BYE BYE

1.1K 130 0
                                    

Vanessa berdiri di depan pintu ruangan Remus Lupin, dia baru saja mendapatkan kabar kalau guru pertahanan ilmu hitam walinya diberhentikan karena Remus Lupin seorang manusia serigala.

Sempat meragu, akhirnya Vanessa membuka pintu tersebut perlahan. Dan di ruangan tersebut terdapat Remus yang sedang merapikan barang-barang nya dan ada Harry Potter.

"Vanessa? Ada apa yang membuat mu kemari?" Tanya Remus lembut terhadap anak baptis nya tersebut.

Vanessa masuk dengan sedikit menunduk, "kudengar profesor diberhentikan." Ujar Vanessa terlihat sedih.

Remus tersenyum lembut, "Harry, aku ingin memperkenalkan mu kepada putri baptis ku. Vanessa Lloyd, dia kakak kelas mu." Ujar Remus kepada Harry.

"Sungguh? Itu luar biasa!" Harry menoleh ke arah Vanessa dengan senyuman lebarnya.

Yang dibalas senyuman kecil oleh Vanessa, tak lama kemudian Dumbledore datang "Kereta mu sudah menunggu di gerbang, Remus." Katanya.

Sebelum berpisah Vanessa memeluk Remus erat, begitu juga dengan Remus.

"Jadilah gadis baik, dan dengarkan kata gurumu." Saran Lupin kepada putri baptis nya itu.

Vanessa mengangguk.

Lalu Remus menoleh ke arah Dumbledore, "terima kasih, kepala sekolah."

"Nah... Selamat tinggal Harry, kuharap kita bisa bertemu lagi." Remus mengangkat koper tuanya dan tangki kosong Grindylow.

"Selamat jalan kalau begitu Lupin." Ujar Dumbledore.

Vanessa berjalan mengantarkan Remus hanya sampai pintu keluar, lalu dia kembali menuju ke arah Aula dan duduk bersama anak-anak Gryffindor lainnya.

Hasil ujian diumumkan pada hari terakhir semester, Vanessa dan ketiga temannya berhasil mendapatkan nilai bagus di OWL nya apalagi Vanessa yang wajahnya terlihat sangat puas.

Dan beruntung nya lagi, asramanya Gryffindor mendapatkan piala asrama untuk ketiga kalinya selama tiga tahun berturut-turut. Itu berarti pesta akhir tahun pelajaran diselenggarakan ditengah-tengah dekorasi warna merah dan emas, dan tentu nya meja Gryffindor adalah meja yang paling ramai karena semua anak yang bersuka ria merayakannya.

Hogwarts Express meninggalkan stasiun pagi berikutnya, sebelum berpisah di stasiun Cedric menawarkan sesuatu.

"Nessa, babe!" Panggil Cedric berlari menghampiri Vanessa diantara kerumunan ramai.

Mendengar namanya dipanggil, Vanessa menghampiri Cedric. "Ced?"

"Boleh aku meminta alamat rumahmu? Aku ingin menghubungi mu, dan... Jika aku merindukan mu aku harap kita bisa bertemu." Bisik Cedric, karena saat itu stasiun sangatlah ramai.

Vanessa tersenyum, "Jika kau yang mendatangi ku, itu akan memakan waktu. Biar aku saja yang mendatangi mu, saat kamu rindu saat itulah aku akan berada dihadapan mu." Balas Vanessa seraya berbisik.

Cedric tersenyum manis, "kau tahu, aku mendapatkan kabar kalau ayahku baru saja membeli fellyton yang bisa menghubungi seseorang dengan cepat tanpa harus mengirim surat."

"Apa maksud mu Telepon?" Tanya Vanessa seraya terkekeh geli.

"Ya, itu maksudnya. Jadi maukah Nessa ku yang cantik memberikan nomor telepon nya kepada kekasihnya ini?" Tanya Cedric sambil mengeluarkan pena dan kertas dari balik sakunya.

Vanessa terkekeh geli, lalu dia menuliskan alamat rumahnya dan nomor telepon nya. "Jangan lupa, telepon aku sayang." Ujar Vanessa lalu mengecup bibir Cedric singkat lalu dia langsung berteleport menuju ke rumahnya.

Seketika wajah Vanessa langsung memerah seperti tomat, dia berjalan ke arah rumah nya sambil bersenandung ringan.

Sedangkan Cedric yang ditinggal di stasiun masih terpaku ditempatnya, lalu Cedric menyentuh bibirnya pelan. "Dasar gadis itu." Gumam Cedric kecil.

•••

Beberapa bulan sudah berlalu, waktu sudah hampir memasuki musim panas.

"Kring... Kring... Kring..." Suara Telepon masuk.

"Halo? Siapa?" Tanya Vanessa mengangkat telepon nya

"Nessa, ini kekasih mu Cedric." Ujar Cedric dengan suara khasnya yang berat.

Vanessa mengulum bibirnya, "Ada apa Ced? Apa kau merindukanku? Karena aku sekarang sangat merindukan mu." Ujar Vanessa dengan suara manjanya.

Sedangkan Cedric disana terkekeh kecil, "Pas sekali, Musim panas ini akan diadakan piala dunia Quidditch. Bagaimana kalau kita menonton bersama-sama, dan ayahku mendapatkan karcis dari kantor." Tawar Cedric dengan nada yang antusias.

Mendengar tawaran Cedric seketika Vanessa terdiam, karena dia baru ingat kalau sebentar lagi dia akan masuk ke jalan cerita buku ke empat Harry Potter.

"Ya, tentu saja. Nanti aku akan datang ke rumahmu." Balas Vanessa dengan nada yang lembut.

"Ngomong-ngomong bagaimana liburan mu akhir-akhir ini, apakah menyenangkan?" Tanya Cedric yang masih ingin mengobrol dengan Vanessa.

"Um ya, cukup menyenangkan karena Alicia, Patricia, dan Angelina sering menginap ke rumahku. Jadi aku tidak terlalu bosan sendirian dirumah." Jelas Vanessa sambil tersenyum menceritakan kegiatan nya.

"Senang mendengarnya, kalau tidak salah waktu itu kamu bilang kamu ikut bela diri ala Muggle kan. Bagaimana? Apakah menyenangkan?" Tanya Cedric lagi dan lagi.

"Ya, sangat menyenangkan. Walaupun di awal-awal sangat sulit karena postur tubuh ku yang kaku, tapi lama kelamaan aku bisa melakukan lompat tendang. Bagaimana denganmu Ced? Apa saja kegiatan mu akhir-akhir ini?" Tanya Vanessa sangat penasaran karena Vanessa akhir-akhir ini sangat merindukan Cedric.

"Tidak banyak, aku hanya berlatih dengan sapu ku dan belajar ber-Apparate agar aku bisa lulus ujian ber-Apparate. Aku juga akhir-akhir ini banyak berlatih sihir pertahanan dan penyerangan, karena nanti saat tamat aku ingin menjadi Auror yang keren untuk keluarga ku dan kamu." Jelas Cedric dengan nada suara beratnya, yang sekarang menjadi favorit Vanessa.

"Ya, aku tak sabar melihat kekasih ku menjadi Auror yang hebat dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan. Dan aku harap kamu bisa mewujudkan mimpimu." Ujar Vanessa dengan nada yang sedikit getir di akhir.

Bagaimana tidak sedih, Vanessa sangat tahu apa yang terjadi kepada Cedric saat laki-laki itu di buku ke empat Harry Potter. yaitu dia akan mati.

BERSAMBUNG

𝐅𝐀𝐍𝐀𝐓𝐈𝐊 // 𝐂.𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang