Hadiah

859 122 2
                                    

Vanessa bangun di pagi hari Minggu nya, dia berpakaian lalu menuruni tangga spiral ke ruang rekreasi yang masih sangat bahagia. Padahal semalaman mereka sudah berpesta, bahkan mereka masih heboh di pagi-pagi sekali ini.

Mereka mengerumuninya, lalu berjalan bersama-sama menuju ke arah Aula.

"Bagaimana malam mu Lloyd? Apakah kau tidur nyenyak?" Tanya Jordan.

"Sudah pasti dia tidur nyenyak bodoh, dia juara Triwizard mewakili Hogwarts. Itu sudah pasti." Sahut Fred yang saling merangkul pundak kembarannya.

"Bahkan Vanessa lebih layak, dari pada si cantik Diggory itu." Ujar Seamus dengan bangga.

"Benar, bahkan piala api saja memilihnya." Sahut George.

"Ya, tapi kenapa si Potter itu malah ikut terpilih juga. Padahal umurnya tidak cukup." Ucap salah satu anak perempuan Gryffindor yang Vanessa lupa siapa namanya.

"Yang sangat membuatku penasaran, bagaimana caranya memasukkan namanya ke dalam piala api?" Tanya Alicia penasaran juga.

"Apakah dia memasukkan nya pada malam hari, kudengar dia bisa saja memasukkan saat malam hari saat semua orang sudah tertidur." Sahut Seamus sedikit berpikir, "Bukankah itu sulit juga?"

"Bagaimana menurutmu Vanessa? saat kau tahu kalau si Potter ikut kepilih menjadi Juara Triwizard" tanya Patricia sambil memeluk tangan kiri Vanessa.

Vanessa menggelengkan kepalanya, "Aku tak masalah, malahan aku kasihan kepada Harry. Dia merasa takut cemas dan khawatir, aku harap dia baik-baik saja." Vanessa berbalik menatap ke arah semua anak-anak Gryffindor yang mengikuti nya dari tadi, "Bukankah kalian harus mendukung ku dan Harry sekarang?"

Mereka semua hanya bisa mengangguk setuju dengan perkataan Vanessa, tapi Vanessa tidak yakin kalau mereka akan dengan lapang dada menerima Harry.

Kemudian Vanessa tiba-tiba menghilang, dia masuk ke dapur Hogwarts mengambil beberapa makanan. Lalu dibawanya didepan danau, dia memakan makanan tersebut sambil menatap ke arah danau.

Vanessa duduk di pinggir danau sambil merenung, dia menatap ke arah danau lekat. Lalu mengeluarkan rajutan syalnya, dan untungnya dia sudah menyelesaikan rajutan untuk Remus.

Sekarang dia merajut dengan pemandangan sebagai tontonan nya, syal yang dia rajut berwarna kuning dan hitam.

Rambut Vanessa yang lurus, dan berponi wajahnya yang terlihat sayu dan sangat sangat fokus menatap ke arah rajutannya.

Bahkan orang yang melihatnya akan merasa kagum dengan kecantikan Vanessa, dengan kulit putih pucat dan warna mata ungu yang mulai pudar masih terlihat sangat cantik dipandang.

Tiba-tiba ada tiga anak Slytherin datang menghampirinya, namun kali ini berbeda bukan ketiga anak yang suka mengganggu nya yang datang.

Melainkan Draco, Crabe dan Goyle. Draco seperti ingin memberikan sesuatu untuk Vanessa.

"P-permisi, Lloyd ada yang ingin kami berikan padamu. Dan lencana buatan khusus dariku." Ujar Draco sambil bersemu merah.

Vanessa hanya tersenyum lembut, menerima kotak tersebut. "Terimakasih "

"Sekarang anda harus buka, kami sudah menyiapkan nya susah payah." Vanessa membuka kotak tersebut.

Di dalam kotak tersebut terdapat coklat, permen dan bermacam-macam Snack lainnya. "Astaga terimakasih banyak, kalian baik sekali." Ucap Vanessa dengan tulus.

Draco pun menunjukkan lencana yang diberikan nya kepada Vanessa, yang menunjukkan wajah Vanessa yang tersenyum manis.

Dan lencana tersebut bertulisan :

𝐅𝐀𝐍𝐀𝐓𝐈𝐊 // 𝐂.𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang