Part 32 - Miss You

18.7K 980 253
                                    

Selamat datang di part terbaru.

Apa kabar kalian?

Ada yang kangen gak?

Maaf ya baru update lagi.

Jangan lupa bayar parkir dulu ya sebelum bayar.

Happy Reading.

****
Kepada siapa rinduku akan pulang? Kepada cinta yang terhalang jarak dan kebebasan.
****

Selepas kepulangan dari kantor polisi, terjadi keterdiaman di antara Thalassa dan Gesa. Gadis itu berkelana memikirkan perkataan Laksana tadi, sedangkan Gesa fokus menyetir.

Gesa berdeham guna memecah keheningan, lalu, dia melirik Thalassa. "Kamu gapapa?"

Thalassa menoleh, sambil mengernyitkan dahi. "Hm...?"

"Kamu gak nyesel, kan, telah memberikan kesaksian yang membuat Laksana di penjara akhirnya?"

Terdiam sejenak, Thalassa kemudian menjawab, "Tidak. Gimanapun dia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya."

"Kamu mencintainya?"

Pertanyaan Gesa adalah hal yang selama ini dia tanyakan pada dirinya sendiri.

Melihat keterdiaman gadis di sampingnya, Gesa berkata, "Tidak udah dijawab kalau itu menganggu hatimu."

Thalassa melirik pria di sampingnya, Gesa begitu peka. Dari dulu dia tidak pernah memaksakan kehendaknya. Gesa merupakan tokoh yang nyaris sempurna meskipun dia bukan pemeran pertama.

"Ge, bisakah kita mampir ke rumah lamaku dulu, ada barang yang tertinggal soalnya," ucap Thalassa.

"Oke, Tuan Putri." Gesa langsung membelokkan mobilnya ke kanan jalan.

***

Rumah mewah itu kini telah sepi, beberapa pekerjaan sudah diliburkan karena orang tua Sasa pindahan. Gesa menunggu di ruang tamu, sebab, Thalassa berkata mungkin dia agak lama di sini.

Gadis itu berjalan menuju kamar. Dia membuka nakas, di sana ada beberapa foto dirinya bersama Laksana. Thalassa tengah tersenyum bahagia, sedangkan Laksana mencebik kesal. Sebab, foto tersebut diambil karena pemaksaan yang dia lakukan pada pria itu.

Thalassa menatap dalam foto tersebut. Meskipun saat itu pendekatan yang dia lakukan pada Laksana akibat pemaksaan Regandi, tetapi dia menikmati semua hal yang dia lalui bersama pria itu.

Gadis itu beranjak ke depan cermin, dia menatap pantulan dirinya sendiri. Semua kebimbangan dan kebingungan tertanam penuh di hati dan pikirannya. Thalassa butuh seseorang untuk bisa diajak berbagi apa yang dia alami sekarang. Mungkin saja, Aysara akan muncul di sana.

"Sa, aku tahu, kedatanganku di sini agar tidak mati mengenaskan di tangan Laksana." Thalassa menghela napas berat. "Tapi ... Sepertinya aku menjatuhkan hati padanya. Bodoh memang."

"Mungkin, karena dia mirip seseorang yang pernah aku sukai di dunia nyataku." Menatap pantulan dirinya yang tidak merespons apapun, dia tersenyum miris.

"Aku harus apa, Sa? Tolong hentikan aku dari perasaan aneh ini, Tolong!" Thalassa menjeda sejenak. "Ini salah. Aku tidak seharusnya begitu. Aku tidak berniat merebutnya darimu sungguh."

Dealing With A Protagonist VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang