? Mau aku bantu sembuhin."

Gadis di bawahnya mengangguk sambil terisak.

Tanpa aba-aba, pria itu menancapkan pisaunya tepat di jantung milik gadis itu. "Selamat tinggal, Sasa."

"Ini akibatnya, kalau berani menyentuh milikku."

********

🔪🔪🔪
********

"Sayang, sebentar lagi operasi kamu, lho. Udah ditutup dulu bukunya."

Seorang wanita paruh baya datang menghampiri seorang gadis yang terbaring di brankar rumah sakit.

Dealing With A Protagonist VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang