Part 7 - Keinginanmu

23.4K 1.3K 716
                                    

Maaf baru bisa update.

Aku kemarin lagi sakit. Asam lambungku kumat.

Di tambah lagi ada saudara yang nikahan. Jadi belum sempat nulis part selanjutnya. Padahal idenya udah nyantol di kepala.

Gak nyangka part sebelumnya bisa nembus 300 komen lebih. Seneng banget.

Terima Kasih juga buat vote yang 1 K lebih, meski keseluruhan. Aku harap bisa kayak penulis lainnya yg satu part bisa 1K vote. Aamiin.

Terima Kasih banyak yang udah support.

Tapi sayangnya masih banyak juga yang siders.

Part ini bacanya pelan-pelan ya, biar dapat feel-nya.

Warning! 🔞🔞 Yg belum ada KTP minggat.

Happy Reading.

***
Jika mencintaimu adalah kesalahan, maka biarkanlah aku terjebak dalam kesalahan ini, selamanya.
***

Pukul 22.45

Setelah menurunkan Thalassa di jalan, Laksana tidak benar-benar pulang ke rumah. Melainkan dia pergi ke bar untuk menenangkan diri. Banyak wanita berpakaian seksi yang berusaha merayunya, tetapi selalu berakhir tragis di tangannya.

"Tidak ada wanita yang boleh menyentuhku selain Ishana."

Laksana menelepon anak buahnya untuk membersihkan jasad wanita yang baru saja dia habisi. Sebelum akhirnya dia pulang ke rumah.

Rumah mewah berlantai tiga itu terlihat gelap. Sepertinya semua penghuni sudah tidur.

Diam-diam, Laksana memanjat balkon kamar Ishana. Dengan penerangan yang remang, dia tersenyum, menatap wajah cantik gadisnya.

"My Beautiful Isha."

Laksana mendekat, berlutut di sisi kasur, menatap wajah lugu pujaan hatinya.

Laksana tersenyum, binar matanya selalu terang jika melihat gadisnya. Diusapnya surai panjang Ishana dengan lembut. "Kamu tidak tahu betapa aku sangat mencintaimu Isha. Lebih dari bajingan bernama Bara itu."

"Jika mencintaimu adalah kesalahan, maka biarkanlah aku terjebak dalam kesalahan ini, selamanya."

"Aku sangat ingin memilikimu, Isha. Dan aku sangat menunggu hal itu. Saat-saat di mana kamu jatuh dalam pelukanku. Hanya diriku seorang." Laksana menyentuh tangan Ishana, lalu menciumnya.

"Tanganmu begitu lembut dan harum. Suatu saat nanti, aku akan merasakan kelembutan bibirmu, dan tubuhmu juga."

"Lalu di perutmu akan berisi bayi-bayi kita yang sangat lucu."

"Mmm ...." Ishana menggeliat dalam tidurnya, dan berbalik arah memunggungi Laksana.

Laksana yang melihat itu tersenyum kecil, lalu menaiki ranjang, merebahkan tubuhnya di belakang Ishana. Tangannya menyusup, memeluk gadis itu erat.

"Kamu begitu mengantuk hingga tidak terganggu kehadiranku. Beruntunglah tidurmu pulas seperti kerbau."

Laksana mendaratkan kecupan singkat di punggung Ishana, sebelum akhirnya memejamkan mata.

Dealing With A Protagonist VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang