Jean terpaksa berbohong demi membujuk Kinara untuk ikut pergi bersama nya. Ia tidak mungkin membiarkan Kinara pergi dalam keadaan seperti itu di malam hari, seorang diri pula. Terlebih jika mengingat kejadian mengerikan yang hampir menimpa Kinara, bagaimana bisa Jean membiarkan Kinara begitu saja.
"Ra.." panggil Jean saat mereka berhenti di lampu merah.
"Boleh mampir ke petshop bentar ga? ada yang mau gw beli.." tanya nya meski tak ada respon dari Kinara.
"Hmm?" tanya nya sembari melirik ke arah kaca spion.
Kinara mengangguk saat melihat Jean yang menatapnya melalui pantulan kaca tersebut.
"Gw janji gaakan lama.."
Jujur saja sebenarnya Kinara tidak mendengar jelas apa yang Jean ucapkan. Selain karena jalanan yang dipenuhi oleh suara klakson kendaraan yang saling berautan, Kinara sendiri memang sedang melamun sejak awal mereka pergi dari rumah tadi.
Apapun yang Jean tanyakan, Kinara hanya akan menjawabnya dengan anggukan.
Setelah lampu berganti hijau Jean pun segera melajukan motornya ke sebuah pet shop yang tak jauh dari rumahnya.
"Mau ikut ke dalem ga?" tanya Jean setelah mereka sampai di tempat tersebut.
Kinara pun menggeleng sebagai jawaban.
Jean berpikir sesaat. Ia merasa tak tenang meninggalkan Kinara sendirian diluar, tapi ia juga tidak ingin memaksa Kinara untuk ikut masuk bersamanya.
Sesaat kemudian Jean mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi seseorang.
"Halo mas? boleh minta tolong..."
"Makasih ya mas.." Jean pun menutup teleponnya.
Tak lama kemudian seorang laki-laki yang diduga pegawai dari petshop tersebut keluar sembari membawa pesanan Jean.
Iya, orang yang Jean hubungi tadi adalah pegawai petshop tersebut. Ia meminta tolong untuk membawakan pesanannya keluar karena alasan tertentu. Toh ia sudah menjadi langganan di tempat tersebut, tentu para pegawai disana mengenal dan mempercayai Jean.
"Ini uangnya ya mas.." ujarnya sembari menyodorkan dua lembar uang kertas berwarna merah.
"Bentar ya kembaliannya saya ambil dulu.."
"Gausah mas, ambil aja kembaliannya. Makasih mas..." Jean pun langsung mengendarai motornya kembali menuju rumah bersama.
🌃🌃🌃🌃🌃🌃
Tak lama kemudian keduanya pun sampai di rumah Jean.
Setelah turun dari motornya, Jean menoleh pada Kinara yang masih terdiam dengan helm yang juga masih menempel di kepalanya.
"Kenapa? susah bukanya? sini gw bantu.." Jean mendekat untuk melepas helm tersebut namun Kinara justru memegang helm tersebut sembari menggeleng.
Jean mengerutkan keningnya bingung.
"Kenapa ra?" tanya nya.
"Mata gw smb bsgdja..." suara Kinara teredam dibalik helm.
"Hah? wait..."Jean mendekat pada Kinara untuk mendengar lebih jelas
Kinara menghela nafas kasar lalu mengulang ucapannya, "Mata gw sembab banget.. gamau ketemu bunda kaya gini.." ucapnya dibalik helm tersebut.
Jean tersenyum mendengar ucapan Kinara, "Trus masa mau dipake ke dalem helm nya?"
Kinara berpikira sesaat lalu dengan menghela nafas panjang ia pun melepas helm tersebut.
Jean menahan gemas melihat Kinara yang berusaha menutupi wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFABLE
Teen FictionJean dan Kinara akan memperkenalkan kalian pada sebuah takdir yang begitu kejamnya merusak kebahagiaan dua orang remaja yang hanya ingin bahagia bersama.