31.

7.7K 572 18
                                    

2 minggu telah berlalu...

Yah, 2 minggu terlewati begitu saja dan itu terasa sangat berat bagi Relan. Bagaimana tidak, Relan dibuat tertekan di bawah kekangan Arsel.

Relan berpikir, apakah selama 2 minggu belakangan ini keluarganya mencarinya?

'Aku yakin Bang Yuno nggak bakalan diam. Tapi... Kenapa aku masih disini? Aku penasaran apa yang terjadi di luar sana,' Relan membatin. Dirinya sudah cukup tertekan berada di tempat itu. Di tambah dengan Arsel yang sering meninggalkannya sendirian di ruangan itu, menghilang lalu datang lagi.

"Arsel. Tujuanmu sebenarnya apa...?" Relan berbicara dengan suara berisik.

Arsel yang selalu memberikannya obat tidur secara paksa. Kadang-kadang ia akan marah jika perkataannya tidak di patuhi.

"Orang gila..."

"Siapa yang gila?"

"... Kamu..."

Arsel yang muncul tiba-tiba hanya tertawa kecil, "Oh, benarkah?" tanyanya.

Relan tidak lagi merespon dan memilih untuk diam. "Sayang ku, Relan. Kau akan tinggal disini bersama ku selamanya. iya, SELAMANYA." Yah, Arsel selalu mengatakan itu selama 2 minggu belakangan. Kalimat sama yang di ucapkannya setiap hari.

"Oh, ngomong-ngomong. Abang kesayanganmu itu akan mencari mu atau tidak, ya?" Arsel bertanya dengan nada mengejek, "Khehe, sekalipun dia mencari mu, dia tidak akan berhasil menemukan mu, ^^" lanjutnya sambil tersenyum angkuh.

Relan membiarkan Arsel berbicara sendiri, karena ia pun cukup jengkel dengan tingkah Arsel di depannya.

"Hmm?"

"... Relan, mendekat."

"?"

"Turuti saja perintah ku," perintahnya dengan nada tegas.

Relan bangun dari atas kasur dan mendekati Arsel yang sedang duduk di Sofa tak jauh darinya. Ia berhenti dan berdiri tepat di depan Arsel.

Arsel menarik Relan agar duduk di pangkuannya.

'Dia mulai lagi...' Hampir setiap hari seperti ini. Entah ini di sebut rutinitas atau apa, Relan tetap saja tidak nyaman.

"Kau menggunakan Perfume? Wangi mu enak." Arsel mengendus dan mencium pundak Relan yang tereskpos. Tak lama setelahnya, Arsel menggigit pundak itu yang membuat Relan tersentak kaget.

*Lick...

Arsel menjilati bekas gigitannya sendiri. Di pundak Relan, muncul lingkaran gigitan dengan sedikit noda darah disana.

"Sangat manis," Arsel lanjut mengendus ke area leher dengan kedua tangannya yang memeluk erat pinggang kecil milik Relan.

Seperti yang dia lakukan sebelumnya, Arsel juga menggigit ceruk leher Relan hingga berdarah. Lalu, Arsel juga memberikan tanda cupang di leher maupun dada. Bahkan pergelangan tangan Relan pun tak luput olehnya.

"Nah, sekarang waktunya untuk mandi. Kali ini kita akan mandi bersama."

"Tidak! Maksud ku, aku... bisa mandi sendiri," suara Relan semakin mengecil. Dia ingat jika Arsel tidak suka di bantah.

"Kau mengatakan sesuatu tadi?"

"... Tidak, tidak ada."

Ruangan jatuh dalam keheningan selama beberapa menit...

"Aku ingatkan untukmu, Relan. Kita akan mandi bersama mulai sekarang."

Relan, "??"

"Baiklah, mari kita ke kamar mandi," Arsel menggendong Relan dengan enteng. Membawa keduanya kearah kamar mandi.

Transmigrated and Owned a HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang