OC | Terungkap

481 57 1
                                    

"Lo kenapa, Rin?" tanya Hani yang tak sengaja melihat Arin tersenyum sejak tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo kenapa, Rin?" tanya Hani yang tak sengaja melihat Arin tersenyum sejak tadi.

Dia datang sebelum Arin, dan gadis itu nampak bahagia sejak tadi.

Arin tersenyum kepada Hani, "Hari ini aku bawa bekal buat Yoel. Tapi aku bingung harus dikasih kapan," jawabnya berbisik ke Hani.

Lawan bicaranya mengangguk dan melirik ke bangku belakang yang masih kosong.

"Aku ragu nanti dia ga suka," belum sempat Hani membalas, Arin sudah berkata duluan.

"Gausah ragu!" lagi-lagi bukan Hani, tapi Giselle yang tak sengaja mendengarkan.

"Coba sini gue lihat, gue bakal menilai anime satu itu bakal suka apa engga."

"Jangan, Rin! Ntar malah dimakan sama dia," Hani menghentikan Arin yang hampir saja menunjukkan isi bekalnya.

"Lo jangan suubron, ya!"

"Suubron apaan? Suudzon!" Hani mengoreksi ucapan Giselle.

"Ya sorry, gue 'kan beda ser—Rin, datang tuh."

Buru-buru Arin menengok ke pintu dan mengikuti arah pergerakan Yoel. Ia bersiap memegang kotak bekalnya, mungkin memberikannya sekarang adalah waktu yang tepat. Sayangnya, Yoel tidak duduk, tapi langsung keluar usai meletakkan tasnya.

"Nanti aja lah, Rin, tunggu dia balik!" suruh Giselle yang juga mengikuti pergerakan Yoel sejak tadi.

Arin menurut, meletakkan kembali bekal itu ke lorong mejanya, "Aku mau ke kamar mandi aja," pamitnya.

Ia melangkah keluar. Bukan ke kamar mandi, melainkan mengikuti Yoel dengan tenang. Lelaki itu nampak tidak curiga dan terus berjalan hingga berbelok kearah kiri.

Sementara Arin terus mengikutinya. Ia ingin membicarakan sesuatu dengan Yoel. Bukan soal jawaban dari confessnya hari itu, tapi soal rasa canggung yang mereka rasakan saat ini. Semenjak kejadian itu, ia dan Yoel sedikit renggang dan canggung.

Arin tak suka dengan keadaan ini.

"Kasih sendiri!"

Arin menghentikan langkahnya sebelum berbelok. Sepertinya Yoel tidak sendiri, sebab lelaki itu terdengar sedang berbicara dengan seseorang.

"Lo 'kan selama ini bantuin gue, Yo. Please, sekali ini aja kasih susu ini ke Arin."

Tunggu! Kenapa lawan bicara Yoel menyebutkan namanya?

Arin lantas bersembunyi dibalik tembok lalu sedikit mengintip—

Arin lantas bersembunyi dibalik tembok lalu sedikit mengintip—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OUR CLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang