Happy reading.
.
.
.
."Ambil semua saham keluarga dari V'a bautique" perintah Dante pada bawahan ayahnya.
Setelah pulang dari rumah Oliv, ia sekarang berada diperusahan milik keluarganya Xavier company.
"Tidak.." tolak Dimas, bawahan/ asisten pribadi tuan Xavier
Dante mengeratkan kepalan tangannya lalu menggenggam kerah baju pria itu
"Berani sekali... berani sekali orang rendahan sepertimu menolakku!"
"Saya tau saya rendahan tapi tindakan anda lebih rendahan" balas Dimas tenang
Wajah Dante memerah menahan amarah, ia mundur dan tanpa aba-aba meninju wajah Dimas hingga terdorong kebelakang.
"Orang rendahan! Persetanan dengan amarah ayah gue bakal lakuin apapun agar wanita itu menderita!"
Dante berjalan ke arah meja kerja ayahnya dan memberi cap pada dokumen yang ia bawa, dokumen tentang penarikan semua saham dari butik milik Veli.
'Lo bakal hancur, gue gasabar liat muka putus asa lo dan memohon sama gue... gue bakal bikin lo ngerasain apa yang oliv rasain.' batin Dante membara.
Dante membawa dokumen itu dan akan ia serahkan pada Veli melalui OB, mungkin ini tidak sopan dan butuh waktu tapi itu tidak masalah baginya.
Dimas menghalangi langkah Dante dengan berdiri tegak dipintu tapi lagi-lagi Dante mendorongnya hingga ia terjatuh kebelakang.
Dimas mengambil ponselnya dan menghubungi tuan Xavier tapi panggilan itu ditolak.
"Sial aku lupa jika tuan sedang rapat di luar negeri" ucapnya frustasi.
***
Veli dan Felix sampai dirumah, mereka berdua masuk kedalam dan Felix membawa Veli keruang keluarga.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikum salam"
Veli menoleh kearah Ernald dan orang yang ia lihat tadi, Veli duduk disamping Felix yang berhadapan langsung dengan Ernald dan Geo.
"Velii.. urusanmu sudah selesai?" tanya Kakek Gibran tersenyum lembut
Veli menganggukkan kepalanya
"Sudah kek..""Jadi.. boleh kakek selesaikan perkataan kakek yang tadi?" tanyanya lagi
Veli diam sesaat lalu mengangguk "tentu.."
Kakek Gibran dan yang lain tersenyum lalu Kakek gibran berucap " kamu sebenarnya adalah cucu saya.. anak dari Aldian dan Windiya yang hilang saat umur 3 tahun"
Veli terdiam, dia tidak bereaksi sama sekali seperti perasaanya hilang tapi jauh dilubuk hati bukan kebahagian tapi rasa sakit. Apa ini perasaan Veli yang asli? tapi kenapa sakit bukan senang.
Jantung mereka berdetak kencang, pandangan mereka tertuju pada Veli yang masih terdiam tanpa menunjukkan sedikitpun reaksi.
"V-veli.." panggil pelan Felix menyentuh bahu Veli
Veli menoleh dan tiba-tiba tubuhnya seperti tertarik dan ia jatuh pingsan. Felix refleks memeluk Veli untuk menahannya agar tidak jatuh.
Mama Windi bangun dan berlari menghampiri Veli, ia memeluk Veli yang pingsan dan menangis
"Sayang.. bangunn... anak mama.."Mama Windi menatap anggota keluarga lain dengan tajam " ini semua salah kalian!.. a-aku sudah bilang.. jangan sekarang t-tapi kalian terus memaksa..." ucap Mama Windi menangis dan terus memeluk Veli dan sesekali mencium kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonis < Figuran
HumorKisah Kinan putri yang bertransmigrasi ke tubuh Velice Anindya G. Tokoh Figuran di Novel 24 jam Always You