"Ayah perkenalkan ini Vanessa Lloyd dia kekasih ku, dan Vanessa ini ayahku Amos Diggory." Cedric mengenal kan Vanessa kepada ayahnya.
Vanessa memberikan senyuman terbaiknya kepada Amos Diggory ayah Cedric, "Halo, paman saya Vanessa. Saya sudah mendengar banyak cerita tentang anda dari Cedric, dan sekarang saya tau darimana ketampanan Cedric berasal." Ucap Vanessa.
Mendengar penuturan Vanessa, Amos tersenyum lebar. "Ah, terimakasih atas pujiannya nak. Dan aku juga mendengar banyak tentang mu dari anak ini, karena selama di rumah dia tidak berhenti nya membicarakan tentang kekasih nya yang sangat cantik." Jelas Amos sedikit menepuk pundak anaknya Cedric.
Sedangkan Cedric tersenyum, sambil menatap Vanessa lekat. "Ya ya ya, berhenti lah menggoda anak mu yah." Ujar Cedric yang langsung merangkul pundak Vanessa
Sedangkan Amos hanya bisa menggelengkan kepala dengan ulah anak tunggal nya tersebut
Amos, Cedric, dan Vanessa sedang berdiri di atas Bukit tinggi sedang menunggu seseorang datang. Walaupun sebenarnya Vanessa tau siapa yang sedang ditunggu mereka.
"Apa kau tidak kedinginan Nessa?" Tanya Cedric memperhatikan pakaian tanpa lengan Vanessa, namun pakaian tersebut cukup menutupi lehernya.
Vanessa menggelengkan kepalanya, "tidak, aku ingin membiasakan diri dengan udara dingin." Jawab Vanessa memberikan senyuman nya kepada Cedric.
Tak lama kemudian muncul rombongan keluarga Weasley mendekat.
"Di sini, Arthur! Di sini, Nak, sudah ketemu!"
Vanessa dan Cedric berdiri di samping Amos Diggory."Amos!" Kata Arthur Weasley, dia tersenyum seraya melangkah mendekati laki-laki yang tadi berteriak. Sedangkan anak-anak nya, Harry dan Hermione mengikuti.
Arthur dan Amos berjabat tangan sambil melemparkan senyuman lebarnya.
"Ini Amos Diggory, anak-anak" kata Arthur, "Dia bekerja di departemen pengaturan dan pengawasan makhluk Gaib. Dan kurasa kalian kenal anaknya, Cedric?"
"Oh, Arthur. Perkenalkan ini kekasih anakku namanya Vanessa Lloyd, kau pasti ingat kan Andrew Lloyd?" Ujar Amos memperkenalkan Vanessa.
"Halo, Mr Weasley." Sapa Vanessa dengan sopan.
"Astaga! Kau anaknya Lloyd, kau benar-benar menduplikat kecantikan ibumu. Sungguh beruntung sekali si Andrew itu memiliki istri dan anak perempuan yang sangat cantik." Puji Arthur kepada Vanessa
Vanessa tersenyum malu karena mendapatkan pujian dari orang yang baru dia kenal, "Terimakasih Mr Weasley, senang bertemu denganmu juga."
Cedric mendekat ke arah Vanessa, lalu dia menoleh ke arah Harry, Hermione, Ron, Ginny, Fred, dan George.
"Hai" sapa nya menunjukkan senyuman ramahnya.
Semua membalas ber-hal, kecuali Fred dan George, yang hanya mengangguk. Mereka tak pernah sepenuhnya memaafkan Cedric karena mengalahkan tim mereka, Gryffindor, dalam pertandingan pertama tahun ajaran lalu.
"Perjalanan jauh, Arthur?" tanya ayah Cedric. "Tidak juga," kata Mr Weasley. "Kami
tinggal di balik desa. Kau?"
"Harus bangun pukul dua, ya, Ced? Aku akan senang kalau dia sudah lulus ujian ber- Apparate. Tapi... aku tidak mengeluh... Piala Dunia Quidditch, tak akan mau ketinggalan walaupun dibayar sekantong emas-dan harga tiketnya kira-kira memang segitu. Padahal kelihatannya aku dapat dengan mudah, ya... Amos Diggory dengan ramah memandang ke ketiga anak laki-laki Weasley, Harry, Hermione, dan Ginny.
"Semua anakmu, Arthur?" Tanya Mr Diggory.
"Oh, bukan, cuma yang rambutnya merah," kata Mr Weasley, seraya menunjuk anak- anaknya. "Ini Hermione, teman Ron-dan Harry, temannya yang lain..."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐀𝐍𝐀𝐓𝐈𝐊 // 𝐂.𝐃
Fanfiction"Kenapa harus Cedric Diggory sih yang harus dibunuh?" kesal Vanessa terhadap buku yang dia baca. walaupun dia sudah beberapa kali menamatkan ketujuh buku Harry Potter berkali-kali, dia masih tidak puas dengan ending dimana Cedric diggory harus dibun...