bab 30

5.7K 377 27
                                    

Happy reading
.
.
.
.

"Sialan! kenapa bisa perusahaan mengalami kerugian sebesar ini" bentak seorang pria kepada bawahannya.

"M-maaf tuan"

Dante melempar map yang berisi kerugian-kerugian perusahannya pada wajah bawahannya hingga kertas-kertas berceceran dilantai.

"Sialan.. ini semua karena wanita itu" Dante mengepalkan kedua tangannya, wajahnya mengeras dan merah padam menahan amarah.

"T-tuan bagaimana dengan karyawan disin—"

"Keluar!" potong Dante yang langsung membungkam mulut bawahannya dan tidak butuh lama karyawan itu keluar dari ruangan Dante.

Dante mengambil ponselnya dan menghubungi Oliv, setelah panggilan tersambung bukannya sambutan hangat tetapi tangisan lah yang ia dapat.

"Dante... a-aku di.. di pecat" ucap Oliv disana dengan tangisan pilu

Dante semakin mengepalkan kedua tangannya mendengar aduan tunangannya.
"Kamu tenangin diri kamu.. aku kesana sekarang"

Setelah mengatakan itu Dante mematikan sambungan telepon dan membanting ponsel miliknya ke dinding.

"Sialan! Veli.. lo salah milih lawan..." ucap Dante mengambil jas miliknya dan menoleh ke arah ponsel miliknya yang sudah hancur lalu pergi keluar.

Dante melangkahkan kakinya dengan penuh wibawa diiringi tangisan para karyawannya yang terancam kehilangan pekerjaan mereka.

***

Veli membuang nafas gusar, ia tau ini keputusan besar apalagi ia melawan Dante yang notabe keluarga Xavier yang sangat kaya dan memiliki koneksi banyak.

Memang yang ia hancurkan hanya perusahan kecil yang dikelola oleh mereka berdua tapi tetap saja kerugian pasti akan banyak.

"Gue harus apaa..." ucapnya berjalan lemas ke arah sofa melewati pecahan-pecahan kaca yang berserakan dimana-mana

"Engga Vel.. lo bisa! Lo juga kaya cuma kurang koneksi ajaa" ucap Veli menyemangati dirinya sendiri.

Veli memejamkan mata dan bersandar pada sofa menenangkan hatinya yang terus berdetak tidak tenang dan otaknya yang terus menyemangatinya.

Waktu terus berjalan dengan mengikuti alurnya dan bunyi bel dari luar membangunkan Veli.

Veli membuka mata dengan malas lalu bangun dan berjalan melewati pecahan-pecahan kaca kembali hingga menghasilkan suara yang nyaring.

Hampir semua apartemen Veli dipenuhi pecahan kaca kecuali kamar, dapur dan kamar mandi.

Cklekk

Veli membuka pintu dan terkejut dengan kedatangan Felix dan Ernald yang tersenyum manis.

"K-kalian kenapa kesini.." tanya Veli sedikit membuka pintu dan hanya menongolkan kepalanya

Felix memiringkan kepala melihat kelakuan aneh Veli, ia maju dan mendorong pintu tapi ditahan Veli, dan terjadilah aksi dorong mendorong yang dimenangi oleh Felix.

Saat pintu terbuka terpampanglah apartemen Veli yang berantakan dan dipenuhi pecahan kaca.

"Ini kenapa.. kok berantakan gini?" tanya Ernald penuh curiga

"A-ada tikus tadi.. ya ada tikus maklum lah ditinggal lama jadinya banyak tikuss.." jawab Veli gugup

Felix masuk kedalam dan mengamati sekitar, matanya jatuh pada foto yang ikut berserakan lalu ia mengambil foto itu.

"Dante.." gumamnya

Veli melototkan matanya mendengar gumaman Felix, ia berlari dan merebut foto ditangan Felix
"L-lo... ga sopan banget sih.."

Protagonis < FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang