Buru-buru Arin menengok ke pintu dan mengikuti arah pergerakan Yoel. Ia bersiap memegang kotak bekalnya, mungkin memberikannya sekarang adalah waktu yang tepat. Sayangnya, Yoel tidak duduk, tapi langsung keluar usai meletakkan tasnya.
"Nanti aja lah, Rin, tunggu dia balik!" suruh Giselle yang juga mengikuti pergerakan Yoel sejak tadi.
Arin menurut, meletakkan kembali bekal itu ke lorong mejanya, "Aku mau ke kamar mandi aja," pamitnya.
Ia melangkah keluar. Bukan ke kamar mandi, melainkan mengikuti Yoel dengan tenang. Lelaki itu nampak tidak curiga dan terus berjalan hingga berbelok kearah kiri.
Sementara Arin terus mengikutinya. Ia ingin membicarakan sesuatu dengan Yoel. Bukan soal jawaban dari confessnya hari itu, tapi soal rasa canggung yang mereka rasakan saat ini. Semenjak kejadian itu, ia dan Yoel sedikit renggang dan canggung.
Arin tak suka dengan keadaan ini.
"Kasih sendiri!"
Arin menghentikan langkahnya sebelum berbelok. Sepertinya Yoel tidak sendiri, sebab lelaki itu terdengar sedang berbicara dengan seseorang.
"Lo 'kan selama ini bantuin gue, Yo. Please, sekali ini aja kasih susu ini ke Arin."