Nakula, dan Cerita Dari Sisi Dunia yang Lain

646 119 73
                                    




Di roda kendaraan yang tenang melaju, sisa-sisa obat menyengat masih membayang, dan kedua bola mata gelap tertutup dengan kain. Mulutnya kaku, ada segumpal kain yang dipaksakan untuk masuk. Nakula masih bisa mendengar semuanya dengan jelas meskipun beberapa hari sudah berselang, rintihan suara orang-orang, beberapa langkah kaki yang tunggang langgang, suara letupan gas air mata, dan sirine yang berkobar dari berbagai penjuru kota.

Paru-parunya terasa penuh, seolah kapan saja bisa robek. Ia ingat dari kali terakhir menutup mata, seseorang yang menyeret hingga ia rasakan perih di sekujur tubuhnya. Beberapa luka yang mulai mengering juga ia rasakan. Selama hari-hari itu, mayoritas kesadarannya hilang. Ketika ia mulai memberontak dan berteriak, yang dilakukan seseorang yang selalu disebelahnya adalah menyemprotkan cairan menyengat dan membekapnya. Hingga pada akhirnya ia merasakan bahwa ia terbangun di sebuah ranjang.

Ada tiga orang yang secara bergiliran berganti merawatnya. Dua orang perempuan, dan satu orang laki-laki. Mereka berbicara dengan bahasa yang bahkan tak ia mengerti.

"De persoon wordt wakker," seorang wanita yang mengarahkan senter kecil ke kedua mata Nakula secara bergantian. Ia kemudian memeriksa tingkat kesadaran Nakula, mengajaknya berbicara dengan bahasa isyarat yang hanya Nakula bisa balas dengan anggukan maupun gelengan.

"Syukurlah, orang-orang itu terlalu banyak menggunakan chloroform untuk membius mu kemarin. Bukan karena luka,  kau bisa saja mati karena obat bius hewan yang berlebihan, Raden Nakula." Napas Nakula sedikit tertahan, fakta bahwa ia berada di tempat asing tak semengejutkan ketika orang ini tahu bahwa dia adalah seorang pangeran.

Ia terbujur kaku di ranjang ini. Sudah berapa lama? Seminggu? Dua minggu? Ia kehilangan orientasi atas waktu dan ruang, bahkan untuk sekadar untuk menggerakkan kedua tangannya ia tak mampu. Kerongkongannya kering, seolah sudah berhari-hari tak dibilas air. Ketika hendak bangun, kepalanya pusing bukan main. Seperti ada ratusan, bahkan ribuan jarum yang merajamnya. Satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah menuntut penjelasan melalui kedua matanya.

"Tenang... kondisimu akan membaik dalam beberapa hari lagi. Masalah overdosis chloroform itu sudah kami tangani dengan baik. Tapi, untuk tulang humerus-mu yang patah, mungkin akan membutuhkan dua hingga tiga bulan lagi. Operasi pemasangan pennya akan berlangsung setelah kondisimu membaik. Mungkin akan kita jadwalkan tiga hingga empat hari kedepan. Mungkin sebelum itu seseorang hendak bertemu denganmu."

Nakula memalingkan kepalanya. Pandangannya kemudian seperti ditutupi oleh selaput tipis, membayang, hingga satu-satunya yang dapat dirinya padangi hanyalah guratan khawatir dari orang di depannya.

"Raden Nakula."

Suara itu diucapkan tegas, tetapi ia ingat namanya yang diucap yang sedikit dibelokkan, berbeda dengan orang-orang biasa memanggilnya. Dan satu-satunya orang yang memanggilnya seperti itu adalah Eyang.

"Eyang?"

"Raden sudah bangun." Nakula tidak tahu yang satu itu adalah pertanyaan ataupun pernyataan. Yang ia tahu, sesaat setelah ia memanggil wanita dengan medical gown di tubuhnya barusan, kepalanya pening bukan main. Seolah ada tembaga yang dipaksa masuk dengan martil yang dipukul bertalu-talu.

Dokter itu maju perlahan, melepaskan perban yang membungkus kepalanya. Nakula menatap bayangan dirinya di jendela tepat di belakang Eyang. Alih-alih terkejut dengan rambutnya yang kini telah dipangkas habis. Segaris jahitan memanjang tepat di atas pelipisnya yang membuat matanya membelalak. Sepuluh, bukan, duabelas, ada dua belas jahitan yang melintang di bagian frontal kepala. Selang yang ada di ujung bagian dari jahitan ditarik keluar.

"Raden harus masih beristirahat, kita lanjutkan pemantauannya di ruang rawat inap." Dokter itu kemudian memberikan instruksi kepada dua orang lainnya untuk menutup jahitan Nakula dengan dressing, dan membawanya di lantai dua.

Gotta Be You - JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang