"Mang mau kunci mobil dong, Kinara mau keluar sebentar" pinta Kinara pada mang japri supir pribadi keluarganya.
"Saya antar aja ya neng.." tolak mang japri halus. Bukan apa-apa, Irene memang sudah mewanti-wanti untuk jangan membiarkan Kinara berkendara sendiri di malam hari.
"Gapapa mang gausah saya sendiri aja. Ga lama ko.." sebisa mungkin Kinara membujuk mang Japri karena memang Maminya selalu meminta mang Japri untuk mengantarnya kemanapun Kinara pergi. Entahlah mungkin sekaligus mengawasi agar Kinara pergi dengan aman.
"Aduh non nanti saya diomelin nyonya kalo non pergi sendiri.." ucap mang japri tak kalah memelas. Kinara pun menghela napas pelan, ia hanya ingin pergi untuk membeli kue ulang tahun karena hari ini adalah hari ulang tahun papinya. Dia ingin menghabiskan waktunya sendiri tapi ia juga tidak tega jika mang Japri mendapat omelan dari Maminya.
"Yaudah deh mang ayo.." akhirnya Kinara pun mengalah.
"Oke neng bentar ya mamang siapin mobilnya dulu" ucap mang Japri dengan senyum hangatnya.
Setelah mobil siap berangkat Kinara pun segera pergi dengan mang Japri namun tiba-tiba terdengar suara panggilan dari dalam rumah yang menahannya untuk pergi.
"Non pake jaket dulu udah malem nanti masuk angin!" Ternyata Bi Inah yang datang tergesa-gesa menghampiri Kinara dengan membawa jaket Kinara yang ia pakai sepulang sekolah tadi.
"Gapapa Bi kan Kinara naik mobil gaakan masuk angin" tolak Kinara secara halus.
"Tapi nanti kan non keluar dari mobil meskipun sebentar jadi jaga-jaga aja non biar ga masuk angin.."
"Yaudah deh makasih ya Bi.." ucap Kinara dengan lembut kepada Bi Inah sembari mengambil jaket yang dibawa oleh Bi Inah. Bagi Kinara mang Japri dan Bi Inah adalah dua sosok yang memberikan kehangatan di rumah ini setelah kepergian papinya. Ia bersyukur setidaknya ada sedikit kehangatan yang ia dapat meskipun bukan dari kedua orang tuanya. Merekalah yang membuat Kinara cukup bertahan untuk tinggal di rumah mewah ini.
Kinara pun segera masuk ke mobil bersama mang Japri.
"Toko kue biasa kan non?" Tanya mang Japri sebelum Kinara mengatakan tujuan mereka."Iya mang" mang Japri tahu betul Kinara pasti akan pergi untuk membeli kue di hari ulang tahun papinya. Ini sudah menjadi rutinitasnya semenjak kepergian papinya. Kinara jarang sekali keluar rumah apalagi sendiri, hanya jika bersama Sella dan di hari ulang tahun papinya saja Kinara akan keluar rumah.
🌃🌃🌃🌃🌃🌃
"Mang tunggu bentar ya, ara ga lama ko" ucap Kinara lembut.
"Siap neng!"
Kinara hanya berbicara lembut kepada Bi Inah dan juga Mang Japri. Bagi Kinara mereka lebih terasa seperti orang tua dibandingkan Irene dan Sean. Kinara tidak membenci Sean, ia hanya merasakan kecewa yang teramat sangat kepada papinya yang dengan teganya meninggalkan Kinara dengan Irene. Meski begitu sosok Sean sebagai seorang ayah bagi Kinara tetap tak tergantikan sampai kapanpun.
Kinara memasuki sebuah toko kue yang juga merangkap menjadi sebuah cafe yang cukup terkenal dan selalu ramai oleh pengunjung. Toko ini adalah toko langganan Kinara dan Sean sejak dahulu. Mereka selalu membeli Matcha lava cake di hari ulang tahun Kinara, dan Matcha Latte Pudding di hari ulang tahun Sean. Meskipun secara fisik Kinara jauh lebih mirip dengan Irene, tetapi secara sifat dan preferensi Kinara sangat persis seperti Sean.
"Mba matcha latte puddingnya satu ya" ucap Kinara dengan telunjuk yang mengarah pada salah satu gambar cake yang ada pada menu di hadapannya. Meski memakai masker namun dapat terlihat sekilas bahwa saat ini Kinara sedang tersenyum ramah. Membayangkan kenangan bersama Papinya memang terasa menyakitkan namun tetap membawa kenangan indah yang dapat menarik sudut bibirnya untuk tersenyum. Ia sangat rindu papinya terlebih di hari ulang tahunnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFABLE
Подростковая литератураJean dan Kinara akan memperkenalkan kalian pada sebuah takdir yang begitu kejamnya merusak kebahagiaan dua orang remaja yang hanya ingin bahagia bersama.