1

549 61 1
                                    

"Gila ni anak. Ngapain aja anjrit lama bener!" keluh Jason setelah hampir setengah jam menunggu Jean untuk berangkat ke sekolah bersama.

"Gw tambah cape denger lo ngoceh mulu jas." sahut mark yang juga sedari tadi masih setia menunggu Jean bersama dengan jason.

Tak lama kemudian sosok yang mereka bicarakan pun menampakkan diri.

"Sorry lama." ucap Jean singkat saat menghampiri kedua sahabatnya bersamaan dengan kendaraan roda dua kesayangannya.

"Lebih lama nungguin lo daripada cewe gw je astaga" keluh Jason untuk kesekian kalinya.

"Dahlah ayo cepet keburu telat!" tegur Mark karena jika tidak maka Jason akan kembali mengeluh kepada Jean meski tak ditanggapi sedikitpun oleh Jean.

"Eh jemput cewe gw dulu bentarr!"

"Elah napa ga lo jemput dulu tadi jasss!" keluh Mark.

"Ya bolak-balik dong gw ntar. Rumah cewe gw kan lebih deket dari sekolah"

"Lo pada tenang aja valen dandannya ga selama ni anak" sindir jason yang lagi-lagi tak ditanggapi sedikitpun oleh Jean

"Yaudah cepet buruan ah!" mereka pun bergegas menuju sekolah.

🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃

"KINARAAA ASTAGA KEBO BANGET LO!!" pekikan suara sella terasa begitu menusuk gendang telinga Kinara hingga membuatnya bangun secara paksa dari tidurnya.

"Gila lo gw ga budeg ngapain lo teriak sih!!" protes Kinara sembari mengelus-elus lembut kedua telinganya.

"Ya lo kira-kira dong jam segini masih aja tidur! gw nungguin lo dari tadi dibawah taunya masih molor!" butuh kesabaran tingkat tinggi menghadapi Kinara yang hidup semaunya. Beruntunglah ia memiliki sahabat seperti Sella yang sangat sabar menyeretnya untuk berangkat sekolah tepat waktu.

"Tenang aja gw udah mandi daritadi cuman ketiduran lagi aja. Udah sana lo keluar gw mau ganti baju!" usir Kinara sembari mendorong paksa Sella untuk keluar dari kamarnya.

"Napasih gw juga punya kali gausah lo tutu..p" belum selesai Sella berbicara namun pintu kamar sudah terbanting keras menutup rapat.

"Sabar sel sabar, inget ngadepin titisan dedemit emang harus pake kesabaran tingkat tinggi.." ucap Sella sembari mengelus dadanya meredakan perasaan gatal untuk tidak mencakar wajah sahabatnya itu.

10 menit kemudian

"Ayo berangkat!" ajak Kinara saat menuruni tangga tanpa melirik pada Sella sedikitpun

"Eh sarapan dulu woy!" ucap Sella dengan cepat menarik tangan Kinara sebelum keluar rumah

"Gaakan sempet, tar aja disekolah" ucap Kinara dengan tangan yang berbalik menarik Sella untuk segera keluar dari rumahnya.

Sejujurnya Sella tahu betul bukan itu alasan Kinara untuk tidak sarapan di rumah. Sejak 10 menit yang lalu Irene sudah duduk di meja makan menunggu putrinya untuk sarapan bersama, dan hal itu tak luput dari sepengetahuan Kinara. Ia tentu tahu bahwa maminya telah menunggu untuk sarapan bersama dengannya tetapi ia memilih untuk sarapan di sekolah saja. Sella pun menunduk kepada Irene memberikan isyarat maaf karena tidak bisa membujuk Kinara untuk sarapan bersama.

Bukan pertama kalinya Kinara seperti ini. Ia selalu saja menolak untuk sarapan bersama Irene terutama semenjak papinya pergi meninggalkan rumah. Kinara merasa jika ia sarapan bersama Irene, kekosongan di meja makan akan semakin terasa. Ia menolak kenyataan bahwa papinya benar-benar pergi meninggalkannya. Oleh karena itulah Kinara selalu menghindari segala macam kegiatan di rumah yang akan mengingatkannya kepada sosok papi yang dirindukannya.

INEFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang