Halo. Apa kabar kalian?
Ada yang masih nunggu cerita ini.
Maaf ya lama.
Jangan lupa vote dan komen ya.
Happy Reading.
***
Dendam adalah kata lain untuk menghancurkan diri sendiri.
***"Khena, apa kamu gila? Kamu membunuh orang tuaku?!"
Thalassa berteriak marah. Dia menatap tajam gadis yang baru saja menuruni tangga.
Khena tertawa terbahak-bahak ketika mendengar perkataan Thalassa. Gadis berambut ikal itu memegang sebuah pisau di tangannya. "Bagaimana, kamu suka sambutan dariku, Sasa?"
"Kenapa kamu tega melakukan ini, Khe? Om Fero sama Tante Mira punya salah apa ke kamu?" Gesa bertanya. Dia sama sekali tidak habis pikir kalau Khena bisa berbuat hal kejam seperti itu.
Khena mengalihkan tatapannya pada Gesa. Sungguh, dia sangat merindukan pria itu. "Tega kamu bilang? Ini gak tega, Gesa! Ini impas!"
Kening Gesa mengerut. "Apa maksudmu?"
Khena diam sejenak, lalu kembali tertawa dengan wajah yang mendongak ke atas. Meski begitu, matanya berkaca, memendam rasa sakit yang dia telan sendiri.
"Ibuku juga tidak ada gara-gara dia!" Khena menunjukkan pisau di tangannya pada Thalassa.
"Kamu jangan asal nuduh, ya, Sasa gak mungkin melakukan itu!" bantah Gesa.
"Kenapa kamu selalu membelanya, Gesa? Dia itu penjahat!"
"Dia selalu menyuruhku untuk mencelakai Ishana, aku tidak suka itu. Tapi, dia selalu memberiku imbalan jumlah besar untuk pengobatan ibuku. Mau tak mau aku melakukan hal yang bertentangan dengan hatiku."
"Sasa berjanji akan memberikanku uang dengan jumlah besar, saat aku berhasil mendorong Ishana dari tangga."
"Tapi, setelah melakukan itu semua, aku terlambat. Ibuku telat operasi karena aku terlambat menyelesaikan administrasi pembayaran. Sehingga Ibu meninggal."
Thalassa terkejut mendengar itu. Dari novel yang dia baca, tidak tertera seperti itu. Mungkin, karena Khena hanya tokoh tambahan dalam novel Brother obsession.
"Ibumu meninggal?" beo Thalassa. "Bukannya saat aku menginap kamu bilang ibumu di luar kota?"
"Aku hanya menutupinya darimu. Agar aku bisa melancarkan balas dendamku," jawabnya. "Aku mendorongmu dari tangga tapi kamu selamat. Aku mencoba membunuhmu saat di rumah sakit, tapi gagal."
"Kamu penjahat, Sasa. Kamu harusnya mati!"
"Tidakkah kamu berkaca dirimu yang sekarang, Khena?" sahut Gesa. "Kamu bilang tidak mau melakukan hal bertentangan dengan hatimu. Tapi lihat sekarang? Kamu pikir hatimu senang melakukan ini?"
Gesa menunjuk mayat kedua orang tua Sasa yang terkapar. "Kamu membunuh orang yang tidak bersalah?"
"Bukan aku yang membunuhnya!" bantah Khena. "Om Regandi yang melakukannya."
"Aku hanya mencabut pisau yang menancap di perut mereka." Khena menatap mayat orang tua Sasa.
"Om Regandi? Jangan bilang ...," Thalassa bahkan tidak sanggup melanjutkan ucapannya. Berarti, persembunyian mereka selama ini tercium oleh ayah dari Laksana tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dealing With A Protagonist Villain
Fantasy[𝙁𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙨𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙖𝙘𝙖] [Bacalah selagi on going] Karena kegagalan operasi cangkok jantung yang dilakukan dokter muda di rumah sakit ternama, membuat nyawa seorang gadis muda bernama Thalassa Ratania terenggut. Sialnya, jiwa Th...