25.

13.9K 1K 37
                                    

Gw Miiya, kambek! 🗿
Happy Reading ya tod:v
.
.
.

Perasaan Relan sudah sangat tidak enak, sebelum ia tiba di kelasnya, dan itu segera terbukti...

"ELANNNN~~"

'Jadi ini firasat nggak enak yang gue khawatirin tadi? -_- ' Relan menghembuskan nafasnya berat. Lantaran baru saja ia tiba di kelas, sudah ada satu mahluk yang memeluk dirinya sangat erat.

"Elan, Shakiel kangen..." rengekan manja tersebut sukses membuat Relan ingin memuntahkan isi perutnya detik itu juga.

"Eh, Relan." meskipun tatapan tajam yang ia dapatkan dari si pemuda manis tersebut, Dean tetap tersenyum kecil.

Shakiel yang melihat Dean seperti sedang modus, menjadi sedikit jengkel, "Lan, ayo masuk." ajaknya sembari menarik tangan kecil Relan, meninggalkan Dean yang masih setia tersenyum.

Sesampainya didalam kelas, Relan hanya memangku rahangnya malas, dan seperti tidak ingin di ganggu.

"Tutor balik ke dunia asli, gimana sih caranya?" Relan bermonolog sembari menatap kearah luar dari jendela.

Sudah hampir seminggu Relan selalu berpikir, apakah dirinya bisa kembali ke dunia nyata nya (?).

Mereka semua menakutkan. Relan selalu menilai orang-orang di dunianya yang sekarang adalah orang-orang yang menakutkan. Tak terkecuali semua orang di sekitarnya.

Kenapa pula dirinya harus berada di dunia ini?

.
.
.
.

Toilet~

Sebelum ke kantin, Relan mampir sebentar ke toilet. Tujuannya hanya untuk mencuci tangan dan muka.

Jujur saja, saat jam pelajaran berlangsung mata Relan terasa sangat berat. Ia berpikir, apa ada yang salah dengan dirinya hari ini (?).

"Dari tadi perasaan gue nggak enak banget deh..." gumamnya sambil menatap pantulan wajahnya di cermin wastafel.

Relan tak se-semangat seperti hari-hari sebelumnya, moodnya suka berubah-ubah. Kadang-kadang dirinya memiliki hasrat untuk baku hantam dengan seseorang. Mood mu random amat dek.

Setelah keluar dari toilet, di pertengahan jalan Relan berpas-pasan dengan musuh terbesarnya yaitu Aryu. Relan hanya melayangkan tatapan tak suka dan terus melanjutkan langkahnya.

.
.
.
.

16.35

Posisi Relan sedang di parkiran sekolah, ia menunggu Yuno untuk pulang bersama. Mondar mandir dengan gerutuannya karena terlampau lama menunggu sang abang muncul, "Ck! Kenapa lama banget sih!" sungutnya.

Sedaritadi juga ia berusaha menepis perasaan buruk yang menyelimuti nya, padahal dirinya masih berada di lingkungan sekolah, namun entah kenapa rasa was-was itu tidak juga menghilang.

Dan yah, suasana gedung sekolah itu juga terbilang cukup sepi, karena semua murid disana sudah pulang setengah jam yang lalu. Untuk Relan, Yuno meminta dirinya untuk menunggu di parkiran saja, karena ia ada sedikit kerjaan.

Puk!

Karena ada yang menepuk bahu nya, Relan mengira itu adalah Yuno. "Kok lama banget sih ban-!"

Bugh!!

Relan jatuh terduduk ke belakang akibat pukulan tersebut. Detik itu juga ia merasakan pening yang cukup hebat.

'Ugh... Pusing~' memegang kepalanya yang terasa berat, Relan cukup terkejut, dari keningnya mengucur darah yang cukup keras.

Saat ingin melihat siapa yang memukulnya, pandangannya malah menjadi buram tidak jelas. Relan hanya melihat sama-samar orang itu berjalan mendekat kearahnya.

Transmigrated and Owned a HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang