bab 23

6K 352 19
                                    

-------------------------------------------------------------------------
HAPPY READING
.
.
.
.

Veli berhenti dan berbalik lalu berlari menabrak beberapa orang, Veli terus bangun dan terus berlari.. hatinya sangat sakit, semua yang ia miliki sekarang telah meninggalkannya.

Veli terus berlari hingga keluar gedung acara
"Hiks.. hiks... sakit.. " Veli menangis, air mata yang ia tahan selama ini tumpah.

Ia jatuh terduduk di pinggir jalan yang sepi, hanya ada dia dan kesedihannya... tidak berselang beberapa waktu hujan turun.

"AAAAAAA... KENAPAA! EMANGNYA GUE GA PANTES BAHAGIA!" teriak Veli melepas topengnya dan membuangnya sembarangan.

"Gue... hiks gue juga pengen bahagia..." ucap Veli lirih dan terus menangis, ia membiarkan tubuhnya terkena hujan ia melepas sanggulan rambutnya membiarkan rambutnya jatuh menutupi wajahnya.

"Gue pengen mati.. gue cape... semua.. semuanya ninggalin gue... Dante, Oliv TERUS SIAPA LAGI! SIAPA LAGI YANG BAKAL LO AMBIL DARI HIDUP GUE! " ucap Veli berteriak mendongak menatap ke atas.

"LO YANG BIKIN GUE ADA DI DUNIA GA JELAS INI, gue... gue hiks gue... mau mama papa..." Lirih Veli dan kembali menunduk.

Hujan semakin besar dan disertai petir, seakan membantu Veli menghilangkan dukanya.

Seorang Pria memakai payung menatap ke arah Veli dengan rasa bersalah dan perihatin, ia menghampiri Veli dan menaruh payung itu di atas Veli.

"Vel.." panggil Pria itu yang membuat Veli mendongak dan tangisannya semakin keras.

"Hiks.. hikss Bara... hiks... mereka jahat" ucap Veli bangun dan memeluk Bara. Ya pria itu adalah Bara.

Bara melepas payungnya dan memeluk erat Veli, ia melihat saat pemilik V'a boutique pergi jadi ia memutuskan mengikutinya tapi betapa kagetnya ia saat melihat ternyata itu Veli.

"Mereka jahat Bar..  Bara kenapa Bar.. kenapa hidup gue hancur kayak gini... gue capee..." lirih Veli dan menangis pilu di pelukan bara

Bara tidak tahu harus melakukan apa, ia hanya bisa  mengelus kepala Veli agar ia bisa tenang. Veli melepas tangannya dan pingsan untung Bara dengan reflek menangkap Veli.

"Veli bangun.. veli.." ucap Bara memukul pelan pipi Veli.

Karena tidak kunjung mendapat respon, Bara menggendong Veli dan membawanya kedalam mobil yang ia bawa.

Bara mengendarai mobil dengan kecepatan penuh, ia tidak memikirkan bahwa jalan licin akibat hujan atau sebagainya yang ia pikirkan adalah kesehatan Veli.

Saat hampir sampai ternyata jalanan macet total akibat di depan sana ada kecelakaan. Bara terus menerus membunyikan klakson. Ia menoleh ke arah Veli yang masih pingsan dengan penampilan yang sangat berantakan.

"Sialan" gumam Bara lalu keluar mobil dan membuka pintu mobil, ia menggendong Veli dan berlari hujan-hujanan menuju rumah sakit, meninggalkan mobilnya.

Bara terus berlari hingga sampai di rumah sakit.
"Dokter! Dokter tolong teman saya!

Orang-orang di rumah sakit memusatkan perhatian mereka pada Bara dan Veli dalam gendongannya. Hingga suster datang dan menyuruh Bara membawa Veli ke UGD.

Protagonis < FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang