Hari kedua ini udah mulai lomba non-akademik, cuma debat inggris aja yang dilakukan di pagi hari.
"Satu orang buat nemenin Yoel, lima orang buat nyemangatin Juno sama Listya," kata Johan memberi komando usai mendapat info dari OSIS.
"Gue ga butuh ditemenin," kata Yoel menolak.
Ting...
James: billiard disuruh bawa temen, lo ajak Arin ya
Bajingan! Tahu aja nih kuman kalau mereka lagi bahas ini.
"Arin aja," katanya kemudian.
"Katanya ga butuh ditemenin," sindir Hasan.
"Bacot!" ketus Yoel yang kemudian menarik Arin keluar dari kelas sebelum mendapat lebih banyak sindiran.
"Gue yakin sebenarnya Yoel yang suka," celetuk Samuel.
"Kan udah jelas, kenapa sih?" sahut Silvi. Anak cowo yang tahu alasan Samuel berkata demikian hanya diam. Bukan ranah mereka untuk menjelaskan, Yoel pun mau ini dirahasiakan dulu dari anak perempuan. Yoel juga berjanji akan melakukannya secepat mungkin agar mempersempit kemungkinan Arin baper ke dia.
"Duduk!" ujar Yoel yang dituruti oleh Arin, duduk di satu kursi panjang mepet tembok. Sedangkan sang pria pergi untuk mengambil nomor urut.
Matanya menatap sesosok pria yang menjadikannya babu akhir-akhir ini, membuat kesalahpahaman besar di kelasnya. James, bukan dia yang lomba mewakili kelasnya, dia hanya menemani temannya.
Yoel tahu cowo itu cuma modus biar bisa ketemu Arin, tapi Yoel sedikit bernafas lega sebab jika ini berhasil, ia tak perlu lagi mendekati Arin.
Usai mendapat nomor urut, ia kembali dan duduk disebelah Arin. Tak ada percakapan, Arin sibuk memperhatikan ruangan billiard sebab mungkin ini pertama kalinya ia kesana, sementara Yoel sibuk bertukar sinyal kepada James agar segera mendekat kearah mereka.
"Kamu dapat nomor berapa, Yoel?" Yoel sedikit terkesiap saat tiba-tiba Arin bertanya.
Ia membuka kertas kecil yang didapatkannya. Tadi hanya asal ambil dan memberikannya ke panitia tanpa melihat dulu, "Pertama," jawabnya singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR CLASS
Humor"menjunjung tinggi solidaritas tanpa batas" Start: 18 September 2023 End: