7.

43.1K 3.9K 55
                                    

Taraaa~ Double up



Relan tidak tahu harus bereaksi seperti apa saat ini. Nyawanya seakan keluar dari raganya.

Menghadapi dua manusia mesum dan jika melawan, tentu saja itu tidak akan berguna. Ofc, Kalah tenaga!

"Ugh~ Bastard Shaki! Ngapain lu gigit leher gue!" Relan tak leluasa untuk memberontak akibat Michael yang menahannya.

Suck~

"Aaah... Tanda cinta ku sungguh estetik bukan?" Shaki terkekeh puas melihat bekas merah di leher putih milik Relan.

Jika ini di dunia Abo dan Relan sebagai Omega, habis sudah riwayatnya ketika ia di tandai oleh Alpha dominan.

"Giliran ku." tanpa ba bi bu, Michael menggigit leher Relan di bagian lain. Bahkan Relan belum sempat mengelak.

"Ngh~" Relan melotot tak percaya ketika ia mengeluarkan suara laknat dari bibirnya.

Salahkan saja sang pelaku yang menghisap lehernya.

"Ho? Suara yang bagus Relan."

"... 💢"

"Shi!t, menyingkirlah Michael, kau membuat badan ku kram karena di tindih seperti ini!" geram Relan setengah emosi.

Michael dan Shakiel melirik sekilas dan dengan enggan melepas Relan dari dekapan mereka.

Relan menghela nafas dan sedikit mendengus.

'Huh! gue di lec*hin, berasa jadi lontay aja rasanya.' Relan membatin sedikit meringis atas nasibnya.

Dirinya hanya seorang Fudanshi yang menyukai interaksi atau skinship antara lelaki dan lelaki. Namun tidak pernah terbayangkan olehnya, bahwa ia akan mengalami hal semacam ini.

Michaelis yang seharusnya bucin akut terhadap Aryu, malah melakukan hal yang di luar nalar terhadap nya.

Begitu juga dengan Shakiel, nama yang tidak pernah muncul sepanjang novel malah bersikap tidak normal.

Well, sepertinya tidak akan ada hidup damai untuk Relan (auth' tertawa nista).




"Haah.... Akhirnya punya waktu buat sendiri." dengan alasan ingin ke toilet, Relan berhasil kabur dari Shakiel dan Michael.

Saat ini Relan tengah berteduh di bawah pohon ketapang yang sangat rindang. Angin berhembus pelan membuat Relan betah duduk disana.

Bersender di kursi memejamkan mata, melupakan beban hidup sejenak.

Tapi sayang seribu sayang, ketenangannya tidak bertahan lama, karena Relan merasakan kehadiran seseorang.

Terlalu malas membuka mata, Relan memilih abai. Tapi tetap saja dirinya merasa terusik. Di saat membuka mata, Relan melotot kaget.

*Bugh!

"ASTAGA!!" dengan kekuatan reflek, Relan tidak sengaja memukul kepala orang yang membuatnya terkejut.

Bahkan sang korban meringis sakit, "Shh~".

"Mampus anjir, salah sendiri ngapain dekat gitu muka lu di depan mata gue. Ya, auto pukul lah." cerocos Relan tanpa dosa.

"Mm."

Relan pikir orang yang dia pukul akan protes atau semacamnya. Tidak menyangka akan mendapatkan reaksi singkat seperti ini.

Merasa tak penting, Relan memilih abai dan melanjutkan acara semi-tidurnya yang tertunda.

'Tsk! Dia tidak meminta maaf?!' ternyata orang asing ini menuntut kata 'Maaf'. Lucu sangat lucu, apa yang ia harapkan dari manusia acuh tak acuh seperti Relan?

Lagipula itu salahnya yang membuat Relan terkejut berakhir dengan memukul kepalanya.

"Arsel."

"Hah?"

Bingung?

Tentu saja Relan bingung. Orang aneh ini tanpa ba bi bu memperkenalkan dirinya.

"Ck! Gue Arsel. Arselio Hen Dwinata!"

Relan ber'oh-oh ria saja, "Gue Relan." Sangat tidak minat sekali dari nada bicaranya. Hoho, sepertinya Relan telah melupakan sesuatu.

"!!!"

'Mati sudah! Arsel katanya? Hadeh, sial banget nasib gue. Si semprul ini yang paling brutal menyiksa Relan dalam novel itu. ಥ‿ಥ" menangis dalam hati, merutuki kesialan yang terus saja menghampirinya.

Relan menggigil, dirinya seperti dalam keadaan mempertahankan nyawanya dari malaikat maut.

"Hei? Kamu tidak apa-apa?" Arsel bertanya, ketika melihat gelagat gelisah dari Relan.

"... Tidak apa-apa. Kalau begitu aku pamit dulu." selepas mengatakan itu, dengan kecepatan sedang Relan beranjak meninggalkan Arsel.




'Sial! Sial!

'Mau nangis aja rasanya╥﹏╥'

'Udah cukup si Bajing*n Michael yang bikin susah! Sekarang nambah lagi si Arsel semprul psikopat brutal(T_T)'

Wkwk, bye-bye hidup damai🗿

Saking frustasinya, Relan seperti orang yang tidak waras yang bahkan tidak berhenti mengoceh.

*brukk!

"Aduh~"

Karena terlarut dalam keputus asaan, Relan jadi tidak sengaja menabrak kakak kelas di hadapannya.

"Gapapa?"

"Uh? Oh, gapapa."

"...?"

Relan berlalu begitu saja tanpa mengucapkan kata maaf. Bahkan orang yang di tabraknya melotot tidak percaya.

"Orang yang aneh." dia bergumam. Tapi tak lama, senyum anehnya terbit melihat kearah Relan yang sudah menjauh.

Another death flag?

Ok, Relan. Sekarang kamu harus berhati-hati. Seme lainnya telah muncul.

.
.

Sedangkan di sisi Relan,

'Lah, kok. Gue tiba-tiba merinding anjir!'

___________
TBC

Rajin bngt gw up🗿
Keknya up chap selanjutnya minggu depan deh? Ehm...

Transmigrated and Owned a HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang