Part 17 - Bukan Inginku

15K 1K 262
                                    

Selamat Datang.

Apa kabar kalian?

Di daerah kalian lagi kemarau atau musim hujan nih?

Jangan lupa vote, dan komen ya.

Typo? Tolong koreksi!

Happy Reading.

***
Bukan keinginanku untuk berada di sini. Namun, hal yang belum selesai harus terlaksana dengan semestinya.
***


Sial sekali, pintu mobil dikunci. Sehingga Thalassa tidak bisa lari. Beberapa menit kemudian, mobil BMW putih milik Laksana sampai di depan rumah mewah milik Max.

Laksana turun lebih dahulu, kemudian dia memutari mobil. Menarik Thalassa untuk turun.

Thalassa menggeleng, dia tetap tidak mau turun. Wajah memelasnya sama sekali tidak membuat Laksana luluh.

"Turun, Jalang! Jangan menguras emosiku!"

"Tidak mau!" Thalassa berpegangan pada kursi mobil yang dia duduki.

"Turun atau kuseret?!"

Karena tenaga Laksana yang begitu kuat, Thalassa keluar dari mobil. Tangannya digeret oleh pria itu.

"Lepaskan tanganku, Laksableng!" ucapan Thalassa sama sekali tidak diindahkan oleh Laksana.

"Max! Keluar Max!" Laksana berteriak, sambil memasuki pekarangan rumah Max dengan Thalassa yang dia seret dengan tidak manusiawi.

Sekali lagi, Thalassa menggigit tangan Laksana hingga pegangan pria itu terlepas.

"Kurang ajar kamu, Jalang!"

Laksana mendekap tubuh Thalassa dari belakang agar gadis itu tidak lari. Berontakkan Thalassa tidak sebanding dengan tenaganya.

"Diam! Atau hukumanmu akan lebih berat!"

Tak kehabisan akal, Thalassa menjedotkan kepalanya pada dagu Laksana dengan keras. Pasalnya tinggi badan mereka hanya berselang 10 sentimeter saja.

Laksana meringis, dia baru saja diseruduk Thalassa. Sedangkan Thalassa merasakan sakit juga. Namun, dia beruntung sebab dekapan Laksana sedikit mengendur hingga dia bisa lolos.

Sayangnya, kaki Thalassa malah tersandung hingga dia terjatuh. Laksana yang ingin mengejar pun terjatuh akibat menginjak tali sepatunya sendiri yang terlepas.

Tubuhnya menindih pada tubuh Thalassa sekarang.

"Apa-apaan ini, Laks?! Mau datang hanya untuk memperlihatkanku jika kau akan bercinta dengan tunanganmu, huh?" Max keluar. Dia terkejut melihat dia sejoli rebahan berhadapan di rerumputan. "Seperti tidak ada hotel saja. Kenapa harus di halaman rumahku."

Laksana berdiri dari tubuh Thalassa, ketika mendengar suara Max. Gadis itu pun berdiri. Tubuhnya terasa sakit. Dia baru saja tertindih oleh kerbau.

"Kamu salah paham, Max. Aku membawanya kemari karena aku sudah tidak membutuhkannya. Terserah mau kamu apakan dia!" jelas Laksana.

Max mengangkat sebelah alisnya. "Benarkah begitu?"

"Tentu saja. Aku tidak tertarik padanya sedikit pun!" tegas Laksana. "Hanya Ishana yang istimewa bagiku."

Dealing With A Protagonist VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang