Part 13 - Apa Rencanamu?

15.8K 1.3K 225
                                    

Hola.  Selamat datang.

Absen dulu kalian tahu cerita ini dari mana?

Jangan lupa pencet bintang di pojok kiri bawah ya. Karena itu gratis.

Don't silent reader

Part ini agak panjang ya gaes. Awas gumoh.

2000 kata lebih yes. Kebangetan banget yang diam-diam Baek.

Vote dong gaes buat upah ngetik.

Baca pelan-pelan ya.

Happy Reading

****
Ibaratnya gini wir, Lo pengen baca cerita ini sampai tamat, tapi Lo gak mau komen dan vote.
****

Thalassa langsung pergi ke rumah sakit, tepatnya di ruang rawat Bara. Beberapa menit lalu, ada pihak rumah sakit yang menelponnya karena Bara yang meminta.

Saat masuk ke dalam, Thalassa terkejut melihat keadaan Bara yang penuh lebam di wajah. Tangan pria itu juga di perban. Bara hanya terdiam di brankar sembari melamun.

"Kok bisa kayak gini sih, Bar?"

Bara langsung menoleh, melihat gadis  yang rambutnya dicepol asal itu. "Ulah tunanganmu."

"Laksableng udah tahu, ya, kalau kamu tahu rahasianya?" tanya Thalassa tepat sasaran.

Bara mengangguk. "Bahkan, dia juga mengambil rekamannya."

"Sudah kuduga."

"Kamu punya salinannya, kan?" tanya Bara.

"Mana sempat, orang aku aja datang ke kampus dua jam sebelum kelas dimulai. Takut dicegat Laksa. Eh, tuh orang muncul juga di sana." Thalassa berdecak pinggang.

"Tidak lucu, Sasa. Kalau begini caranya, tidak ada bukti untuk mengungkap rahasia Laks."

Thalassa tertawa. "Bercanda, Bara. Aku sudah buat salinannya banyak. Sampai lembur juga. Meskipun yang Laks ambil video aslinya, aku masih menyimpan copy-an video tersebut."

Bara menghela napas lega. "Syukurlah. Kamu membuat jantungan saja."

"Aku tahu hal tersebut pasti akan terjadi." Thalassa menarik kursi, duduk di samping brankar Bara. "Dia menghajarmu sendiri atau pakai orang suruhan?"

Tanpa bertanya, Bara tahu 'dia' yang dimaksud itu siapa. "Sendiri. Tenaganya begitu kuat."

"Jelas saja. Dia itu, kan psikopat. Aku pernah memergokinya membunuh orang, bahkan, kucing yang kamu berikan ke Isha saja mati karena Laks, dan mayatnya dia kirim ke rumahku." Thalassa bergidik, ketika kembali mengingat peristiwa tersebut.

"Apa?" Bara terkejut. Ternyata kucingnya memang sengaja dibunuh oleh Laksana. "Apa dia tidak takut ditangkap polisi, apakah keluarganya tidak tahu sifatnya?"

Thalassa mengangkat bahunya. Dari novel-novel yang pernah dia baca sebelumnya, male lead psikopat tidak takut dengan namanya polisi. Justru polisi yang takut padanya dan patuh dengan uangnya. Sungguh, tidak adil sekali.

"Ibaratnya gini, Bar. Kamu punya uang, dan uang itu bisa untuk menyogok mereka yang berkuasa, dan tergiur dengan uang. Jadi, walaupun Laks dipenjarakan, pasti akan bebas dengan mudah." Thalassa hanya mengungkapkan dari novel-novel yang pernah dia baca.

Dealing With A Protagonist VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang