OC | Day 1

514 52 0
                                    

Perlombaan diadakan selama 4 hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlombaan diadakan selama 4 hari. Hari pertama dikhususkan untuk lomba akademik. Yang pertama adalah tartil Qur'an, kata kepala sekolah, pagi-pagi tuh harus dengar yang menyejukkan hati. Makanya dipilihlah lomba tartil Qur'an untuk dilombakan pertama kali.

IPS 1 udah pada ngemper di depan kelas, kebetulan kelas mereka tuh depannya langsung lapangan, jadi mereka memutuskan untuk nonton aja didepan kelas sambil makan jajan.

Tujuan mereka disini adalah nunggu giliran Ismail, katanya cowo itu minta diberi dukungan oleh teman sekelasnya, karena kekompakan serta kehebohan suporter juga dilombakan. Mereka ga peduli sama lomba yang lain, bahkan ga mengharapkan cerdas cermat dapat juara meski yang maju anak olimpiade. Tapi kalau lomba jadi suporter harus maju paling depan.

Pokoknya anak IPS 1 harus dikenal dengan kelas rusuh dan super heboh.

Mereka ga asal, udah bawa banner yang panjangnya lima meter dengan tulisan 10 IPS 1, sisi kanan dihiasi foto anak cewe, sisi kiri dihiasi foto anak cowo, ditengahnya ada pak Damar alias wali kelas mereka yang lagi unjuk jempol ala bapak-bapak nyaleg. Belum lagi mereka bawa terompet sama pinjem pom-pom punya anak cheerleader. Jangan lupakan si paling rusuh yang sekarang lagi pakai wig badut dengan warna mentereng.

Pokoknya kalau ga heboh, bukan 10 IPS 1 namanya.

"Nanti kalo Ismail dipanggil, kita langsung teriak sama angkat banner. Kalo Ismail naik ke panggung, kita langsung teriakin nama dia tiga kali," kata Hani memberi komando.

"Kenapa harus tiga kali?" tanya Hanif penasaran. Aturan mah manggil namanya sebanyak mungkin, seheboh mungkin, sekalian dikasih embel-embel dua seringgit. Lah ini Hani malah nyuruhnya cuma tiga kali, dikata gatot kaca?

"Siapa tahu langsung kena powernya gatot kaca," balas Hani ngawur.

Lah ini mah kalau dipakai buat yang lomba tarik tambang masih masuk akal, soalnya mereka butuh kekuatan. Ya kalau lomba tartil Qur'an kayak Ismail kaga butuh kekuatan gatot kaca.

Butuhnya gatot kertas.

Lomba tartil udah dimulai sejak setengah jam yang lalu. Mereka setengah mengantuk mendengarkan, berasa didongengin, belum lagi angin semilir yang membuat mata rasanya pengen segera ditutup saking ngantuknya.

"Buset, ini Ismail bin Mail masih lama kah?" keluh Hasan, matanya udah berat banget, kalau dia kelepasan merem pasti langsung mimpi dicipok mermaid lagi.

"Kata Jericho abis ini giliran Ismail, tapi peserta yang ini lama banget," sahut Asa kesal. Bukannya ga suka mendengar lantunan ayat suci. Tapi gimana ya, jujur Asa ngantuk banget. Kalau temponya cepat kayak Changbin ngerap mah ga masalah, lah ini bacanya pelan banget biar jurinya tahu cara baca tajwidnya.

"Wahh, merdu sekali suara kakaknya. Nah, sekarang adalah peserta selanjutnya-"

"Woy, Ismail nih Ismail," kata Giselle menginterupsi teman-temannya agar sedikit bersiap meneriakkan nama Ismail.

OUR CLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang