Menurut madam Pomfrey seharusnya hari ini Vanessa sudah bisa kembali, namun saat Madam Pomfrey melakukan cek suhu tubuh Vanessa malahan tubuh Vanessa nambah panas.
"Astaga, racun apa yang telah diberikan padamu sehingga membuat mu terus sakit seperti ini dear..." Ujar Madam Pomfrey seraya mengelus pipi Vanessa.
Sedangkan Vanessa hanya bisa tiduran dengan tubuh yang terasa menggigil, bahkan Vanessa sudah melapisi selimut nya menjadi dua lapis.
"Sepertinya kau harus meminum obat nya secara langsung biar lebih cepat bekerja nya, jika dicampur dengan makanan kurasa obatnya tidak akan bekerja dengan efisien." Madam Pomfrey memberikan segelas obat yang sudah diketahui betapa bau dan tidak enaknya obat tersebut.
Karena Vanessa ingin cepat sembuh untuk mempersiapkan diri untuk tugas kedua, karena dia tahu dia tidak bisa berenang jadi dia harus mencari cara untuk menyelamatkan harta berharga bagi nya.
"Ugh" Vanessa meminum obat tersebut dengan cepat, lalu mencari makanan manis untuk menghilangkan rasa aneh dimulutnya.
"Jika kau terus menerus sakit seperti ini, mungkin kau akan terbiasa dengan rasa obat itu. Jadi segeralah kau buang semua cokelat-cokelat itu." Ujar Madam Pomfrey seraya mengambil cangkir dari tangan Vanessa.
"Jeezz, aku sudah meminta teman-temanku untuk membuangnya." Jawab Vanessa lalu kembali berbaring lagi.
.
Sudah 3 hari Vanessa harus beristirahat di Hospital wings, dan selama 3 hari itulah juga Cedric terus menemani setiap waktu luangnya.
"Apa kau yakin kau sudah baikkan Nessa? Jika ada yang membuat mu tidak nyaman, kau bisa mengatakan nya sekarang." Ujar Cedric dengan perhatian.
Dengan lembut Vanessa memegang tangan Cedric, lalu menggelengkan kepalanya. "Tidak... Aku sudah sangat-sangat baik sekarang. Bahkan aku bisa melompat kesana kemari, bahkan lari sampai 2 kilometer tanpa henti." Jawab Vanessa sangat lebay.
Cedric menggandeng tangan Vanessa, untuk mengantarkan Vanessa menuju ke arah asramanya.
"Jadi... Apakah kau sudah mempersiapkan diri untuk tugas kedua?" Tanya Cedric.
Vanessa menoleh ke arah Cedric, sedikit memperhatikan ekspresi pria tersebut, "Well, aku sudah memecahkan teka-teki telur tersebut, dimana hal yang sangat berharga bagiku berada di danau. Masalahnya adalah... Aku tidak tahu caranya berenang." Jelas Vanessa.
"Nes, apa kau pernah belajar berenang sebelumnya?" Tanya Cedric pelan mencoba tidak menyinggung Vanessa.
Vanessa menggelengkan kepalanya, "Tidak, karena udara yang dingin jadi aku tidak suka berenang selain di bak air panas." Jawab Vanessa.
"Berarti tantangan ini akan sangat sulit sekali untuk mu, apakah kau bisa langsung berteleport ke dalam air?" Tanya Cedric memastikan.
"Entah, aku tidak pernah mencoba, tapi kurasa bisa. Sebab aku pernah mencoba berteleport di udara saat aku terjatuh dari sapu dengan ketinggian yang sangat tinggi." Ucap Vanessa sambil mengingat-ingat kapan saja dia menggenggam kekuatan nya.
"Tapi kau harus tau letak hartamu terlebih dahulu agar bisa langsung berteleport ke dalam danau." Timpal Cedric yang mulai ikut berfikir bagaimana caranya Vanessa agar bisa melewati tantangan dengan cepat dan aman.
Vanessa sempat berfikir sebentar, ahh dia ingat dia bisa saja menggunakan kekuatannya untuk melihat hartanya nanti. Dengan begitu dia harus memperhatikan danau dengan baik-baik.
"Kurasa aku bisa melakukannya, aku bisa menggunakan kekuatan mataku untuk melihat sesuatu dari kedalaman. Dengan begitu aku akan mengetahui letak keberadaan hartaku." Ucap Vanessa dengan penuh percaya diri sekali.
Sedangkan Cedric menatap gadis tersebut dengan senyuman kecil, bagaimana bisa Vanessa berfikiran sesederhana itu... Ujian kali ini benar-benar sungguh sulit ditambah Vanessa yang tidak bisa berenang.
"Sebenarnya aku sedikit penasaran dengan harta yang paling berharga yang dimiliki sang juara, aku penasaran harta apa yang sangat berharga bagimu?" Tanya Cedric mencoba mengenyahkan kekhawatiran nya yang menurut nya terlalu berlebihan.
Seketika Vanessa teringat, kalau harta yang sangat berharga itu adalah seseorang. Dan Vanessa yakin kalau harta berharga bagi nya yaitu Cedric, tidak akan bisa dia bayangkan kalau kekasihnya Cedric harus bertahan di dalam danau yang dingin itu sampai dia menyelamatkan nya.
Banyak pertanyaan yang muncul dikepala Vanessa seperti, apakah Cedric akan kedinginan?, Apakah itu akan aman untuk Cedric?, Bisakah dia berhasil menyelamatkan Cedric?.
"Nessa? Kau bengong lagi ya..." Panggil Cedric sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Vanessa.
Melihat ada telapak tangan Cedric dihadapan nya, dia menoleh ke arah Cedric yang masih menunjukkan senyuman manisnya. "Astaga, bagaimana bisa kekasih ku sungguh sangat tampan sekali." Ujar Vanessa tanpa sadar.
Mendengar pernyataan barusan dari Vanessa, membuat Cedric tertawa lucu. "Astaga Nessa, kau sungguh sangat lucu sekali... Aku lah yang sangat beruntung mendapatkan mu, My Love."
Wajah Vanessa seketika langsung memerah padam, bahkan rasanya sekarang Vanessa ingin sekali berteriak mengatakan kalau 'AKU LEBIH MENCINTAIMU CEDRIC, KAU TIDAK ADA TANDINGANNYA, KARENA KAU ADALAH PRIA TERBAIK, TAMPAN, DAN SANGAT-SANGAT BAIK. AKU LAH YANG BERUNTUNG MENDAPATKAN MU!!!'
"Tentunya aku yang sangat mencintaimu, Ced..." Balas Vanessa sambil mengeratkan pegangan tangannya dengan Cedric.
Cedric menunjukkan wajah yang terlihat berfikir, bahkan bibirnya sedikit mengerucut lucu. "Kurasa kau salah di bagian itu, tentunya aku lah yang sangat mencintaimu. Bahkan melebihi apapun." Balas Cedric menunjukkan wajah jahilnya.
"Nope, aku lebih melebihi apapun dari apapun mu itu... Bahkan aku duluan yang menyukai mu sebelum kau menyukai ku." Balas Vanessa tidak mau kalah.
"Aku, yang lebih mencintaimu."
"Tidak, aku."
Vanessa dan Cedric tidak tahu saja kalau dibelakang mereka ada dia orang yang sangat jengah mendengar nya,
"Apakah mereka tidak sadar kalau ada kita dibelakang mereka?" Tanya Ron sedikit kesal dengan kedekatan Vanessa dengan anak Hufflepuf yang pernah mengalahkan Gryffindor di Quidditch.
Sedangkan Harry merasa senang dengan kedekatan Cedric dan Vanessa, berarti dia punya kesempatan untuk mendekati Cho Chang.
"Selama Vanessa senang, aku juga merasa senang... Lagipula Diggory memperlakukan Vanessa dengan sangat baik, jadi apa salahnya." Balas Harry sambil tersenyum senang.
Ron menatap horor ke arah Cedric yang baru saja memberikan kecupan manis di pipi Vanessa, lalu di balas Vanessa juga mengecup di pipi.
"Kita benar-benar tidak terlihat lagi, bahkan tanpa harus memakai jubah ghaib mu Harry. Dan apa tadi, mereka ciuman di depan kita? Apa mereka lupa kita bisa melihat?" Kesal Ron, lebih tepatnya kepada Cedric.
Sedangkan Harry hanya mengedihkan bahunya tidak terlalu peduli, "Sudahlah Ron, lebih baik kau menemaniku ke perpustakaan untuk bertemu dengan Hermione. Ada yang ingin ku bicarakan kepada kalian berdua, biarkan Vanessa bersama Diggory."
"Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Ron merasa tertarik.
"Ini tentang tugas kedua" jawab Harry sekenanya saja.
"Bukankah lebih baik kau membicarakan ini bersama Vanessa, kan dia juga akan melaksanakan tugas kedua juga?" Tanya Ron mencoba memanggil Vanessa namun ditahan oleh Harry.
"Kemarin aku sudah mengajaknya, tapi dia bilang dia bisa mengurus nya sendiri." Jawab Harry.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐀𝐍𝐀𝐓𝐈𝐊 // 𝐂.𝐃
Fanfiction"Kenapa harus Cedric Diggory sih yang harus dibunuh?" kesal Vanessa terhadap buku yang dia baca. walaupun dia sudah beberapa kali menamatkan ketujuh buku Harry Potter berkali-kali, dia masih tidak puas dengan ending dimana Cedric diggory harus dibun...