"Gw bisa sendiri.." ucap Kinara saat Jean menghampirinya dengan membawa sebuah kotak P3K untuk mengobati luka bakar di lengan kanan Kinara. Saat ini mereka hanya berdua di ruang UKS, sedangkan Dokter yang bertugas sedang tidak ada di tempat alhasil Jean bersikeras untuk membantu Kinara mengobati lukanya. Jean sama sekali tidak menanggapi protes dari Kinara, ia tetap menahan lengan Kinara saat sesekali ia menarik lengannya dan mencoba mengambil obat yang ada di genggaman Jean.
"Udah diem gw bantu biar cepet." Kinara pun pasrah membiarkan Jean melanjutkan kegiatannya. Perlahan Jean mulai melipat lengan seragam Kinara agar memudahkannya mengobati luka tersebut. Namun sedetik kemudian Jean menghentikan pergerakannya saat melihat bekas 'tanda' di pergelangan Kinara.
Kinara yang sadar akan reaksi Jean pun kembali hendak menarik lengannya, namun lagi-lagi Jean menahan lengannya dan lanjut melipat lengan seragam Kinara.
"Lo bukan seniman gausah sosoan ngegambar abstrak." Kinara hanya tersenyum kecil mendengar ucapan Jean.
"Ga semua seniman jago di percobaan pertama mereka.." balas Kinara tak kalah santai.
"Tar gw beliin buku gambar. Jangan kaya orang ga mampu." lagi-lagi ucapan Jean membuat Kinara tersenyum, namun sedikit lebih lebar dari sebelumnya. Setelah itu suasana kembali hening.
"Sorry." ucap Jean memecah keheningan.
"Tiba-tiba?"
"Jess did this because of me." tepat seperti dugaan Kinara, Jean merasa bersalah dan menganggap ini semua terjadi karena nya.
"Ga salah sih, dia gini emang karena tergila-gila sama lo. But she was the one who did this, so she's the one who supposed to apologize, not you. " Jean tidak menanggapi ucapan Kinara dan tetap berfokus mengoleskan salep pada lengan Kinara.
Setelah selesai mereka segera meninggalkan UKS dan pergi ke kelas masing-masing karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Karena kelas Jean searah dengan kelas Kinara alhasil mereka berjalan beriringan menuju kelas mereka yang tentunya membuat banyak siswa yang melirik aneh kepada mereka. Tentu saja mereka terheran-heran. Sejak kapan dua manusia kulkas itu dekat? benar-benar pemandangan yang langka.
"Thanks Je. I was forgot to say that.." ucap Kinara saat sampai di depan kelasnya.
"It's okay." ucap Jean lalu melenggang pergi dari hadapan Kinara menuju kelasnya.
Sembari berjalan menuju kelasnya Jean tak bisa berhenti membayangkan bekas tanda yang ada di pergelangan tangan Kinara. Terbesit rasa khawatir dalam batinnya.
"Sejauh apa lo terluka ra?" batin Jean saat memikirkan Kinara.
🌃🌃🌃🌃🌃🌃
Bel pulang sekolah berbunyi..
Waktu yang sangat ditunggu-tunggu oleh para siswa, bahkan beberapa sudah mulai merapihkan alat tulis dan buku-buku mereka beberapa menit sebelum bel berbunyi. Tak terkecuali Jean dan kedua kawannya. Seperti biasa pula, Jason lah yang paling antusias mendengar bunyi bel pulang sekolah. Menurut Jean dan Mark, jiwa childish Jason memang tidak ada yang menandingi sejauh ini.
"Woy mabar ayokkk!!" ajak Jason dengan semangat yang kemudian hanya diangguki santai oleh Mark, sementara Jean hanya diam tidak menanggapi.
"Je lo gausah balik dulu lah, langsung aja kerumah gw sekarang. Gaada titipan apa-apa kan dari tante cantik?" tanya Jason melihat Jean yang sedari tadi hanya diam tidak menanggapinya. 'tante cantik' sendiri adalah panggilan Jason dan juga Mark pada ibunda Jean.
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFABLE
Teen FictionJean dan Kinara akan memperkenalkan kalian pada sebuah takdir yang begitu kejamnya merusak kebahagiaan dua orang remaja yang hanya ingin bahagia bersama.