Dimandikan, disolatkan, di adzani kemudian dikuburkan. Itu adalah proses pemakaman bagi orang yang memeluk agama muslim. Dan Revano, telah tiba ditempat peristirahatan terakhirnya yaitu---liang lahat.
Angga yang ikut dalam proses penguburan jenazah bisa menyaksikan dan merasakannya sendiri dengan nyata. Jasad Revano mengeluarkan aroma yang sangat harum. Dan tubuh lelaki itu sangat ringan begitu di angkat.
Tuhan telah menunjukan cinta-nya. Tuhan pasti ingin segera memeluk Revano dalam kebahagiaan yang tiada tara.
Tuhan telah menyiapkan sesuatu atas kesabaran Revano semasa hidupnya. Karena kebahagiaan dunia tidak ada apa-apanya dibanding dicintai sang pemilik semesta.
Tak ada yang mengerti kenapa orang baik selalu pergi lebih cepat. Tapi semuanya tahu bahwa orang baik akan pergi dengan kenangan yang baik.
Tuhan lebih tahu dan karena Tuhan lah kita bisa hidup sampai saat ini.
Jika ada yang lebih indah dari corak sayap kupu-kupu, mungkin itu adalah karangan bunga yang memenuhi makam Revano hari ini.
Seluruh tanahnya, sangat penuh dihiasi berbagai macam bunga.
Tapi ini bukan mengenai bunganya. Ini mengenai hati si pemilik hari duka.
Apa kamu tahu? Bagian paling menyakitkan dalam pertemanan adalah perpisahan yang kekal. Jika kamu pernah merasakan itu, maka kamu akan mengerti.
Naufal tak hentinya mengeluarkan air mata. Hatinya teramat sesak hingga ia sempat jatuh pingsan saat melihat jenazah temannya sudah ditutup dengan tanah.
Naufal terus meracau dan menjerit. Ia teringat kebaikan Revano selama hidup. Ia belum sempat membalas budi pada cowok itu. Ia belum sempat berterimakasih dengan layak.
Bahkan ibu Naufal pun tak kuasa menahan isak tangisnya. Dia adalah orang yang menerima amal baik Revan tanpa pamrih.
Revan tidak sendiri. Banyak yang menyayanginya. Banyak air mata yang mengiringi kepergiannya. Entah itu dari seolah pemulung, pedagang bahkan anak-anak jalanan.
Revan adalah penebar kebaikan.
Dia tidak selalu tersenyum tapi selalu mengelurkan tangannya pada siapapun. Dia tidak takut kehilangan banyak uang tapi ia hanya takut mati tidak membawa apa-apa.
Maka Tuhan membelasnya dengan cepat. Orang-orang yang pernah ia tolong datang kepemakamannya. Mengirimkan banyak doa yang tulus dari hati.
Mencintai sesama manusia artinya kamu mencintai Tuhan.
Sita berdiri dengan tangan yang gemetar. Tidak kuasa lagi melihat keadaan Angga yang berusaha tetap kuat disaat Naufal tak mampu berdiri kokoh lagi.
Angga tak lagi menitikan air mata setelah pulang dari rumah sakit. Angga malah tersenyum begitu proses penguburan selesai. Dan kini semua orang sudah pergi dari area pemakaman. Termasuk ibunya Naufal.
"Angga," panggil Sita pelan. Ia menepuk-nepuk pundak lelaki yang sedang mengusap nisan sahabatnya itu. "Nangis aja. Gak usah kayak gini. Aku gak mau liat kamu tersenyum disaat kayak gini."
Angga menoleh pada Sita. "Kamu tau Sit. Kenapa aku senyum saat masuk liang lahat?"
"Kenapa?"
"Revan wangi, Sita. Wangi banget. Aku yakin dia udah bahagia disana. Aku yakin Allah udah siapin surga terbaik untuk dia."
Mendenga hal itu, Sita tak mampu lagi berkata-kata.
"Fal...." Angga menatap Naufal yang masih terisak dihadapannya. "Jangan bikin Revan berat. Ikhlasin, Fal."