32. 🔞

11.1K 564 11
                                    

😦😶🙀

_,_


"Arsel, sialan..."

Beberapa minggu setelah Relan pindah kesebuah kamar yang lebih luas dan layak untuk di tempati, dia masih saja sering di tinggalkan sendirian oleh Arsel, yang Relan sendiri pun tidak begitu mengerti apa tujuan Arsel yang sebenarnya.

Tidak bisa kemana-mana, itu karena salah satu pergelangan kakinya terpasang rantai berwarna emas. Relan hanya bisa menjangkau hingga kamar toilet atau kamar mandi saja.

Relan? Dia makin tertekan dari hari ke hari.

"Lambat laun, sepertinya aku akan gila," Relan bermonolog dengan ekspresi masam. Ia melirik keluar jendela, langit terlihat mulai gelap.

Sunyi senyap, tidak ada tanda kehidupan apapun di luar sana. Di balik kaca, hanya terlihat pohon yang menjulang tinggi. Tidak tahu, apakah kawasan rumah milik Arsel berada tepat di tengah hutan?

*Clack~~

"Relan, baby~~"

"..." Arsel berlari kecil setelah menutup pintu kamar. Ia terlihat bahagia, berbeda sangat jauh dengan Relan saat ini. Memeluk tubuh Relan yang diam bak patung sejak kedatangannya.

Di ikuti dengan kebiasaannya yang selalu mengigit pundak Relan. Mengendus aroma tubuh Relan bak anak anjing.

"Hmph~ pengen cium," Ia melirik bibir Relan yang nganggur. Tapi sebelum itu, Arsel baru menyadari, jika Relan-nya hanya diam saja sedaritadi. Ia menajamkan sedikit tatapannya pada Relan.

"Kenapa hanya diam?" anak itu hanya bungkam yang membuat Arsel semakin geram karena Relan masih tidak mengucapkan sepatah katapun.

"Relan?"

Lagi-lagi...

"Lan?" Arsel memanggil sekali lagi, tapi kali ini Relan menyahut, "Ya?" meski suaranya sedikit rendah, Arsel tetap merasa bahagia karena Relan-nya menjawab panggilannya.

Tanpa sadar ia memeluk Relan dan mengecup kedua pipi anak itu dengan brutal.

"Sekarang waktunya mandi, baby~~"

"..."

'Setidaknya lepas dulu rantai sialan ini dari kaki ku!' Relan diam-diam mengeluh dan didalam hatinya. Ia cukup gerah melihat borgol-rantai yang terpasang kuat di salah satu kakinya.

"Arsel..."

"Uhm, apa?" Arsel merespon dengan cepat.

"... Tolong lepasin rantai ini dari kaki Relan, Please~~ (。>_<。)"

Deg! Σ(゜゜)

Serangan yang tidak terduga...

"Arsel, Please... (>人<;)"

Arsel, "..." Gawat! Relan-ku terlalu imut! Begitulah kira-kira isi hati Arsel saat ini.

"Ars— "

"Ah, baiklah-baiklah!" Arsel mengalah, ia terlalu lemah untuk menghadapi Relan yang terlihat imut baginya. Dengan pelan ia melepas belenggu rantai itu dari kaki Relan.

"Nah, sekarang waktunya mandi." Arsel langsung menggendong Relan ala koala, berjalan kearah kamar mandi.

Menanggalkan satu persatu pakaian yang melekat di tubuh masing-masing. Berendam di bak yang sama seperti malam sebelumnya.

Transmigrated and Owned a HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang