Extra Part

8.7K 442 70
                                    

Halo gaes. Apa kabar kalian?

Maaf baru update lagi.

Jangan lupa bayar parkir dulu ya, dengan vote dan komen.

Happy Reading.

***
Yang nyata itu kamu, atau inginku untuk memilikimu.

***

Setelah pulang dari rumah sakit, Thalassa merasa jenuh di rumah. Sebab, kedua orang tuanya tidak memperbolehkannya melakukan aktivitas berat.

Bukan Thalassa namanya jika tidak keras kepala. Gadis itu kini telah memasang raut wajah melas, di depan Hera.

"Ma, Thalassa hanya pergi sebentar. Ke toko buku doang. Masa gak boleh, sih?"

"Nak, kamu baru kemarin pulang, loh, dari rumah sakit. Dokter Sega bilang supaya kamu banyak istirahat."

"Ya, kan, Thalassa juga butuh refreshing, Ma. Gak di rumah sakit, gak di rumah, masa disuruh rebahan mulu." Gadis itu mengerucutkan bibirnya.

Hera tampak menimang. ''Tunggu Papamu pulang, ya, biar dianterin, ke toko buku doang, kan?"

"Ish, Mama," balas Thalassa cemberut. "Hari ini tuh, ada meet and great gitu sama penulis buku yang pernah aku baca. Aku pengen ketemu sama orangnya dan minta tanda tangan langsung."

"Kalau nunggu Papa, ya gak keburu dong. Orang Papa pulangnya malam. Sekarang masih pagi." Thalassa menyentuh kedua tangan Hera. "Izinin, ya, Ma. Thalassa cuma sebentar kok."

"Yaudah. Tapi hati-hati, ya."

Mata Thalassa berbinar. "Makasih Mama."

Gadis itu berlarian kecil keluar rumahnya. Di sana sudah ada ojol yang menunggu. Thalassa sungguh tidak sabar bertemu dengan penulis novel itu.

****

“Secret Writer.” Itu adalah nama pena dari novel 'Brother Obsession'. Novel yang membuat Thalassa merasakan hal aneh yang dia sendiri bingung, sebenarnya itu hanya mimpi buruk atau dia sungguhan berada di dunia lain.

"Pokoknya aku harus ketemu sama penulis itu, harus bikin perhitungan ke dia. Kenapa ending yang aku alami sama di novel beda banget. Apa dia pernah revisi sebelumnya?"

Memasuki Mall, Thalassa terus bermonolog.

"Kenapa juga nama tokohnya mirip sama Kak Sega, mukanya juga. Dia dapat inspirasi dari mana sih."

Memasuki toko buku, Thalassa berjinjit, acara meet and great ini sungguh ramai. Bahkan dia tidak bisa melihat wajah asli si pemilik nama pena 'secret writer' itu.

Di biografi penulis dalam novel pun, tidak ada fotonya, dan nama aslinya pun juga tidak dimunculkan. Sungguh, membuat Thalassa semakin penasaran.

"Yang mau minta tanda tangan, atau foto, harus antri ya." Suara intrupsi dari MC penyelenggara acara membuat orang-orang yang hadir di sana berbaris.

Thalassa tidak mau terhimpit-himpitan. Sebab, dadanya terasa sesak. Sehingga, dia memilih akhiran saja.

Toh, kedatangannya di sini sebetulnya bukan ingin meminta tanda tangan, melainkan untuk menuntaskan rasa penasarannya. Tentang nasib yang dia alami, dan tentang penulis itu sendiri.

Hampir sejam menunggu, kini tiba gilirannya. Penulis novel tersebut seorang pria, tetapi sayangnya membelakangi Thalassa. Sebab dia sedang memberi salam perpisahan pada orang yang tadi sempat berfoto dengannya.

"Jadi, Kamu, penulis novel Brother Obsession?"

Pria itu membalikkan tubuhnya, mendengar suara Thalassa.

Mulut Thalassa menganga, dia terkejut melihat orang di depannya. "Ge- Gesa."

Pria itu tersenyum. "Aku Gema. Gemadi Samantha. Tapi, jika kamu memanggilku Gesa, tidak masalah. Aku suka panggilan itu."

Jujur, Thalassa tidak bisa menetralisir rasa terkejutnya. Dia tidak percaya dengan apa yang sekarang dia lihat. Sangat mirip, bahkan, benar-benar mirip.

"Sini novelmu, biar aku tanda tangani." 

Thalassa hanya pasrah, saat pria itu mengambil novel di tangannya. Dan dia tanda tangani.

Pria itu tersenyum pada Thalassa, lalu menyerahkan kembali novelnya.

Thalassa menerima novel itu, lalu dia ingin beranjak pergi. Sebab, keinginannya untuk memarahi si penulis novel tersebut telah lenyap.

Langkah Thalassa terhenti, ketika Gema menahan lengannya. "Kamu mau ke mana, Thalassa?"

"Bukankah kamu sudah berjanji, jika kita bertemu di dimensi lain, kamu akan mencintaiku?"

Pertanyaan itu membuat Thalassa tersentak. Gadis itu berbalik, kembali menatap pria itu. "Kamu ... benar-benar Gesa?"

Lagi-lagi, pria itu tersenyum untuk menanggapi. "Jika memang iya, apakah kamu bersedia untuk mencintaiku sesuai janjimu?"

 "Jika memang iya, apakah kamu bersedia untuk mencintaiku sesuai janjimu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gema


Thalassa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thalassa

Tamat

Woy. Apa Kabar kalian.

Maaf baru bisa update lagi.

Gimana extrapartnya. Nambah lagi gak?

Love you readers

Dedel

See you next story





Dealing With A Protagonist VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang