Part 21 - Bersamamu

18K 1.2K 252
                                    

Halo, selamat datang di part terbaruku.

Maaf baru bisa update lagi.

Jangan lupa ramaikan dengan vote dan komen ya.

Daerah kalian udah hujan belum gaes?

Happy Reading.

***
Sejahat apa pun seseorang, pasti ada kebaikan yang tersembunyi di dalam hatinya.
***

"Menurutmu bagus yang ini, atau ini?"

Laksana menunjukkan dua cincin berlian berbeda permata pada Thalassa. Saat ini keduanya tengah berada di dalam toko perhiasan di salah satu mall terkenal di pusat kota.

"Bagus dua-duanya."

Laksana berdecak. "Aku menyuruhmu untuk memilih."

"Aku lebih suka yang ini." Thalassa menunjuk cincin berlian tersebut dengan tangannya. "Menurutku walaupun permatanya kecil, tapi terlihat bagus dan elegan."

Menganggukkan kepala, Laksana mengambil tangan Thalassa tanpa aba-aba, memakainya cincin berlian yang dipilih Thalassa pada jari manis gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Menganggukkan kepala, Laksana mengambil tangan Thalassa tanpa aba-aba, memakainya cincin berlian yang dipilih Thalassa pada jari manis gadis itu. "Pilihan yang bagus. Cincinnya terlihat begitu indah."

Thalassa terkejut dengan perilaku Laksana. Apalagi, pria itu terus saja memandangi jemarinya. Namun, kalimat Laksana selanjutnya membuat hati Thalassa kembali suram.

"Ishana pasti menyukainya," lanjut Laks.

Thalassa tersenyum kecut. Harusnya sudah dia duga hal itu sejak awal. Mana mungkin Laksana memberinya cincin berlian yang harganya mahal.

Lantas, Laksana kembali melepas cincin tersebut. Lalu memberikannya pada pekerja di toko. "Aku beli yang ini," katanya, sambil mengeluarkan black card sebagai media pembayaran.

Laksana melirik Thalassa yang melipat kedua tangannya. "Kamu berharap aku membelikannya untukmu, Jalang? Jangan mimpi.''

"Aku meminjam tanganmu karena lingkar jari manisnya sama dengan Ishana. Lagipula, kamu tahu sejak awal, bahwa aku tidak tertarik padamu. Senekat apa pun kamu coba untuk merayuku." Laksana memperingati.

"Ini, Tuan."

Laksana menerima paper bag yang berisi cincin tersebut. Dia mengambil kembali black card miliknya.

"Ayo, masih banyak kado yang ingin kubelikan untuk Isha. Kamu sendiri, kan, yang mau ikut untuk membantuku memilihnya?" Laksana berjalan terlebih dahulu. Thalassa mengikutinya dari belakang dengan ogah-ogahan.

Sungguh, Thalassa seperti asisten yang mengikuti bosnya ke manapun. Jika bukan berniat membuat Laksana jatuh cinta. Dia tidak mau seperti ini.

Kini mereka berada di toko pakaian. Laksana menyuruh Thalassa memilihkan baju yang cocok untuk Ishana. Namun, selalu pria itu tolak.

Dealing With A Protagonist VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang