Hai. Apa kabar kalian?
Maaf lama tidak update. Ada urusan real yang harus aku selesaikan.
Yang lupa alur boleh baca bab sebelumnya ya.
Mau ending pembaca kok makin berkurang ya.
Gapapa. Makasih buat yang masih stay di sini.
Happy Reading.
****
Tidak semua hal di dunia diciptakan untuk kita miliki, termasuk hati seseorang.
****
Mobil BMW putih itu melaju kencang, melewati jalan raya yang cukup sepi. Sebab, Regandi memilih jalan lintas yang melewati hutan daripada jalan raya umum.
"Regan, berhenti!" Tania dari tadi berteriak, meminta seseorang yang masih berstatus suaminya itu untuk menghentikan mobil.
Sebenarnya, Tania sudah menggugat cerai Regandi. Namun, belum ada keputusan hakim pengadilan yang mengesahkan perceraian keduanya. Sebab, Regandi merobek surat cerai tersebut dan menolak menandatanganinya.
"Tidak akan, Tania! Kau milikku! Sampai kapanpun kau milikku! Dan aku tidak akan pernah melepaskanmu!"
"Aku bukan milikmu, Regan. Aku benci kamu, dan aku sudah menggugatmu cerai di pengadilan."
"Suratnya sudah kurobek. Dan sampai kapanpun kamu milikku."
Tania menoleh ke belakang, ada sebuah mobil yang melaju ke arah mereka—berusaha menyalip.
Tania tahu, bahwa itu Ishana, dan juga teman-temannya.
Menyadari ada yang mengikuti, lantas Regan segera menambah laju mobilnya.
"Regan, berhenti, aku mohon!"
"Tidak akan!" Pria itu justru melaju tambah kencang.
Tidak tinggal diam, Tania mendekat, dia meletakkan tangannya pada stir mobil, seolah memaksa Regan untuk berhenti.
"Tania, apa-apaan ini, kamu bisa celaka!" ucap Regan murka.
Tania tak menghiraukan ucapan Ragan. Walaupun mobil yang dia tumpangi jalannya berkelok-kelok, dia tidak peduli. Bahkan, sekalipun nyawanya lenyap saat ini juga.
****
Sementara itu, Gesa sudah berusaha melajukan mobilnya semaksimal mungkin. Dia duduk di kursi kemudi, sementara Thalassa di sampingnya. Sedangkan Bara dan Ishana duduk di kursi belakang.
"Gesa, lebih cepat lagi, Ge. Aku tidak mau Mamaku kenapa-kenapa." Ishana terlihat cemas dan panik, sedangkan Bara, berusaha menenangkan gadis itu.
Gesa menghela napas. "Ini sudah cepat. Aku juga memikirkan nyawa kita juga."
"Kenapa mobil di depan jalannya ugal-ugalan?" kata Thalassa.
"Aku yakin sekali, itu mobil yang membawa Mama." Ishana sedikit memajukan tubuhnya, demi melihat mobil di depan. "Ya. Tidak salah lagi. Ayo Gesa."
"Astaga. Mobilnya masuk ke hutan." Thalassa menutup mulutnya, dia takut Tania kenapa-kenapa.
"Itu asap apa? Apa mobilnya kecelakaan?" ucap Ishana tambah panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dealing With A Protagonist Villain
Fantasía[𝙁𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙨𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙖𝙘𝙖] [Bacalah selagi on going] Karena kegagalan operasi cangkok jantung yang dilakukan dokter muda di rumah sakit ternama, membuat nyawa seorang gadis muda bernama Thalassa Ratania terenggut. Sialnya, jiwa Th...