Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bang!" panggil Yanu ke abangnya yang lagi makan camilan sambil nonton iklan di televisi. Abangnya itu sebenarnya agak-agak sih, jadi dia ga ngerti kenapa doi sampe nolak Yunita buat kenalan.
"Lo kemarin diajak kenalan cewe, ya?" tanyanya lagi.
Wisnu nampak terdiam kemudian mata dan mulutnya langsung terbuka lebar usai mengingat kejadian beberapa hari yang lalu, "Lo kudu tahu gue diajak kenalan sama youtuber," hebohnya.
Yanu mengernyit, bukannya tadi teman-temannya bilang kalau abangnya ga kenal Yunita? Lah ini tahu kok.
"Itu temen sekelas gue."
Muka Wisnu makin kaget, "Sumpah? Cok, gue nyesel banget kemarin kaga ngasih nomor gue ke dia, lo mintain lagi deh."
Yanu makin bingung, "Lah terus lo kenapa nolak dia kemarin?"
"Gue kaget, grogi, gemeter, deg-degan, siapa yang nyangka kalau gue bakal diajak kenalan sama youtuber?"
Muka Yanu langsung berubah julid, abangnya ini kepedean sekali, "Itu cuma tantangan kali, bang," ucapnya yang terdengar tak terima.
"Gue tahu, dari awal dia sama yang lain udah ngawasin gue. Tapi gue ga ngira kalo bakal diajak kenalan," balas Wisnu sambil mengganti channel televisinya, mencari iklan yang tidak membosankan.
Wisnu tidak suka acara televisi sekarang, lebih baik nonton iklan.
Yanu menghembuskan nafasnya, "Bang, lo speak up lah," pintanya.
"Sepick-up? Sepick-up sama siapa?"
"Speak up, anjing, bukan sepick-up!" kata Yanu penuh amarah. Lama-lama setres dia ngomong sama abangnya.
Wisnu nyengir, "Speak up apaan?" tanyanya.
"Ada yang nyebar berita di twitter kalo lo nolak Yunita, terus temen gue malu banget. Secara 'kan dia youtuber, ditolak sama cowo spek babu kayak lo. Lo klarifikasi lah, bilang kalo lo ngelakuin itu karena kebelet boker," jelas Yanu sekaligus membujuk.
"Mata lo! Rusak reputasi gue."
"Ah elah, bang, kasihan temen gue, sampe ga selera makan."
"Kok lo tahu? Lo suka sama dia ya?" tuduh Wisnu sambil menunjuk muka Yanu.
"Sembarangan! Tadi pas istirahat dia ga ikut makan," sangkal Yanu, memang pada dasarnya dia membujuk Wisnu karena dipaksa teman-temannya, bukan karena ia menyukai Yunita.
Ga teman sekelasnya, ga abangnya, semuanya dihubung-hubungin sama suka.
Muka Wisnu langsung berekspresi kayak bulan gosong, "Gue harus bilang apa?"
"Ya tadi, lo bilang kalo lo kebelet boker pas diajak kenalan, jadi buru-buru mau balik."