Setelah mendapat kabar mengenai kondisi Kinara, Sella pun bergegas meninggalkan kelas untuk menemui Kinara di UKS. Ia menyesal karena tidak mengikuti Kinara menemui pak Dirga, dengan begitu ia tidak akan kelimpungan mencari keberadaan Kinara yang tak kunjung kembali ke kelas.
Tak hanya itu, berkali-kali Sella berusaha menghubungi ponsel Kinara namun sayangnya tak satu pun panggilannya tersambung. Hingga puncak kekhawatirannya yaitu saat ponsel Kinara tiba-tiba menjadi tidak aktif, Sella bahkan meminta pertolongan Jean untuk membantunya mencari Kinara.
"Lo pasti tau kan Kinara kenapa?" tanya Jean pada Sella yang sedari tadi hanya diam sembari menemani Kinara yang masih tak sadarkan diri.
Jean menyugar rambutnya ke belakang merasa frustasi karena tak kunjung mendapat jawaban. Dokter UKS yang bertugas menjelaskan bahwa kondisi Kinara baik-baik saja dan mungkin sesak nafas yang dirasakan olehnya disebabkan oleh hal lain. Tentu saja hal ini kemudian menjadi tanda tanya besar dalam benak Jean.
"Gw gatau sejauh apa hubungan lo sama Kinara, tapi lebih baik lo gausah nyari tau lebih dalam soal kehidupan dia kalo lo cuma mau main-main doang." celetuk Sella setelah terdiam beberapa saat.
"Gw gapernah sekalipun ada niat main-main sama Kinara. Tapi dia yang ngedorong gw mundur duluan.." sahutnya.
"Kinara emang selalu kaya gitu. Jangankan lo yang baru kenal dia, gw yang udah deket dari jaman bocah ingusan aja dia masih nutupin banyak hal dari gw."
Jean terdiam sesaat berusaha memahami perkataan Sella.
"Gw gangerti. Kenapa dia harus nutupin masalahnya dari orang terdekat dia sendiri? bukannya justru lebih berat buat dia tanggung sendiri?" seketika Jean pun teringat pada bunda nya.
Setelah melihat bagaimana penderitaan yang Yasselyn alami selama ini, Jean menyadari bahwa semua yang ia ketahui bahkan belum seberapa dari rasa sakit yang selama ini Yasselyn tutupi darinya. Masih banyak hal yang dengan sengaja Yasselyn tutupi darinya, dan hal itu membuatnya benar-benar murka. Jean benci melihat orang yang ia sayangi tersakiti, terlebih tanpa sepengetahuannya.
"Lo tau ngga kenapa orang kalo lagi bahagia, rasanya pengen banget ceritain terus ke orang-orang?" tanya Sella.
Jean berpikir sesaat, "Biar semua orang ikut ngerasa bahagia juga, iya kan?" jawabnya.
Sella tersenyum tipis, "Karena lo pengen ngerasain perasaan bahagia itu terus-menerus."
"Tiap lo nyeritain hal-hal yang bikin lo bahagia, lo bakal terus nge-recall rasa bahagia itu berulang kali dan bikin perasaan bahagia lo jadi berkali-kali lipat..."
"Persis kaya apa yang Kinara rasain setiap dia nyeritain masalahnya ke orang lain."
Sella menatap pergelangan tangan Kinara yang terdapat bekas luka dan menutupnya dengan selimut.
"Rasa sakit itu bakal terus keulang sebanyak dia berusaha nyeritain masalah nya ke orang lain."
Jean pun terdiam. Hal inilah yang mungkin tidak pernah ia sadari selama ini. Perasaan sakit yang Kinara dan Yasselyn rasakan terlalu dalam hingga membuat mereka bahkan tidak ingin mengingat rasa sakit itu kembali. Itulah mengapa keduanya memilih untuk memendam semuanya sendiri selama ini.
Ditengah obrolan mereka tiba-tiba Sella menyadari ada sesuatu yang hilang dari Kinara. Ia sibuk memeriksa kedua lengan Kinara.
"Nyari apaan?" tanya Jean yang turut bingung melihat tingkah Sella.
Gadis itu menghela nafas kasar, "Gelang dia.. pasti jatoh pas kecebur tadi.."
"Gelang?" Jean mengerutkan dahi nya bingung.
![](https://img.wattpad.com/cover/344003479-288-k547106.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFABLE
Teen FictionJean dan Kinara akan memperkenalkan kalian pada sebuah takdir yang begitu kejamnya merusak kebahagiaan dua orang remaja yang hanya ingin bahagia bersama.