Ayo. Ramaikan part terakhir.
Jangan silent reader.
Happy Reading.
***
Tidak usah terburu-buru dalam mencinta. Sebab, perlu waktu yang tidak sebentar untuk sampai ke sana.***
"Apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa kamu juga bisa masuk ke dalam novel itu?" Thalassa sungguh penasaran.
Kini keduanya telah berada di restoran. Baik Thalassa maupun Gema, sama-sama ingin mencaritahu satu sama lain.
"Aku kira, ini hanya mimpi saat aku koma pasca operasi, tapi ternyata kamu juga ikut masuk di sana. Kamu sebenarnya juga ada di dunia nyata."
"Mungkin, memang tidak masuk akal, tapi inilah yang terjadi." Gema mulai bercerita. "Aku buat novel Brother Obsession inspirasinya dari orang-orang sekitarku."
"Dan untuk tokoh Gesa, dari diriku sendiri. Tentang aku yang memendam perasaan pada sahabatku."
Dahi Thalassa mengerut. "Sahabatmu tahu kamu nulis tentang dia?"
Gema menggeleng. ''Tidak. Lagipula sekarang dia sudah menikah dengan Dokter muda dan memiliki anak."
"Aku mungkin terlalu jahat, karena membuat tokoh Sasa mati secara keji di tangan Laksana. Sedangkan di dunia nyata, Sasa adalah orang yang pernah mengisi hatiku." Gema kembali bercerita.
"Karena waktu itu novelku udah terbit, bahkan sudah cetak ulang. Tapi aku merasa ada sesuatu yang menjanggal di hatiku. Sebagai penulis, aku gak bisa menyiksa tokohku terlalu keji."
"Berhari-hari aku kepikiran hal itu, sampai berkendara motor pun hilang fokusku. Hingga akhirnya aku kecelakaan." Gema menjeda sejenak. "Aku tidak tahu apa yang terjadi, tiba-tiba aku masuk ke dalam novel itu ketika aku sadar."
"Lalu, aku berusaha memperbaiki alur yang tidak bisa direvisi di dunia nyata, meskipun tidak sepenuhnya, setidaknya aku bisa melindungi Sasa."
"Apa dari awal kamu tahu, kalau aku bukan Sasa?" Thalassa sungguh penasaran.
"Tidak. Aku kira kamu memang Sasa. Tapi, saat kamu berbicara, aku merasa berbeda. Sebab, karakter Sasa yang aku tulis sedikit pemarah dan ketus. Dan saat itu aku tahu, kamu memang bukan Sasa."
"Itu sebabnya, Gesa selalu baik, padahal perilaku Sasa padanya begitu buruk. Karena kamu bukan Gesa yang asli?"
"Kamu salah, karakter Gesa memang aku buat terlalu baik. Sebab, aku sendiri pernah begitu bodoh dalam hal cinta," sahutnya. "Tapi, untuk melindungimu dari Laksana dan Regandi, aku betul-betul melakukannya. Karena, aku ingin kamu kembali ke dunia ini dengan selamat."
Thalassa terharu. Baik di novel ataupun di kenyataan, Gesa memang baik hatinya.
"Aku penasaran, saat itu apa kamu sungguhan terkena Bom Regandi?"
"Ya, di novel aku mati kerena itu. Saat aku membuka mata, ternyata aku di rawat di rumah sakit. Ternyata, itu juga tempat yang sama saat kamu di rawat."
"Hah? Maksudnya?" Thalassa sungguh tidak mengerti.
"Saat kembali ke dunia nyata, aku berusaha mencari informasi dirimu. Saat itu aku tahu nama aslimu Thalassa. Dan kamu sempat koma setelah operasi jantung," kata Gema. "Saat kamu sadar, aku ingin menemuimu kala itu, tetapi aku urungkan, karena masih banyak hal yang harus aku kerjakan."
"Lalu, saat aku kembali lagi ke rumah sakit, ternyata kamu sudah pulang. Kupikir, memang takdir tidak mengizinkanku untuk berkenalan denganmu secara langsung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dealing With A Protagonist Villain
Fantasía[𝙁𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙨𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙖𝙘𝙖] [Bacalah selagi on going] Karena kegagalan operasi cangkok jantung yang dilakukan dokter muda di rumah sakit ternama, membuat nyawa seorang gadis muda bernama Thalassa Ratania terenggut. Sialnya, jiwa Th...