Sakit Cinta - Terjemahan Love Sick ; The Chaotic Lives Of Blue Shorts Guys

49. I Didn't Mean To...!!

Aku membuat kesalahan besar dengan berpikir bahwa Phun pada akhirnya akan kembali normal dengan sendirinya. Sekarang hari Senin dan aku belum mendengar kabar darinya sejak hari Sabtu.

Aku sedikit bingung pada hari Minggu karena perilakunya yang aneh tidak cocok denganku. Aku ingin meneleponnya dan melihat bagaimana keadaannya tetapi kemudian aku berpikir lebih baik, karena aku tidak ingin menjadi gangguan baginya. Aku masuk ke MSN dan menunggu Phun sepanjang hari. Aku melihat sebuah jendela kecil muncul di sisi layar, menunjukkan bahwa Phun telah masuk sekitar sore hari. Aku mengiriminya pesan tetapi dia diam dan offline.

Aku tidak tahu apa yang salah dengan pria itu. Tidak mengherankan, aku belum pernah melihatnya online sejak hari itu. Pada dasarnya, aku mencoba menjelaskan mengapa aku terlambat ke sekolah pagi ini. Aku menghabiskan sepanjang malam menunggunya.

+-+

"Napat! Kamu bukan anak kecil lagi sekarang! Kamu harus memberi contoh yang baik untuk juniormu!''. Oh, sial. Suara Masser Fiem terdengar di belakangku saat aku akan menyelinap melewati gerbang sekolah. Sial, aku lupa menyelipkan bajuku!

Aku segera berhenti untuk memasukkan bajuku tapi sudah terlambat. Sebuah tongkat kayu memukul bagian belakang kakiku sebelum aku sempat menyelesaikannya. Owwww, sudah berapa tahun sejak aku terakhir dihukum seperti ini?

"Kamu tahu apa yang harus dilakukan, lanjutkan." Tidak hanya aku dipukul dengan tongkat, sekarang aku juga ditertibkan karena terlambat. Itu terlalu kejam! Wajahku menjadi pucat dan aku meletakkan tas sekolahku di tanah. Aku mengikuti Masser melakukan push up di depan patung Bapa Suci. Betapa memalukannya ini ?! Aku pria dewasa!

"Kamu anak kelas 10, itu berarti 100 push up!" Siapa sih yang membuat aturan itu?! Mataku melebar saat aku menatap orang yang memberiku perintah. Aku sudah lama tidak berolahraga. Aku tahu jika aku mencoba melakukan negosiasi dengannya maka aku akhirnya harus melakukan 300 sebagai gantinya. Tidak ada gunanya!" Om mengomel padaku tentang bagaimana aku menjadi gemuk akhir-akhir ini. Anggap saja ini sebagai cara untuk menjadi bugar.

Aku jatuh ke tanah dan mulai melakukan push up dengan patuh (Heh heh heh...) "Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh..." Aku melirik untuk melihat Masser berbicara dengan kepala sekolah petugas kebersihan bukannya memperhatikanku. Jika itu masalahnya, maka... heh heh heh.

"Sepuluh, dua puluh, tiga puluh, empat puluh..." Aku harus menipu jalan keluar dari ini! Lenganku akan patah!

"Napat! Mulai dari awal! Dan kali ini 200!" Sialan! Aku seharusnya tidak melakukan ini! Aku hampir pingsan saat mendengar kata-kata itu. Aku mencoba memberinya mata anak anjing dan memberi tahu dia bahwa aku telah belajar dari pelajaranku tetapi dia tidak peduli. Dia bahkan memelototiku juga. Aaaaah!

"Satu, dua, tiga, empat..." Aku tidak punya pilihan lain selain melakukan apa yang diperintahkan jika tidak, aku akan melakukan 500 push up. Aku mulai dari awal dengan banyak kesulitan karena fakta bahwa aku tidak pernah berolahraga selamanya. Tubuhku tidak siap untuk latihan ekstrim.

"Lima puluh lima, lima puluh enam, lima puluh tujuh..." Apakah aku akan mati di sini? Seharusnya aku diet. Ini mulai membuatku kesal karena aku sangat berat. Butuh begitu banyak usaha hanya untuk mengangkat diriku setiap saat. Lenganku sangat sakit.

"Masser? Maukah Anda menandatangani surat-surat ini untukku?" Eh? Suara itu terdengar akrab. Aku melirik untuk melihat sumbernya. Orang yang membuatku tidak bisa tidur, orang yang membuatku begadang semalaman berharap untuk menangkapnya secara online. Sungguh waktu yang sempurna. Aku melihat Phun, yang membawa sepasang penutup mata besar, memaksa Masser Fiem untuk menandatangani dokumen untuknya.

Karena perhatiannya dibutuhkan, dia berbalik dan dia bisa menandatangani surat-surat di tangan Phun. Dia meninggalkanku, pria yang naik ke nomor 60 untuk push upnya, sendirian.