Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Udah semua 'kan?" tanya Johan menginterupsi sebelum mereka memasuki area kampus.
"Silvi mana?" tanya Sandy yang tak melihat kehadiran cewe itu.
"Udah didalam, dia ada cowo anak kampus sini," jawab Bina seolah hafal.
"Gas lah masuk!" ajak Hasan yang udah semangat buat masuk, ga sabar mau nyari cewe didalam.
Ga perlu jadi buaya kayak Javin sama Haris, logikanya cowo kalau di tempat ramai kayak begini pasti mau nyari cewe.
Tak perlu berlama-lama lagi mereka segera masuk usai Yischa menyerahkan tiket masuk dan panitia menghitung semuanya telah lengkap.
Kayak orang tawuran.
Hal pertama yang menyambut mereka adalah sebuah maskot entah dari maskot ponsel, maskot es krim, sampai maskot minimarket pun ada. Wahh, hebat sekali kampus ini, promotornya gede-gede.
"Jajan yuk!" ajak Sabrina semangat dengan sedikit berteriak sebab terdengar suara lagu yang disetel oleh pihak panitia agar tidak senyap.
"Oke, kita bagi beberapa kubu deh, nanti gue kabarin kalo udah dapet tempat lesehan buat 33 orang, langsung nyamperin gue disana aja," usul Johan yang merasa lelah, sebab dia baru selesai gym bersama dengan Giselle.
Jangan salah paham dulu. Tempat gym itu adalah milik bapaknya, dia rajin kesana setiap seminggu tiga kali, begitupun dengan Giselle. Sedangkan gadis itu ke gym milik bapaknya sebelum mereka jadi anak SMA alias sebelum keduanya saling tahu bahwa mereka sekelas. Johan tahu, karena pertama kali Giselle masuk waktu itu ya dia yang ngajarin cara pakai semua peralatan di tempat gym.
"Sip, ayo Lis!" tarik Sabrina usai mendengar perintah dari Johan. Dia tahu, Listya adalah yang paling suka makan.
Mereka terbagi beberapa kubu yang mana Bina bukannya ikut teman-temannya beli jajan, malah ikut Javin sama Haris. Katanya sekalian cari Silvi, aslinya mah mau cari yang baru.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gila ini kampus! Gue kira maskot hp didepan cuma pajangan aja karena ikut jadi promotor. Taunya beneran buka bazar dong," celetuk Yunita terkagum.
Beberapa sudah berkumpul di satu tempat yang ditemukan oleh Johan dan beberapa rekannya, di depan panggung pensi namun lokasinya sedikit lebih jauh, dibawah pohon besar agar mereka tak kepanasan. Meskipun sudah menjelang malam tetap saja ada matahari.