Vanessa keluar dari dalam kelas ramuan, menuju ke Aula untuk makan siang, Vanessa berjalan sendirian. Mungkin karena dia sedang tidak ingin diajak bicara dan juga terus merasa takut saat melihat dirinya di masa depan yang tidak memiliki mata.
Saat Vanessa ingin masuk ke dalam Aula bahunya ditepuk seseorang, yaitu Lee Jordan.
"Hei, Lloyd." Sapa Jordan ramah kepada Vanessa yang hanya dibalas anggukan oleh Vanessa.
Jordan mengeluarkan sesuatu dari saku jubahnya yaitu sebuah surat, "ini untukmu, dan ini juga... Oh iya ini juga." Seperti nya banyak sekali barang yang ingin diberikan oleh Lee Jordan.
"Ini semua dari penggemar mu, dan juga ada pesan dari profesor Mcgonagall untuk menemuinya di ruangannya." Lanjut Lee Jordan lagi tanpa melunturkan wajah cerianya itu.
Vanessa membuka Tote bag yang diberikan Lee Jordan, ternyata banyak sekali surat-surat dan Snack didalamnya.
"Sudah berapa lama kamu simpan?" Tanya Vanessa pelan.
"Tidak, aku tidak menyimpan nya... Setiap ada yang memberikan mu hadiah atau apapun itu aku pasti menitipkan nya kepada ketiga teman-teman mu itu." Jawab Lee Jordan sambil menunjuk ketiga teman Vanessa yang sudah duduk di meja Gryffindor.
"Owh, okay... Thanks." Ucap Vanessa pelan.
"Ya, tidak masalah... Tapi aku tadi memakan coklat mu 5, tidak apa kan?" Ujar Lee Jordan dengan raut wajah tak bersalah nya.
Vanessa menggelengkan kepalanya, "tak apa."
"Ya sudah kalau begitu, aku pergi duluan ya." Lee Jordan berjalan menjauh dari Vanessa sambil melambaikan kedua tangannya.
Saat memasuki aula tatapan Vanessa tercuri oleh pemandangan yang menyebalkan yaitu Cedric Diggory bersama dengan Cho Chang memasuki aula bersama sambil tersenyum lebar.
Dan pemandangan itu berhasil membuat Vanessa merasa muram, 'Memang seharusnya Cho yang menjadi kekasih Cedric, aku memang sangat egois ternyata.'
Vanessa memilih duduk di samping rombongan Harry Potter yang sedang mengobrol ringan dan sambil bercanda.
Mungkin karena efek masih capek dan takut sehingga membuat Vanessa menjadi kalem akhir-akhir ini dan tidak banyak bicara, paling juga dia menanggapi perkataan seseorang hanya dengan senyuman.
Bahkan dia menjauhi Cedric sang kekasihnya sendiri, bukan karena Vanessa tidak mencintai Cedric lagi... Tetapi rasa cinta nya yang sangat besar sehingga dia harus menjauh untuk sementara.
Vanessa POV
Mungkin walaupun aku mencoba menjadi kekasih Cedric Diggory, namun takdirnya yang menyukai Cho Chang itu susah diubah.
"Vanessa!!" Panggil Cedric dari taman, yang langsung berlari ke arahku.
Dengan cepat aku langsung berbalik, dan dihadapan ku terdapat Harry bersama kedua temannya yaitu Ron dan Hermione.
Aku langsung menarik tangan Harry, untuk berteleport menuju ke arah jembatan panjang.
"Vanessa! Ada apa? Kenapa kau membawa ku kemari?" Tanya Harry dengan raut wajah yang kebingungan menurut ku.
"Maafkan aku Harry, aku tidak bermaksud. Tapi... Ada yang ingin kukatakan padamu." Ujarku sambil menarik nafas panjang.
"Apa?" Tanya Harry seraya merapikan kacamata nya.
"Aku sudah tau suara apa di telur itu, dan ini aku sudah mencatatnya." Aku memberikan selembar perkamen yang sudah ku potong jadi kecil.
Di dalam perkamen tersebut berisi tulisan
"Carilah kami ke tempat asal suara kami, Di atas daratan kami tak bisa bernyanyi, Dan sementara mencari, renungkan lah ini: Kami telah mengambil yang kau sayangi, Satu jam penuh kau harus mencari, Dan mengambil kembali yang telah kami curi, Tetapi selewat satu jam tak ada harapan lagi, Terlambat sudah, yang telah pergi, tak mungkin kembali."Harry membaca nya dengan seksama, lalu dia tersenyum lebar. "Terimakasih Vanessa, tapi..." Raut wajah Harry berubah jadi bingung, "apa maksudnya carilah kami ke tempat asal suara kami?"
