Halo gaes, maaf ya baru bisa update lagi. Tugasku lagi numpuk banget soalnya.
Butuh semangat dari kalian nih.
Warning! Ada sedikit adegan yang 🔞
Jangan lupa vote, dan komen juga ya.
Happy Reading.
****
Untuk jatuh cinta, tidak semudah itu. Apalagi orang yang dicintai hatinya diisi orang lain.
****Thalassa menatap pantulan dirinya di cermin. "Sa, kamu kemarin muncul, ya? Tapi kenapa gak mau keluar setiap aku panggil."
"Bahkan kamu berniat membunuh, Laks. Menurutmu, apa aku harus menghabisinya sebelum dia membunuhku? Atau harus membuatnya jatuh cinta padaku?"
Pertanyaan demi pertanyaan terus terlontar. Namun, tidak ada jawaban dari sosok di sana. Entahlah, mungkin Aysara lelah hingga gadis itu terlelap di dalam kegelapan alam bawah sadarnya.
"Sa, kamu mungkin memang antagonis di sini, tapi sebenarnya kamu tidak sejahat itu," Thalassa berucap lagi. "Sedangkan aku adalah tokoh utama di sini sekarang. Aku bingung harus bagaimana, Sa. Bantu aku, ya?"
Pintu toilet yang dibuka, membuat Thalassa menoleh. Dia menatap pria berkemeja hitam yang membuka pintu secara paksa.
"Tidak sopan. Bagaimana jika aku sedang buang air kecil dan kamu melihat apa yang seharusnya tidak di lihat?"
Pria itu tidak menjawab, dia mengedarkan pandangannya ke sekitar.
"Apa yang kamu cari?" Thalassa mengernyit tidak mengerti.
"Bicara dengan siapa kamu tadi?"
Thalassa mengerti. Mungkin Laks mendengarnya berbicara dengan Sasa tadi.
"Dengan diri sendiri."
Thalassa memilih melewati Laks. Dia duduk di bangsalnya. "Kenapa kamu di sini?"
"Bukankah hari ini kamu pulang, Mama Tania menyuruhku untuk menjemputmu." Laksana menutup pintu kamar mandi. Lalu berjalan mendekat Thalassa. Walaupun begitu, mereka masih berjarak satu meter.
''Aku bisa pulang sendiri."
Thalassa mengernyit bingung, Laks terus saja menatapnya sedari tadi tanpa berkedip.
Apa pria itu marah karena kemarin dia mencekiknya? Mungkin saja sekarang Laks akan berganti mencekiknya. Sebab, Laksana tipikal orang yang pendendam.
"Kenapa menatapku begitu? Terpesona?" Thalassa berusaha mencairkan suasana hatinya dengan lelucon kecil.
Namun, bukannya menjawab, Laks malah maju menghampirinya. Thalassa yang terlanjur duduk di bangsal tidak bisa bergerak. Gadis itu berada di kukungan Laksana dengan kaki yang menjuntai ke lantai.
"Ma-u, apa kamu?" tanya Thalassa terbata.
Laksana menatap Thalassa penuh intimidasi. Lalu berucap, "Siapa kamu?"
Thalassa menelan ludahnya sendiri. "Aku? Aku Sasa jika kamu lupa."
Alis Laksana terangkat sebelah. "Sasa yang bicara dengan Sasa di cermin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dealing With A Protagonist Villain
Fantasía[𝙁𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙨𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙖𝙘𝙖] [Bacalah selagi on going] Karena kegagalan operasi cangkok jantung yang dilakukan dokter muda di rumah sakit ternama, membuat nyawa seorang gadis muda bernama Thalassa Ratania terenggut. Sialnya, jiwa Th...