Tugas Pertama

811 119 2
                                    

Vanessa memasuki tenda para juara sambil membawa kotak makanan nya, karena tadi dia telat bangun.
Saat sampai juga Vanessa melihat Fleur terlihat pucat dan sangat gugup, berbeda dengan Krum yang terlihat ganas sekali.

"Hai, Fleur, Krum." Sapa Vanessa lembut, sambil memakan sandwich nya.

Sedangkan Fleur dan Krum hanya memberikan senyuman kecil, sepertinya mereka lebih fokus dengan diri mereka masing-masing.

Setelah menghabiskan bekal makanan nya, tiba-tiba Harry muncul dengan raut wajah yang kaku sambil memperhatikan sekitar.

Hanya Vanessa yang memberikan senyuman kepada Harry yang dijawab dengan senyuman yang kaku oleh Harry.

"Harry! Selamat datang!" Sambut Bagman, sambil berpaling memandang nya. "Masuk, masuk, anggap saja rumah sendiri!"

Bagman tampak bagai tokoh kartun yang kelewat besar, berdiri di tengah para juara yang berwajah pucat. Dia memakai jubah Wasp nya yang dulu lagi.

"Nah, setelah kalian semua berada di sini... sudah saatnya menjelaskan kepada kalian!" kata Bagman ceria. "Kalau para penonton sudah berkumpul, kan- tong ini akan ku tawarkan kepada kalian" dia mengangkat kantong kecil dari sutra ungu dan meng- guncangnya di depan mereka-"dari dalamnya kalian masing-masing akan memilih model miniatur benda yang harus kalian hadapi! Soalnya... er... jenis-jenis- nya berbeda. Dan aku harus memberitahu kalian satu hal lain lagi... ah, ya... tugas kalian adalah mengambil telur emasnya!"

Vanessa mengangguk paham, Harry dia terus-menerus menatap sekeliling sedangkan Fleur dan Krum sama sekali tidak bereaksi. Mungkin mereka kira mereka akan muntah jika membuka mulut.

Dan dalam waktu singkat, ratusan pasang kaki terdengar melewati tenda, pemiliknya berbicara dengan bergairah, tertawa-tawa, bergurau... Vanessa merasa terasing dari para penonton itu, seakan mereka spesies lain. Dan kemudian-rasanya cuma sedetik bagi Vanessa Bagman membuka kantong sutra itu.

"Wanita lebih dulu," katanya, mengulurkan kantong itu kepada Fleur Delacour. Fleur memasukkan tangan yang gemetar ke dalam kantong dan mengeluarkan model naga miniatur yang sempurna-naga Hijau Wales. Ada angka dua melingkar di lehernya. Dan, melihat Fleur yang tidak menunjukkan tanda-tanda keterkejutan, melainkan tekad pasrah, Harry tahu bahwa dugaannya benar. Madame Maxime telah memberitahunya apa yang akan dihadapinya..

Hal yang sama terjadi pada Krum. Dia mengeluarkan Bola Api Cina yang berwarna merah. Nomor tiga terkalung di lehernya. Krum bahkan tidak berkedip, hanya duduk lagi dan memandang tanah.

Vanessa memasukkan tangan ke dalam kantong, dan menarik naga Moncong-Pendek Swedia berwarna biru abu-abu, dengan nomor satu terkalung di lehernya.

Harry memasukkan tangan ke dalam kantong sutra dan mengeluarkan naga Ekor-Berduri Hungaria yang bernomor empat. Naga itu merentangkan sayapnya ketika Harry menunduk memandangnya, dan menye- ringai memamerkan taring mininya. "Nah, begitulah!" kata Bagman

"Kalian masing-masing sudah mengeluarkan naga yang akan kalian hadapi, dan nomor-nomor itu adalah nomor urut kalian untuk menghadapi naga-naga itu. Sebentar lagi aku harus meninggalkan kalian, karena aku yang akan memberi komentar. Miss Lloyd, kau yang paling dulu. Keluarlah langsung ke arena yang sudah di- pagari kalau kau mendengar tiupan peluit, oke? Sekarang... Harry... bisa kita bicara sebentar? Di luar?"

"Er... ya," kata Harry bengong. Dia bangkit dan keluar dari tenda bersama Bagman.

Vanessa berdiri didepan tirai tenda, sebelum dia keluar dari tenda tersebut untuk melawan naga Swedia dia menarik nafas panjang-panjang lalu dihembuskan nya.

Saat Vanessa keluar dari tenda, dia mendengar teriakan gemuruh penonton, yang berarti mereka bersorak kepada Vanessa yang telah memasuki arena dan sekarang berhadapan dengan naganya...

Vanessa mulai berpikir, bagaimana caranya membuat penonton kagum dan dia mendapatkan nilai yang bagus. Sebenarnya Vanessa bisa saja langsung berteleport ke telur tersebut dan kembali ke tenda.

Selama Vanessa merenung, Naga tersebut mulai menyerang Vanessa dengan apinya. Dengan cepat Vanessa berteleport langsung ke telur, dan mengambil telur tersebut.

Karena merasa terlalu cepat untuk diselesaikan, Vanessa berteleport ke atas kepala naga tersebut lalu melompat dan langsung berteleport ke udara untuk menendang kepala naga tersebut sehingga naga tersebut tertoleh ke samping.

Dan tentunya banyak sekali sorakan dukungan semua orang kepada Vanessa, beberapa kali mereka meneriakkan nama Vanessa dengan keras.

Kemudian Vanessa kembali turun dan masuk ke dalam tenda, dengan raut wajah yang berseri-seri.

"Sungguh bagus sekali!" Bagman berteriak. "Dan sekarang nilai dari para juri!" Tetapi Bagman tidak meneriakkan angka-angkanya.

Vanessa menduga para juri mengangkat angka-angka itu dan memperlihatkannya kepada penonton. "Satu selesai, masih ada tiga lagi!" seru Bagman ketika peluit berbunyi lagi. "Miss Delacour, silakan!"

Fleur gemetar dari kepala sampai ke kaki. Vanessa memberikan semangat kepadanya dari pada yang selama ini dirasakannya, ketika Fleur meninggalkan tenda dengan kepala tegak dan tangan mencengkeram tongkat sihirnya.

Vanessa kembali ke dalam tenda, dan dia dia ajak ngobrol bersama Harry yang memujinya bisa menyelesaikan tugas pertama tanpa luka sedikitpun.

"Bagaimana cara mu melawan naga nya?" Tanya Harry penasaran sekali.

Vanessa mengedihkan bahunya, "Tentu saja karena aku Vanessa Lloyd."

Sedangkan Harry tersenyum kecil, "Aku harap aku bisa seperti mu." Lirih Harry.

Sepuluh menit kemudian, Vanessa mendengar penonton meledak bersorak lagi... Fleur tentunya telah berhasil juga. Hening sesaat, ketika angka-angka Fleur ditunjukkan... tepuk tangan lagi... dan, untuk ketiga kalinya, tiupan peluit.

"Dan sekarang, inilah Mr Krum!" seru Bagman, dan Krum berjalan bungkuk keluar.

Dari balik tenda Vanessa bisa melihat bayang-bayang seseorang yang sangat dia kenal, dia pamit kepada Harry untuk pergi keluar meninggalkan Harry sendirian di tenda.

"Ced?"

Cedric menoleh ke arah Vanessa menunjukkan raut wajah yang cukup khawatir, "kau tak apa, Nessa?" Tanya Cedric sambil mengelus pelan pipi Vanessa lembut.

Sedangkan Vanessa mengangguk memberikan senyuman lebarnya, "Aku sangat baik, bahkan lebih baik dari biasanya." Vanessa pun mengelus tangan Cedric yang sedang berada di pipinya.

"Apa kamu menonton pertandingan tadi, aku sangat berusaha keras untuk tidak terluka sama sekali." Kata Vanessa yang mulai menarik tangan Cedric menjauh dari tenda untuk kembali ke Hogwarts.

"Ya aku menonton nya, dan selamat kau berhasil membuat ku sangat cemas saat naga tersebut menyemburkan apinya ke arahmu." Jawab Cedric dengan merasa lega, "Aku merasa bersyukur kau memiliki kekuatan apparate alami seperti itu."

"Teleportasi Ced" perbaiki Vanessa.

"Ya, itu..."

Vanessa menggenggam tangan Cedric erat, "Aku senang kamu selalu ada untuk ku Ced, dan selalu mendukung ku."

Sedangkan Cedric menatap ke arah Vanessa lirih, "Ya, aku akan selalu mendukungmu... Jadi jangan sampai terluka, kalaupun terluka jangan sampai parah sampai kamu tidak bangun lagi... " Lalu dia membalikkan tubuh Vanessa menghadap ke arahnya, "Jangan membuat ku menyesal karena telah mendukung mu Nessa."

BERSAMBUNG

𝐅𝐀𝐍𝐀𝐓𝐈𝐊 // 𝐂.𝐃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang