Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bagi rokok."
Tanpa mendengar jawaban dari orang yang di minta rokoknya, Yoel langsung mengambil satu batang dan menyalakannya. Kemudian ia duduk di kursi panjang warung mbok Darmi.
Warung mbok Darmi ini letaknya tepat didepan sekolah, banyak yang nangkring dulu disana sebelum pulang. Biasanya anak IPS 1 ramai disana, tapi kali ini cuma Yoel aja, bareng sama anak kelas lain.
Kalau ditanya kemana semua temannya, jawabannya ya Yoel gatau. Yoel ga peduli, bukan urusan dia teman-temannya pergi kemana.
"Lo sendirian? Joel mana?" tanya Arkan, saksi mata yang udah biasa melihat kekompakan dua manusia yang hobinya saling tonjok itu.
"Gatau," jawab Yoel singkat. Lagi, urusan Joel pun bukan urusannya. Lagipula dia juga ga peduli kenapa cowo itu tumben ga nangkring dulu di warung.
"Eh, kelas lo tadi ulangan ekonomi, ya?" tanya Saiful, teman sekelas Arkan.
Yoel yang ditanya cuma mengangguk sambil menghembuskan asap dari mulutnya.
"Kasih bocoran dong!"
Yoel diam sejenak. Meskipun dia tahu kalau soal tiap kelas berbeda, tapi dia malas memberitahukan. Jadi yang dia lakukan sekarang adalah mengingat dimana dia meletakkan kertas soal yang masih kosong dan kinclong.
"Kertas soalnya gue bikin kapal-kapalan, terus terbang ke luar jendela, ilang deh," jelasnya. Bukan alasan, memang main kapal-kapalan sambil nunggu jam pulang. Berhubung Yoel ga punya buku, jadi dia pakai kertas apa aja yang dia lihat.
"Ah elah, lo sebutin aja soalnya seingat lo!" suruh Saiful, masih berusaha keras untuk mendapatkan bocoran soal.
"Gue ga baca soal."
"Terus lo jawabnya gimana?"
Sontak Yoel langsung senyum bangga, "Gue jawab ABCDE sampe nomor 20. Keren 'kan?" lagi-lagi ia menjawab dengan penuh percaya diri bahkan sampai haus validasi.
Yang diajak bicara cuma diem aja lihatin Yoel yang kelihatan bangga. Pantesan dia dinobatkan sebagai peringkat paling akhir seangkatan.
"Eh, Yo!"
Yoel mendengus karena lagi-lagi ada yang ngajak dia ngomong. Dia lagi malas ngomong, baru aja mau buka HP.
"Itu bukannya anak kelas lo, ya?"
Yoel langsung nengok kearah yang ditunjuk oleh James. Di halte depan sekolah, ada salah satu teman sekelasnya duduk sendirian disana. Yoel tahu dia, tapi Yoel gatau namanya. Yoel sendiri jarang berinteraksi sama anak cewe, sedangkan cewe yang di halte itu kelihatannya ga banyak interaksi sama anak sekelas.
"Iya, kenapa?"
"Kenalin dong, El!"
Muka Yoel langsung datar. Dia ga suka kalau ada yang manggil namanya pakai El, soalnya langsung keingat Joel.