Nakula menghidupkan mobil miliknya, sebuah sedan Jepang sederhana sebagai hadiah ulang tahun yang ketujuh belas. Rama awalnya memilihkan mobil Ford tahun 60'an, yang digunakan kakeknya saat menjabat sebagai Menteri Eokuin pada masanya. Namun, alih-alih menerima mobil itu, ia justru memilih mobil keluaran tahun 90-an satu ini. Tak begitu mencolok, hanya sedan biasa. Tidak sebesar Cadillac Fleetwood 75 yang dibangga-banggakan kakeknya, atau Land Rover series pertama. Honda Accord Cielo berwarna putih tulang ini sudah akrab keluar masuk kompleks keraton.
Sederhana dan bersahaja, begitu kata Nakula setiap orang-orang bertanya kepadanya.
Namun, ada satu kejadian lucu tentang Nakula dengan mobilnya. Hari itu, hari pertunangannya, kali pertama dirinya merasa sangsi. Dibandingkan dengan jejeran Alphard Keluarga Suryodiputran, keluarga Bathara, yang masuk plataran istana waktu itu, mobil miliknya tak ada apa-apanya.
Suryodiputran, Kakek Bathara, merupakan tuan tanah ketika masa pemerintahan Daendels. Sebagai satu-satunya warga pribumi asli yang memiliki kemampuan untuk membeli lahan-lahan di kaki Gunung Sumbing dan Sindoro, Suryodiputran dicintai oleh masyarakat sekitar. Lahan-lahan itu berubah menjadi perkebunan tembakau, lalu dirintis menjadi usaha rokok. Rokok yang awalnya merupakan kebutuhan lokal lambat laun menjadi kebutuhan industri. Berawal dari rokok yang dilinting dengan kulit jagung, hingga kini Rokok Surya memiliki beragam jenis rokok, mulai dari sigaret filter dan kretek, juga dengan cerutu yang diekspor hingga Singapura. Bisnis itu kemudian merambah pada produksi tekstil, jamu, bisnis elektronik, dan juga pusat-pusat perbelanjaan.
Keluarga Suryodiputran bahkan bertahan atas terjangan inflasi dan krisis moneter 1998. Pertumbuhan ekonomi minus tiga belas persen, hingga depresiasi rupiah. Dan masa kini, Keluarga Suryodiputran masih dihitung keberadaanya sebagai salah satu keluarga yang paling berpengaruh, meski lebih sering luput dari sorot media.
Tentunya, semua orang sudah menyangka. Bahwa Nakula dijodohkan dengan Bathara karena mereka sama-sama dari kalangan atas. Memperkaya lingkaran mereka sendiri. Orang kaya dengan orang kaya lainnya.
Awalnya Nakula pun membayangkan bahwa Bathara adalah sosok yang manja, selalu hidup dalam gemilang harta, dan seperti borjuis yang sering ia temui, mereka berlomba di dunia maya dan nyata. Menampilkan siapa yang paling bergengsi. Ia membayangkan Bathara sebagai sosok yang selalu dipenuhi apa keinginanya, tanpa harus berusaha, tanpa harus meminta.
Mereka semua salah.
Nakula pun juga sempat salah presepsi.
Bathara, bukan tentang uang yang tak habis di keluarga Suryodiputran. Bathara lebih dari nominal yang tercetak di surat wasiat milik kakeknya.
Nakula justru merasa sangsi ketika Bathara dengan senang hati duduk di sisinya. AC-nya yang tak lagi terlalu dingin, jok kulit yang meskipun sudah diganti, tetap saja tidak nyaman karena terlalu rendah, ataupun mobil ini hanya mampu melaju pada kecepatan maksimal enam puluh, tidak lebih. Namun, justru tiap kali menaiki mobil ini, Bathara berekspresi sebaliknya. Ia akan merentangkan tangannya sedikit melewati jendela dan merasakan angin melewati jari-jarinya. Senyum selalu tersunging tipis dari wajahnya. Bathara yang makan nasi kucing di salah satu angkringan bersamanya. Bathara yang sempat pula berjualan batik di Pasar Bringharjo. Dan Bathara yang sempat jadi relawan perpustakaan provinsi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gotta Be You - Jaemren
RomanceSurat-surat tak pernah diterima, jarak yang membentang, dan seberkas cahaya senja yang rebah di cakrawala. Bagi Bathara, hidup harus berjalan sebagaimana mestinya: meskipun kehilangan orang yang paling dicintai memang tak memiliki penawar. Ia menge...