Hai. Apa kabar kalian?
Semoga baik ya.
Baca pelan-pelan part ini. Karena panjang.
Jangan lupa. Bayar parkir dengan vote dan komen sebanyak-banyaknya.
***
Beberapa orang dipertemukan hanya untuk bertemu. Bukan untuk bersatu.
***
Gedung tua yang lama tidak dihuni itu, menjadi tempat persembunyian Thalassa dan Gesa saat ini.
Keduanya duduk beralaskan lantai yang kotor. Sembari menetralkan detak jantung akibat berlarian tadi.
Suara ledakan pistol kembali terdengar. Gesa menutup mulut Thalassa agar gadis itu tidak bersuara.
"Keluar kalian sekarang juga, kalian pikir bisa lolos dariku begitu saja, heh?!"
Suara Regandi terdengar. Pria itu menendang pintu hingga ambruk.
"Kita tidak bisa diam di sini Sasa, kita harus berlari lagi." Gesa menurunkan tangannya dari mulut Thalassa.
"Mau pergi ke mana? Jalan keluar hanya dari sana. Dan Regandi ada di sana juga."
Yang dikatakan Thalassa benar. Bangunan ini hanya memiliki satu pintu. Sebab, pintu belakang sudah terhalang oleh tumpukan barang-barang pabrik yang sudah tidak terpakai.
"Kita ke lantai atas dulu, tapi pelan-pelan."
Thalassa menuruti ucapan Gesa. Hanya pria itu yang dia bisa andalkan sekarang. Thalassa melepas alas kakinya, berjalan mengendap-endap bersama Gesa menaiki anak tangga yang untung saja masih kokoh meskipun penuh debu.
Di bawah sana, Regandi menyeringai, melihat bayangan siluet dua orang yang sedang berlarian di atas.
"Mau main-main rupanya." Regandi bersiul, lalu naik ke atas. "Kali ini, kalian tidak akan lolos."
"Keluar kau, Sasa!" Regandi menarik pelatuknya ke atas, hingga plafon yang sudah tua itu jatuh. "Kau harus membayar semuanya."
"Nyawa dibalas nyawa. Tania tiada karenamu dan kau harus kehilangan nyawamu juga."
Di sisi lain, Thalassa yang mendengar itu bergetar. Dia bersembunyi di dalam pelukan Gesa.
Pria itu mengelus punggungnya, berusaha menenangkan. "Tenang, Sasa. Selama ada aku, kamu tidak akan kenapa-kenapa. Percaya padaku."
"Aku tau, Gesa. Kamu akan menjagaku. Tetapi Regandi bukan orang yang mudah dikalahkan. Dia psikopat." Dari novel yang dia baca, kejahatan yang dilakukan Regandi lebih sadis daripada Laksana.
"Aku akan melakukan apapun agar kamu selamat. Sekalipun taruhannya nyawaku sendiri," bisik Gesa tegas.
Thalassa mendongak, menatap wajah pria itu. "Kenapa Gesa?"
"Tidak perlu kujelaskan, kamu tahukan alasannya apa?"
Ya, Thalassa tahu betul. Gesa begitu mencintai Aysara. Pemilik Raga asli yang dia singgahi sekarang. Cinta Gesa tidak pernah berubah sekalipun Sasa jahat padanya. Entah karena dia terlalu baik, atau memang ketetapan penulis yang membuat karakter tokoh Gesa seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dealing With A Protagonist Villain
Fantasi[𝙁𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙨𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙖𝙘𝙖] [Bacalah selagi on going] Karena kegagalan operasi cangkok jantung yang dilakukan dokter muda di rumah sakit ternama, membuat nyawa seorang gadis muda bernama Thalassa Ratania terenggut. Sialnya, jiwa Th...