8.

41K 3.6K 133
                                    

Happy Reading~
.
.


'Uhm, uhm. Enak juga ni baso.'

Niat ingin kembali ke kelas, Relan malah nyasar ke kantin dan berakhir dirinya memesan semangkuk baso.

Panik dan hampir di buat jantungan beberapa kali membuat energi Relan terkuras. Untuk saat ini, Relan seolah-olah melupakan masalahnya terlebih dahulu. Kata Relan sih 'Ayo makan biar nggak mati.'

"Gue yakin tuh begundal Shaki sama Michael lagi misuh-misuh di kelas." Relan bergumam sambil sesekali mengigit beberapa biji pentol di mangkuknya.

Saat asyik-asyik mengunyah makanannya, Relan di datangi oleh dua murid laki-laki yang meminta izin untuk bergabung di tempatnya duduk.

"Permisi manis, boleh gabung duduk sini nggak?" kata salah satu dari mereka meminta izin.

Relan mendongak sekilas dan menjawab singkat, "En."

Tanpa basa-basi lagi keduanya duduk dan menghadap Relan yang masih sibuk dengan makanannya.

"Ehem! Boleh kenalan nggak nih?"

'Ck! Gue lagi makan bodoh!'

Ingin sekali rasanya Relan menggeplak kepala mahluk sok akrab di depannya.

"Ya."

"Kenalin gue Narathan panggil aja Nara." ucapnya tersenyum ramah.

"Relan."

"Oh. Salam kenal adek manis hehe~"

'Nama gue Relan yee njing bukan adek manis!'

Lalu,

Perhatian Relan jatuh kepada pemuda yang lainnya. Sepenglihatannya pemuda berkacamata ini terlihat agak dingin dan terkesan kaku.

Kembali lagi kepada Relan, sebenarnya ia tidak terlalu peduli dengan orang baru. Ia hanya khawatir tentang sisa hidupnya.

Bertemu dengan dua malaikat pencabut nyawanya, Relan menjadi sedikit tidak tenang. Ia berpikir, bagaimana jika dirinya lengah? Uh, siap-siap saja di tanam jadi ubi.🗿

"Relan-chan~"

Relan, "..."

Pemuda bernama Nara tersebut merasa gemas melihat pipi Relan yang mengembung ketika mengunyah. Jadi dirinya tidak tahan untuk tidak merayu.

Memilih abai, Relan melanjutkan acara santapnya, tanpa di ketahui olehnya si pemuda berkacamata itu tengah menatap intens kearahnya.

"Rein. Rein Sabiru."

"!!!"

"Uhuk! Uhuk!" karena terlalu syok, Relan sampai tersedak tidak karuan.

"Eh? Kamu nggak apa-apa?" Nara bertanya cukup khawatir. Relan mengibas tangannya tanda baik-baik saja, lalu memimum segelas air dengan gerakan kaku.

'R-rein?!'

'Lagi?' batinnya lesu sembari menatap was-was kearah pemuda berkaca mata yang memperkenalkan dirinya sebagai Rein.

Transmigrated and Owned a HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang