Vanessa POV
PROFESOR DUMBLEDORE menyuruh semua anak Gryffindor kembali ke Aula Besar. Sepuluh menit kemudian mereka disusul anak-anak Hufflepuff, Ravenclaw, dan Slytherin, yang semuanya tampak amat kebingungan.
"Para guru dan aku perlu mengadakan pemeriksaan menyeluruh di kastil," Profesor Dumbledore menjelas-kan kepada mereka sementara Profesor McGonagall dan Flitwick menutup semua pintu masuk ke Aula Besar.
"Demi keselamatan kalian sendiri, kalian ter- paksa harus menginap di sini. Aku ingin para Prefek menjaga semua pintu masuk ke aula ini dan aku menunjuk Ketua Murid Laki-laki dan Perempuan un-tuk menjadi penanggung jawab. Gangguan dalam bentuk apa pun harus segera dilaporkan kepadaku,"
dia menambahkan kepada Percy yang kelihatan amat bangga dan berlagak penting. "Kirim kabar lewat salah satu hantu." Saat akan meninggalkan aula, Profesor Dumbledore berhenti sejenak, dan berkata,
"Oh, ya, kalian akan memerlukan..."
Satu lambaian santai tangannya membuat meja-meja panjang beterbangan merapat ke dinding. Satu lambaian lagi dan di lantai langsung bertebaran ratusan kantong tidur ungu yang empuk.
"Selamat tidur," kata Profesor Dumbledore, lalu menutup pintu di belakangnya.
Aula Besar langsung berdengung ramai. Anak-anak Gryffindor menceritakan kepada teman-teman dari asrama lainnya apa yang terjadi.
"Vanessa!" Panggil seseorang, yaitu Cedric.
Aku menoleh ke arah Cedric, "Cedric?"
"Apa yang terjadi? Kudengar asrama Gryffindor diserang? Kau tak apa?" Tanya Cedric dengan raut wajah Khawatir.
"Aku tak apa, tapi... Lukisan nyonya gemuk robek dicakar oleh Sirius black." Ujarku sambil menahan senyum bahagia.
Cedric menghela nafas lega, "Baguslah kalau begitu, akhir-akhir ini Hogwarts sedang tidak aman. Aku ingin kamu berhati-hati Vanessa."
Melihat raut wajah Cedric yang berusaha memberikan semangat, aku tentu saja merasa luluh akan perhatian nya.
"Tentu, terimakasih Cedric."
"Semua masuk kantong tidur!" teriak Percy. "Ayo, ayo, jangan bicara terus! Lampu padam sepuluh menit lagi!" Ujarnya kepada anak-anak yang masih mengobrol.
Angelina menghampiri ku, lalu menarik tanganku menjauh dari Cedric.
"Ayo kita tidur, Vanessa. Kau tak ingin bangun telat nantikan"Aku sempat menoleh ke arah Cedric, kulihat dia melambaikan tangannya sambil tersenyum manis.
Angelina menarik ku ke arah kantong tidur yang sudah disiapkan oleh Alicia dan Patricia.
"Huft, dari mana saja kalian?" Tanya Patricia ke arah ku dan Angelina.
"Aku tadi mencari-cari nya, dan ternyata dia sedang mengobrol dengan Diggory. Dan sepertinya Diggory mengkhawatir kan nya." Goda Angelina sambil menyikut ku.
"Aww, aku tahu kalian saling menyukai. Tapi ini saat nya kita tidur." Ejek Alicia yang membuat Angelina dan Patricia terkekeh geli.
"Oh astaga diamlah." Ucapku lalu berbaring dikantong tidurku, diikuti dengan yang lainnya.
Lilin-lilin serentak padam. Satu-satunya penerangan sekarang berasal dari hantu- hantu keperakan yang beterbangan sambil bicara serius dengan para Prefek dan dari langit-langit sihiran yang, seperti halnya langit di luar, bertabur bintang.
Semua itu, ditambah bisik-bisik yang masih memenuhi Aula, membuat ku merasa seakan tidur di luar. dengan hembusan angin sepoi.
Satu jam sekali, seorang guru akan muncul di Aula untuk mengecek apakah semuanya baik-baik saja. Kira-kira pukul tiga pagi, ketika banyak anak akhirnya sudah tertidur, Profesor Dumbledore masuk. Aku melihatnya memandang berkeliling mencari Percy, yang berpatroli di antara kantong-kantong tidur, menegur anak yang masih mengobrol.
"Ada tanda-tanda tentang dia, Profesor?" tanya Percy dalam bisikan.
"Tidak. Semua oke di sini?" Tanya Dumbledore balik
"Semua terkendali, Sir."
"Bagus. Tak perlu memindahkan mereka sekarang. Aku sudah mendapatkan penjaga sementara untuk lubang lukisan Gryffindor. Kalian sudah bisa pindah lagi ke sana besok."
"Dan si Nyonya Gemuk, Sir?"
"Bersembunyi di peta Argyllshire di lantai dua. Rupanya dia menolak mengizinkan Black masuk tanpa kata kunci, maka Black menyerangnya. Si Nyonya Gemuk masih sangat terpukul, tetapi begitu dia sudah tenang, aku akan meminta Mr Filch memperbaikinya."
Aku mendengar suara pintu berderit terbuka lagi, lalu langkah-langkah kaki.
"Kepala Sekolah?" Ternyata Snape yang datang.
Dengan memasang telinga tajam-tajam, aku mendengarkan pembicaraan mereka.
"Seluruh lantai tiga sudah diperiksa. Dia tidak ada di sana. Dan Filch sudah memeriksa ruang bawah tanah, di sana
juga tak ada." "Bagaimana dengan Menara Astronomi? Ruang Profesor Trelawney? Kandang burung hantu?"
"Semua sudah diperiksa..."
"Baiklah. Severus. Aku sudah memperkirakan Black tidak berlama-lama di sini."
"Apakah Anda punya teori bagaimana caranya dia masuk, Profesor?" tanya Snape.
"Banyak, Severus, semuanya sama tak mungkin-nya."
"Anda ingat pembicaraan kita, Kepala Sekolah, se-belum-ah-awal tahun ajaran baru?" kata Snape, yang nyaris tak menggerakkan bibirnya, seakan tak mau mengikutkan Percy dalarn percakapan ini.
"Ingat, Severus," kata Dumbledore, dan ada nada memperingatkan dalam suaranya.
"Rasanya nyaris tak mungkin-kalau Black berhasil memasuki sekolah ini tanpa bantuan orang dalam. Aku mengemukakan kecemasanku ketika Anda mem-pekerjakan..."
"Aku tak percaya ada orang di dalam kastil ini yang membantu Black masuk," kata Dumbledore
dan nadanya jelas menyatakan bahwa topik ini ditutup, sehingga Snape tidak bicara lagi. "Aku harus menemui para Dementor," kata Dumbledore. "Aku sudah berjanji akan memberitahu mereka jika pemeriksaan kita sudah selesai."
"Apakah mereka tidak mau membantu, Sir?" tanya Percy.
"Oh, mereka mau," kata Dumbledore dingin. "Tetapi tak ada Dementor yang akan melangkahi ambang pintu kastil ini selama aku masih kepala sekolah."
Percy tampak agak malu. Dumbledore meninggal kan Aula, berjalan cepat tanpa suara. Snape masih berdiri sejenak, memandang si kepala sekolah dengan kesal, kemudian dia juga pergi.
Kurasa perdebatan mereka telah selesai, dan ditambah aku yang mulai mengantuk. Aku pun mulai terlelap tidur.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐀𝐍𝐀𝐓𝐈𝐊 // 𝐂.𝐃
Fanfiction"Kenapa harus Cedric Diggory sih yang harus dibunuh?" kesal Vanessa terhadap buku yang dia baca. walaupun dia sudah beberapa kali menamatkan ketujuh buku Harry Potter berkali-kali, dia masih tidak puas dengan ending dimana Cedric diggory harus dibun...