4.

50.5K 4.3K 243
                                    

Happy Reading~
.
.

Kelas X-B2.

Relan memandang malas ke arah papan tulis di depan sana yang tertulis banyak sekali rumus-rumus kematian.

Matematika.

Well, nampaknya hampir semua murid tidak menyukai mata pelajaran ini, en... Kecuali murid pintar.

Kringggg... Kringgg...

"Baiklah anak-anak. Ibu cukupkan sampai sini saja pembahasan nya, dan sampai ketemu di lain hari."

Setelah mengatakan hal tersebut, guru muda itu lantas keluar dari ruangan tempat ia mengajar.

Terlihat semua murid meregangkan otot-ototnya, cukup penat bukan? Duduk selama satu jam lebih.

"Elan. Ke kantin?"

Relan hampir saja lupa bahwa ia memiliki seorang teman.

" Duluan saja. Aku ingin ke toilet sebentar."

Shakiel sebenarnya ingin menemani Relan ke toilet, tapi tentu saja di tolak.

"Baiklah. Aku akan menunggu mu di kantin, jangan terlalu lama!" ucapnya, tak lupa dengan mencium punggung tangan Relan. Seperti tidak terjadi apa-apa, segera meninggalkan Relan yang saat ini berwajah suram.

Relan, "..."

Relan menganggap perlakuan orang lain terhadapnya sangat tidak wajar. Terutama Shaki, orang ini memiliki hawa yang tidak enak (Hawa-hawa cowok Gay.)🗿




Toilet~

Srashh...

Srashh...

Relan tengah mencuci tangannya sehabis buang air kecil. Berkaca sejenak di cermin wastafel.

*ceklek

Tak lama terlihat seorang murid lain memasuki toilet, Relan terlalu asyik dengan kegiatannya sehingga tidak menyadari ada seseorang yang berdiri tepat di belakangnya.

"Akhirnya aku menemukan mu."

"ASTAGA!" Relan sampai berjingkat kaget mendengar suara dingin yang tiba-tiba menyapu pendengarannya.

Dapat ia lihat ada seseorang yang berdiri di belakangnya.

Mengangkat alisnya heran, Relan tidak tahan untuk tidak bertanya, "Ada apa?"

"Hmm!"

Relan, "..."

Tapi detik berikutnya, tubuhnya di tubrukan ke dinding dan di himpit oleh orang di depannya.

*brukk!

"Ah, asyu!" Relan sedikit meringis, ingin sekali ia mengumpati orang di depannya ini.

"Kau tidak mengingat ku?"

"Hah?"

'Duh... Nggak usah sokab deh.'

Relan berpikir, orang di depannya ini sangat tidak waras dan salah mengenali orang. Tiba-tiba terlintas di pikirannya, apakah Relan OG pernah bermasalah dengan orang ini?

Tanpa alasan Relan menjadi sedikit was-was. Sejenak matanya bergulir ke arah nametag pemuda yang menghimpitnya.

"!!!!"

'M-michaelis?!'

Relan membelalakan matanya karena terkejut. Orang ini adalah salah bendera kematiannya di Game.

'Mampuss! Michaelis Januara kan salah satu flag kematian ku di dunia ini! Relan sialan! Kenapa aku harus menjadi dirimu hah!'

Ia jadi merinding, belum seminggu dirinya tiba di dunia tersebut, sudah di pertemukan dengan malaikat mautnya.

Ia hanya bisa menuduh Relan OG untuk saat ini. Di pikirannya apakah Relan OG sudah berurusan dengan tokoh utama, sehingga Michaelis datang secara pribadi menemui nya.

"Apa kau benar-benar melupakan ku Relan?"

"..."

Menghadapi pertanyaan yang menurutnya konyol, Relan menjadi dongkol, "Tsk! Aku tidak mengenalmu, jadi menyingkir lah!" ucapnya dengan ketus

"Apa kau benar-benar tidak mengenal ku?" kali ini Michaelis berbicara cukup dingin.

"Bukan kah sudah ku katakan? Aku tidak mengenal mu!" lama-lama kesabaran Relan habis juga meladeni pemuda di depannya ini.

Ia ingin berteriak, Iya aku kenal! Kau adalah Michaelis salah satu harem milik Aryu dan kau adalah orang yang membunuh ku suatu hari nanti!

"Ugh... Menyingkir sana bajing*n! Aku ingin ke kantin menyusul tem—"

"Humphh~ Nghh~"

Belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, bibir kecilnya sudah di bungkam terlebih dahulu oleh ciuman yang cukup kasar.

'Bajing*n mesum ini!'

Dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Michaelis agar menjauh dan melepaskan tautan bibir mereka.

Relan menatap tajam ke arah Michaelis, tidak peduli lagi bahwa orang tersebut adalah salah satu malaikat mautnya.

Sedangkan Michaelis sendiri menjilat bibirnya puas, lalu memberikan senyum sarkas ke arah Relan.

"Selain ciuman, kurasa di lain hari kita akan bercinta di ranjang?"

Relan, "..." Bajingan!

Setelah mengatakan kata-kata tersebut, Michaelis lantas keluar dari toilet dengan tersenyum puas.

Disisi Relan, dia sibuk menyumpah serapahi orang yang di anggapnya 'Bajing*n mesum' yang telah mencuri ciuman pertamanya.

'Michaelis Januara. Lain kali jika kita bertemu, aku akan memenggal kepala mu!'

.
.
.
.

Kantin~

Setelah sedikit drama di toilet sebelumnya, Relan akhirnya pergi ke kantin. Bagaimanapun dirinya juga lapar.

"Elan! Sini!" Shakiel melambai-lambai kan tangannya ke atas setelah melihat keberadaan dari Relan.

"Kenapa kau lama sekali?" Shaki bertanya.

"Ada seekor lalat yang menganggu ku tadi."

Untuk beberapa alasan Shaki terlihat bingung dengan jawaban yang di sampaikan Relan.

Tidak mau banyak bertanya, Shaki memilih diam dan mengalihkan pembicaraan, "Elan ingin makan apa?" tanyanya.

"Apa saja yang penting bikin kenyang."

"Ok. Tunggu sebentar disini."

Relan mengangguk.

Di sela-sela menunggu makanan datang, ia jadi teringat dengan kejadian di toilet beberapa saat lalu. Ia ingat ciuman pertamanya dicuri dan segera menjadi kesal kembali.

'Cukup Michaelis saja, aku tidak ingin bertemu dengan sisanya...'

'Aku hanya ingin hidup tenang~'

.
.

TBC~

Yakin bakalan hidup tenang Lan? Nasibmu berada di tangan saya loh....
Mwhehehe...

Uhukk! Tambah adegan BDSM seru keknya🗿
Btw, makasih banget yg udah Vote:')

Transmigrated and Owned a HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang