Jean dan Kinara akan memperkenalkan kalian pada sebuah takdir yang begitu kejamnya merusak kebahagiaan dua orang remaja yang hanya ingin bahagia bersama.
Meski baru sekejap memejamkan mata, Kinara berhasil bangun tepat waktu, bahkan dua menit lebih awal dari alarm yang ia atur. Sudut bibirnya terangkat saat menatap wajah Irene yang tertidur pulas dengan sebelah tangan yang terulur mendekap hangat tubuhnya.
Perlahan Kinara meletakkan lengan Irene di atas kasur sembari perlahan beranjak dari kasur. Ia bergerak dengan penuh hati-hati agar tidak menimbulkan bising yang mampu membangunkan Irene dari tidur lelapnya.
"augh laper banget gw.." celotehnya seraya berhasil keluar dari kamar lalu bergegas menuruni tangga menuju dapur.
"Pagii!" sapa seseorang dengan suara sedikit serak yang cukup mengejutkannya. Ia pun menoleh pada sumber suara dan mendapati Diego yang sedang fokus mengupas beberapa buah.
"P-pagi om.." sahutnya sedikit canggung.
"Om ngapain??" tanya nya berusaha memecah kecanggungan.
"Bikin jus buah, mau ga?"
Belum sempat menjawab namun perutnya lebih dahulu memberikan jawaban. Pipi nya merona karena merasa malu. Padahal Kinara berniat menolak dan menunggu Irene bangun atau memesan layanan cepat saji, namun apa daya, sepertinya ia benar-benar tergoda dengan jus buatan Diego yang terlihat begitu segar.
"..boleh om.." jawabnya. Gadis itu berdiri canggung dihadapan lelaki itu.
"Kamu suka buah apa? atau mau di mix aja?" tanya nya sembari berusaha menahan tawa.
"Kalo mau ketawa gapapa, gausah ditahan om." celetuk Kinara yang justru semakin malu melihat ekspresi wajah Diego.
Siapa sangka Diego benar-benar tertawa tanpa berusaha menahan diri sedikitpun.
"Om gapernah liat cewe cantik perut nya bunyi ya? puas banget ketawa nya." gerutu nya menatap sinis lelaki dihadapannya itu.
Alih-alih menjawab Diego justru semakin tertawa mendengar ucapan Kinara.
"Wahh omongan kamu tadi persis banget sama yang mami kamu omongin waktu pertama kali burp depan om" takjub rasanya melihat kemiripan Irene dan Kinara. Raut wajah, gerak-gerik, bahkan kata-kata yang mereka ucapkan benar benar sama persis.
"Kalo ga mirip malah aneh kan om." selorohnya sembari mengambil sebuah pisang di hadapannya.
"Oiya bytheway aku samain aja kaya om jus nya hehe, makasi om." ucapnya saat teringat belum menjawab pertanyaan Diego.
"Okay, siap mba!" sahut Diego bak seorang penjual jus profesional.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌃🌃🌃🌃🌃🌃
"Gimana? enak ga nasi goreng buatan om? keasinan ga?" tanya Diego menunggu penilaian Kinara yang baru saja menyantap sesuap nasi goreng buatannya.
Setelah menghabiskan jus buatannya Kinara masih merasakan lapar dan perutnya pun kembali memberikan sinyal yang terdengar sangat jelas. Karena itulah Diego menawarkan untuk membuatkannya nasi goreng karena tidak tega membangunkan Irene.