⚠ isi bab sangat tidak ramah!!
*****
Aneh.
Situasi semakin tidak kondusif, dibawah tatapan tidak ramah dari Arsel, Relan hanya terbaring diam diatas kasurnya. Anak itu melirik kesamping agar tidak bertatap langsung dengan mata Arsel.
Hampir 10 menit lamanya, baik Arsel maupun Relan saling diam tak bersuara.
Dengan menyipitkan matanya Arsel mulai berbicara, "Oh, sudah tahu untuk diam? Tapi... Sepertinya sudah terlambat...? ^^"
"...."
Dengan senyum palsunya Arsel mendekati Relan, duduk ditepi kasur dan memegang salah satu tangan anak itu. Sementara si empu tangannya yang dipegang tetap melirik kesamping sedari tadi.
Sedikit terkekeh, Arsel berbicara sedikit mengejek, "Kenapa hanya diam?"
"..."
"Hmm?"
"..."
"Heh~ ^^"
Merangkak dengan pelan, Arsel mendekati Relan yang terbaring kaku bak orang mati, di tambah anak itu hanya diam sedaritadi. Dimana keterdiaman tersebut membuat Arsel jengkel sebenarnya.
"Relan?"
"Aahhhh!!" si kecil memekik kaget karena Arsel tiba-tiba saja mengangkat tubuhnya ke udara.
Pertama-pertama, borgol rantai dipergelangan kakinya dilepas terlebih dahulu. Arsel membawa langkahnya menuju kamar mandi. Dalam dekapan Arsel, Relan hanya diam penuh tanda tanya dengan raut wajah yang terlihat khawatir.
"... Arsel, kamu mau ngapain?" yang ditanya hanya diam dengan keduanya tangannya yang sibuk melucuti seluruh pakaian yang melekat ditubuh mulus Relan.
"Arsel?"
"Mandi."
"??!!"
Tanpa aba-aba, Arsel mendorong tubuh Relan kedalam bak mandi yang berisi air dingin. Si pelaku hanya menyeringai jahat, dengan full naked, Arsel juga ikut masuk kedalam bak mandi tersebut.
Ia duduk menghadap Relan, memegang salah pergelangan tangan anak itu dengan kuat.
"Aahh, mau ngapain?!"
"Bermain."
"Hah? Apa maks— !!"
Dengan tanpa ekpresi Arsel mendorong dan meneggelamkan Relan ke dasar bak mandi. Ia menahan kepala Relan agar tidak muncul kepermukaan.
Mengalami situasi seperti ini, Relan tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan napasnya melemah di dalam sana. Merasa kesulitan, Relan meremat tangan Arsel dengan kuku-kuku jarinya hingga berdarah. Cukup lama, hingga akhirnya Arsel menarik keluar kepala Relan yang di ambang sekarat.
"Uhuk-uhuk... Hah, ah..." bahkan air matanya tanpa sadar menetes.
"Gila... Brengse— eumphh!" seperti tidak ingin Relan mengumpat terlalu banyak, Arsel mempertemukan bibirnya dengan bibir anak itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/343753643-288-k473392.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrated and Owned a Harem
Teen FictionBagaimana jadinya jika seorang Fudanshi masuk ke dunia novel? Dia Elio, yang tiba-tiba saja ber-transmigrasi dan masuk ke novel BL Harem. Dimana ia hanya berperan sebagai Figuran numpang lewat, dan itupun berakhir mati konyol. Tapi.... "Bangsat...