"Emm... Sebenarnya aku mendengar suara siren dan mereka bernyanyi dengan sangat merdu, mungkin maksudnya itu adalah tempat asal siren." Kelasku, mencoba membuat Harry paham.
"Bagaimana caramu mendengar suara siren, bukannya telur itu suara mengerikan. Bahkan aku melihat telur itu saja masih terasa mengerikan." Ujar Harry memberikan tatapan ngerinya.
"Ah~ aku tahu karena tidak sengaja membawa telur itu ke kamar mandi, dan saat kumasukkan ke dalam bathtub telurnya terbuka sendiri dan bersuara merdu. Nanti kau coba saja sendiri kalau penasaran." Jelasku dengan memberikan senyuman ramah.
Harry mengangguk paham, dia memperhatikan wajahku dengan seksama, "Vanessa kau tak apa?" Tanya Harry lembut
Aku menggelengkan kepala ku, "aku tak apa, hanya merasa gugup biasa."
"Kau yakin? Tapi aku melihatnya tidak yakin, kau terlihat lelah." Ujar Harry masih menatap Vanessa lekat.
"Aku hanya lelah Harry, mungkin karena aku berendam cukup lama." Jawabku asal saja.
"Maafkan aku... Aku hanya sedikit khawatir karena Remus bilang kau masih sakit setelah piala dunia Quidditch. Apakah masih parah?" Tanya Harry membuat ku merasa tersentuh.
"Harry... Kau sangat baik sekali karena mengkhawatirkan ku, tapi... Kau harus lebih mengkhawatirkan dirimu sendiri, tidak ada yang lebih penting dari dirimu sendiri." Ujarku menatap Harry dengan datar mencoba membuat Harry paham.
"Kau sudah kuanggap saudariku, jadi tentu saja aku bisa mengkhawatirkan mu... Dan untuk ini, aku sungguh sangat berterima kasih kepadamu Vanessa." Ujar Harry sambil menunjukkan perkamen yang diberikan oleh ku Tadi.
"Ya, sama-sama. Aku akan membawamu kembali ke asrama sekarang." Ujarku lalu mencoba menyentuh tangan Harry.
"Apa kau sadar akhir-akhir ini kalau Cedric mulai dekat dengan Cho? Bukannya dia kekasih mu" ucap Harry yang berhasil membuat ku terdiam sesaat.
"Bahkan dia bisa tertawa bersama gadis lain, disaat kekasih nya sedang sibuk memecahkan teka-teki telur. Apa kau tidak marah Vanessa?" Tanya Harry menatap berani ke arah ku.
Aku memberikan raut wajah yang sedatar mungkin, mungkin terlihat sedikit marah. "Apa maksud mu memberitahukan ku hal seperti ini?"
"Karena aku tidak menyukainya, dia kekasih mu tapi dia dekat dengan gadis lain... Dia membuat mu sedih." Jawab Harry dengan sangat yakin.
"Apa karena kau suka sama gadis Ravenclaw itu, Cho Chang kan? Kau menyukai nya kan?" Tanya ku lagi, yang berhasil membuat Harry bungkam sesaat.
"Apa?"
"Kau menyukai gadis Ravenclaw itu, dan kau cemburu melihat gadis yang kau sukai dekat dengan pria lain..." Lanjutku lagi mencoba menahan amarah ku.
"Vanessa itu tidak seperti yang kau pikirkan."
"Jangan bersikap terlalu baik. Kamu tidak tahu, kalau terlalu baik bisa menyakiti seseorang." Setelah mengatakan hal tersebut, aku langsung berteleport pergi menuju ke dekat danau dan duduk di dekat pohon sambil menangis.
Aku harap aku bisa kembali ke dunia ku sebelum nya, aku takut berada disini... Aku seperti seseorang yang sangat tersesat disini.
Lalu aku menggelengkan kepalaku. Tidak, aku harus menyelesaikan tugas ku disini terlebih dahulu... Bahkan Harry Potter saja tokoh yang kuat, maka aku juga harus kuat.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐀𝐍𝐀𝐓𝐈𝐊 // 𝐂.𝐃
Fanfiction"Kenapa harus Cedric Diggory sih yang harus dibunuh?" kesal Vanessa terhadap buku yang dia baca. walaupun dia sudah beberapa kali menamatkan ketujuh buku Harry Potter berkali-kali, dia masih tidak puas dengan ending dimana Cedric diggory harus dibun...