KEKASIHKU

1.3K 145 0
                                    

Setelah puas berjalan-jalan di Hogsmead, Cedric mengantar Vanessa menuju asramanya.

"Huh, rasanya tidak mau berpisah." Ujar Vanessa yang masih tetap menggenggam tangan Cedric erat.

Cedric terkekeh kecil, lalu menarik tangan Vanessa untuk berpelukan. Tubuh Vanessa yang kecil membuat Cedric leluasa untuk memeluk Vanessa, bahkan perbedaan tinggi mereka lumayan lucu walaupun mereka seumuran.

"Beristirahatlah, jangan keluar malam-malam dan jangan lupa untuk memimpikan aku." Ucap Cedric sambil mengelus pelan pipi Vanessa lembut.

Vanessa mengelus tangan Cedric yang berada di pipinya, "ya, pasti. Kamu juga, jangan lupa untuk memimpikan aku."

Sebelum berpisah Vanessa mendarat kan kecupan singkat di pipi Cedric, yang membuat Cedric mengulum bibirnya gemas.

"Sampai bertemu besok" Cedric mengelus kepala Vanessa.

"Ya."

Lalu Cedric berbalik, untuk kembali ke asramanya. Beberapa kali dia menoleh ke belakang untuk melihat apakah sang kekasih sudah masuk ke dalam asramanya atau belum.

Setelah Vanessa tidak melihat tubuh Cedric lagi, ia langsung berbalik dan mendapati senyuman menggoda dari lukisan Fat lady.

"Indahnya masa remaja, yang penuh dengan gejolak asmara masa muda yang mengingatkan ku dengan saat-saat remajaku. Ho ho ho." Goda Fat lady kepada Vanessa.

Vanessa yang masih dimabuk asmara hanya mengangguk-anggukkan perkataan fat lady, dia tidak ingin merusak moodnya karena dia sedang di mabuk asmara sekarang.

"Fortuna Major." Ucap Oliver Wood yang tiba-tiba muncul di samping Vanessa, namun kehadirannya tidak dihiraukan oleh Vanessa.

Saat Oliver masuk ke dalam asrama dengan diikuti Vanessa yang masih senyum-senyum sendiri seperti orang gila.

"Bagaimana kencanmu dengan Diggory? Menyenangkan bukan?" Tanya Oliver berbasa-basi.

"Ya, sangat menyenangkan." Jawab Vanessa sambil menatap ke arah depan tanpa menoleh ke arah Oliver sedikit pun.

Saat Vanessa sudah sampai di ruang rekreasi, tubuhnya langsung ditarik oleh ketiga temannya untuk duduk di depan perapian ruang rekreasi.

"Jadi bagaimana?" Tanya Angelina yang mulai tidak kesabaran.

"Apakah kalian jadian? Apa Cedric menembak mu?" Tanya Patricia yang tak kalah heboh.

"Apa kalian berciuman?" Tanya Alicia yang membuat ketiga wanita tersebut terpekik kegirangan.

Melihat tingkah heboh ketiga temannya tersebut, membuat Vanessa terkekeh geli. "Hmm, rahasia..." Jawab Vanessa iseng.

Patricia yang sedari tadi tidak sabaran, terus menerus menggoyangkan tubuh Vanessa untuk memberikan jawaban yang dia mau.

"Baiklah-baiklah, berhenti menggoyangkan tubuhku." Ujar Vanessa sedikit kesal.

Ketiga gadis tersebut langsung duduk dibawah bersiap untuk mendengarkan cerita Vanessa, sedang kan Vanessa duduk di atas sofa.

Posisi ini seperti Vanessa yang sedang menceritakan dongeng kepada anak-anak.

Bahkan saat Vanessa menceritakan bagaimana kencannya bersama Cedric sampai Cedric mengungkapkan perasaan nya anak-anak Gryffindor lainnya juga ikut mendengarkan.

Bahkan mereka memekik kegirangan, bahkan ada Hermione, Ginny, Padma patil bersaudara dan Lavender yang ikut mendengarkan.

"Jadi kalian sekarang berpacaran?" Tanya Hermione tiba-tiba.

Sebenarnya Vanessa sadar kalau kelima gadis tersebut ikut mendengarkan cerita nya. "Ya, sekarang Diggory adalah kekasihku." Jawab Vanessa sambil menunjukkan senyuman lebarnya.

"Wajar saja, kalian terlihat sangat cocok sekali. Kalian terlihat sangat manis saat bersama." Puji Lavender antusias.

"Aw, terimakasih Brown." Ucap Vanessa ke arah Lavender.

Mereka terus berbincang-bincang.

•••

Beberapa bulan berlalu, dan tentu nya Cedric dan Vanessa semakin mesra sampai-sampai membuat murid lain iri.

"Apa kalian melihat Vanessa?" Tanya Cedric kepada Alicia di perpustakaan.

Seketika Alicia langsung tersenyum, "Astaga, apa kau sudah tidak sabar bertemu dengan kekasih mu Cedric?" Tanya Alicia.

Sedangkan Cedric menggaruk belakang lehernya merasa sedikit malu, "um, sorry. Apa kau melihat Vanessa?"

Alicia mengangguk, "ya, aku tahu dia dimana. Dia sedang berada di Hospital Wings sambil membaca buku, atau jika ada murid yang terluka mungkin dia sedang merawat murid tersebut." Jawab Alicia kepada Cedric.

Cedric tersenyum, "Baiklah, terimakasih infonya."

Sedangkan Vanessa yang sedari tadi fokus membaca buku, yang diberikan madam pomfrey untuk nya yaitu resep obat yang bisa menyembuhkan luka dalam.

Tiba-tiba pintu Hospital Wings terbuka, menunjukkan sosok yang paling dicintai Vanessa.

"Ced? Ada apa?" Vanessa langsung bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan menghampiri Cedric.

Cedric langsung memeluk tubuh Vanessa erat, "akhirnya aku bisa bertemu dengan mu."

Vanessa terkekeh geli mendengar perkataan Cedric, "Astaga Ced, kita hanya tidak bertemu 2 hari." Ujar Vanessa yang ikut memeluk Cedric dengan erat. "Aku juga merindukanmu."

Tak lama kemudian Cedric menguraikan pelukan mereka, "Apakah melelahkan menjaga Hospital Wings sendirian?, dimana Madam Pomfrey?" Tanya Cedric sambil memperhatikan sekeliling.

Vanessa menggelengkan kepalanya, "tidak, rasanya menyenangkan. Madam pomfrey dia sedang mengambil membuat ramuan obat yang persediaannya habis." Jawab Vanessa yang terus menatap Cedric lekat.

"Bagaimana kalau kekasih mu yang tampan ini menemanimu, agar kamu tidak bosan?" Bisik Cedric di telinga Vanessa, lalu di kecupnya pipi Vanessa.

Vanessa mendorong tubuh Cedric lembut, lalu wajahnya berpura-pura berpikir. "Hmm, sepertinya..."

Cedric duduk di salah satu kursi didekat meja Vanessa tadi, "mungkin sebentar saja tidak apa."

Tiba-tiba pintu Hospital Wings terbuka lebar, terdapat tiga anak Slytherin yang muncul dengan panik.

"Help, temanku terluka karena ulah jahil seseorang." Ujar salah satu anak Slytherin.

"Ced, bisa bantu aku membawa kedua anak tersebut." Pinta Vanessa kepada Cedric.

Cedric mengangguk, lalu membantu kedua anak tersebut sedangkan yang satunya mengikuti dari belakang.

Vanessa dengan cepat memanggil Madam Pomfrey, dan tak lama kemudian Madam Pomfrey datang dengan buru-buru.

Sedangkan Vanessa sigap membantu Madam Pomfrey, seperti membalut perban disekitar tangan anak tersebut.

Dan kegiatan Vanessa tersebut terus menjadi perhatian Cedric, dia terus menatap betapa seriusnya Vanessa terhadap pasiennya.

"Bukannya kalian anak tahun pertama? Bagaimana kalian bisa terluka?" Tanya Vanessa dengan lembut.

"Kami tadi ingin berjalan menuju aula, namun tiba-tiba ada sesuatu yang licin dilantai sampai membuat kami jatuh dari tangga." Ujar salah satu anak tersebut.

"Iya, untung saja hanya patah tangan." Ujar temannya yang sedang diobati oleh madam pomfrey.

"Itu bukan untung bodoh, kau itu rugi karena kau terluka." Sahut temannya yang tidak terluka sama sekali.

Vanessa hanya bisa terkekeh geli dengan perdebatan kecil anak-anak tersebut.

BERSAMBUNG

𝐅𝐀𝐍𝐀𝐓𝐈𝐊 // 𝐂.𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang