OC | Confess

650 58 1
                                    

Sekarang adalah jadwalnya olahraga, namun sang guru olahraga yang terkenal sebagai kebanggaan murid perempuan itu sedang berlibur, sehingga mereka diijinkan untuk olahraga sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang adalah jadwalnya olahraga, namun sang guru olahraga yang terkenal sebagai kebanggaan murid perempuan itu sedang berlibur, sehingga mereka diijinkan untuk olahraga sendiri.

Johan diberi tanggungjawab untuk mengawasi mereka, bagaimana pun tak ada yang boleh melipir ke tempat lain selain di lapangan. Terserah mau memainkan apapun atau hanya duduk di pinggir lapangan, yang jelas mereka harus tetap berada di lapangan selama jam pelajaran olahraga berlangsung.

Karena dibebaskan untuk bermain apapun, jadi yang laki-laki memilih untuk bermain voli, sedangkan yang perempuan hanya duduk di tepi lapangan sambil makan jajan yang dibawa Giselle dari rumah. Tak boleh melipir ke tempat lain, tapi 'kan tidak ada larangan untuk makan.

Para bidadari itu juga sedang fokus melihat para pangeran yang tengah mengoper bola.

Mereka tidak munafik, anak-anak IPS 1 tuh emang cakep semua. Lihat aja Joel sama Yoel, aura pangerannya tetap terpancar meski berkeringat. Apalagi Johan sama Sahrul yang ngide lepas atasan mereka, memamerkan perut sixpack yang sebenarnya sudah biasa saja untuk anak perempuan—terlalu sering dipamerin soalnya.

Seandainya kelakuan mereka ga diluar nalar, kayaknya anak cewe gausah tengok kanan-kiri lagi buat nyari cowo.

"Gue baru tahu kalo Felix jago main voli," celetuk Chika yang tatapannya tak beralih dari pemuda asal Australia itu.

"Jangankan Felix, gue aja ga nyangka kalau Juno sejago itu," sahut Listya.

Pacarnya itu kerjaannya cuma rebahan sama ngopi, makanya dia kaget banget lihat Juno bisa main voli sebagus itu.

"Mereka tuh kalo lagi serius gitu keren parah. Kalo lagi bercanda beneran deh, pengen gue jedukin ke pager sekolah," kata Clara ikutan mengomentari.

"Sumpah ya, gue ga bakal melipir cari cowo kalau seandainya gue ga pernah tahu kelakuan diluar nalar mereka," Bina pun menyahuti.

"Gue juga, Bin."

"Kalo kalian tuh kayaknya emang udah kecanduan aja," cibir Naura sambil mengambil kacang milik Giselle.

Sekali seumur hidup nih kayaknya Giselle mau berbagi makanan.

"Duh, gue ga bawa hp lagi," kata Asa tiba-tiba, sambil grasa-grusu mencari ponsel entah milik siapapun itu. Padahal setiap pelajaran olahraga, mereka tidak diperbolehkan membawa ponsel. Ya meskipun sekarang ga ada pengawasnya sih.

"Buat apa emangnya?"

"Ngefoto perutnya Johan. Gilak tuh dia workout berapa tahun bisa sampai delapan kotak gitu?" jawab Asa takjub. Meskipun sudah biasa, tapi dia tetap saja takjub. Soalnya kotak di perutnya Johan tuh beneran bagus. Asa juga mau bikin yang begitu di perutnya, tapi kayaknya butuh banyak ikhtiar.

"Ya 'kan lo tahu kalau bapaknya dia punya gym, katanya sih juga mantan tentara. Johan bilang kalau selama hidup, dia ga pernah ga punya perut kotak kayak gitu," jelas Giselle sebagai pelanggan di tempat gym bapaknya Johan.

OUR CLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang