Sepulang mengantar Kinara pulang Jean tak henti-henti nya tersenyum sepanjang perjalanan menuju rumahnya. Berbeda jauh dari beberapa hari belakangan ini, suasana hati Jean saat ini benar-benar dipenuhi bunga dan kupu-kupu yang sudah lama tak ia rasakan.
Bahkan saat ia memasuki rumahnya pun Jean bersiul sembari tersenyum tanpa henti. Kinara benar-benar mampu memutarbalikkan mood Jean dalam waktu sekejap.
"Abis ngedate ya?" tidak, bukan Yasselyn melainkan Diego yang juga belum lama pulang.
Jean mengerutkan dahinya saat melihat kehadiran Diego. Pasalnya ayahnya itu sudah hampir seminggu ini tidak pulang. Diego memang memiliki rumah pribadi lainnya yang lebih sering menjadi tempat tujuannya pulang ketimbang rumah megah bersama keluarga kecilnya itu.
Bagi Jean, ia sudah tidak lagi memedulikan kehadiran Diego. Ia justru merasa lebih bahagia saat Diego tidak pulang ke rumah. Itulah mengapa kini ia terheran melihat Diego tiba-tiba pulang ke rumah.
"Ngapain pulang kesini?" tanya Jean tanpa berniat menjawab pertanyaan Diego.
"Emang kenapa? ini kan rumah ayah juga.." jawab Diego santai sembari berjalan mendekat pada Jean.
"Mau kopi ga?" tawarnya sembari menyodorkan segelas kopi yang Yasselyn buatkan untukknya.
Jean menatap sinis ayahnya itu. Sikapnya benar-benar berbeda dari Diego yang ia kenal selama ini. Dan apa katanya tadi? kopi? sejak kapan pula ia menawarkan makanan atau minuman miliknya pada Jean.
"Gasuka." Jean melenggang pergi menaiki tangga menuju kamarnya.
"Kamu belom jawab pertanyaan ayah loh.." ucap Diego yang kemudian menghentikkan langkah Jean.
"Apa urusannya sama lo?" ketus Jean saat berbalik menatap Diego.
Diego tersenyum lalu meneguk kopinya, "Ya gapapa, nanya aja. Ternyata selera kamu emang ga jauh beda sama saya.."
Kini Jean yang tersenyum bahkan tertawa mendengar perkataan Diego.
"Sama? Selera gw cewe perempuan baik-baik, bukan perempuan yang dengan gatau malunya ngerebut suami orang. Beda jauh kan?" setelah mengatakan hal tersebut Jean pun langsung berbalik dan benar-benar pergi menuju kamarnya.
Diego sama sekali tidak tersinggung dengan ucapan Jean. Ia justru tersenyum lebar menatap punggung anaknya yang semakin jauh.
"Lucu sekali.." gumamnya sembari tersenyum.
🌃🌃🌃🌃🌃🌃
"Haaaahhhh..." Jean merebahkan tubuhnya diatas kasur sembari menatap langit-langit kamarnya.
"Belom jadian aja udah kaya gini gw. Gimana kalo udah jadian.." Jean tertawa sendiri membayangkan dirinya yang sudah tergila-gila oleh Kinara.
Tak lama kemudian tiba-tiba ponselnya bergetar karena ada pesan masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFABLE
Teen FictionJean dan Kinara akan memperkenalkan kalian pada sebuah takdir yang begitu kejamnya merusak kebahagiaan dua orang remaja yang hanya ingin bahagia bersama.