11

222 39 3
                                    

"Aku bingung harus gimana lagi supaya Kinara mau maafin aku.."

"Ssst kamu ga salah apa-apa, gaada yang perlu dimaafin. Dia belom ngerti aja alesan kamu pisah dari cowo brengsek itu. Pelan-pelan... kita jelasin perlahan nanti juga dia pasti bisa ngerti ko.."

"Kamu tuh gatau Diego, Kinara tuh deket banget sama Sean. Mau berjuta kalipun kita jelasin, dia pasti lebih percaya Sean ketimbang aku.." kedua mata Irene mulai berkaca-kaca. Diego sangat tidak suka melihat wanita yang dicintai nya meneteskan air mata sedikitpun. Dengan lembut Diego menarik tubuh mungil Irene untuk mendekat dan duduk diatas pangkuannya.

Diego mengusap lembut air mata yang membasahi pipi Irene. Bukannya mereda, air mata nya mengalir semakin deras. Irene sangat merindukan putrinya yang lemah lembut, ramah, ceria, dan penuh kasih sayang.

Meskipun selama ini Kinara terlihat lebih dekat dengan Sean, tetapi Kinara juga kerap menunjukkan rasa sayangnya terhadap Irene. Kejadian kemarin adalah pertama kalinya mereka berdebat bahkan hingga saling meninggikan suara.

Bahkan semenjak perpisahan Irene dan Sean, Kinara tidak pernah berbicara panjang lebar dengan Irene, bahkan sebisa mungkin Kinara akan menghindari interaksi dengan Irene. Namun, tanpa Irene sadari salah satu alasan Kinara menghindarinya adalah karena ia tidak ingin sampai lepas kontrol lalu meninggikan suaranya dan berakhir menyakiti perasaan Irene.

Namun sayangnya semua yang ia takutkan benar-benar terjadi. Baik Irene maupun Kinara merasa hubungan mereka semakin menjauh. Perdebatan itu sama sekali tidak memberikan solusi apapun. Mereka hanya saling mengeluarkan ego yang mereka pendam selama ini. Dan ternyata hal itu justru menyakiti mereka semakin dalam.

Melihat wanita yang dicintainya tak kunjung berhenti mengeluarkan air mata. Diego merengkuh tubuh mungil Irene dalam pelukannya. Sesekali ia mengelus lembut punggung Irene berusaha menenangkan wanita itu dari isak tangisnya.

Saat dirasa tubuh Irene sudah lebih tenang, Diego sedikit memberi jarak antara tubuhnya dan Irene, dan beralih mendekatkan wajahnya untuk memberi kecupan pada bibir Irene.

Keduanya terdiam sesaat tenggelam dalam suasana hangat diantara mereka berdua. Namun tak berlangsung lama, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh seseorang yang membuka pintu ruang kerja Diego tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Cklek..

Irene dan Diego seketika menghentikan kegiatan mereka dan beralih memandang ke arah pintu tersebut. Tentu saja keduanya sama-sama terkejut melihat seorang wanita yang berdiri diambang pintu yang tak lain adalah Yasselyn. Perlahan Irene berusaha untuk turun dari pangkuan Diego namun pergerakannya tertahan oleh lengan kekar lelaki dihadapannya.

Sikap lemah lembut dan hangat yang Diego tunjukkan pada Irene seketika berubah saat ia menatap Yasselyn. Ia melemparkan tatapan tajam pada wanita yang masih saja terdiam namun dengan wajah memerah dan mata yang berkaca-kaca itu.

Tidak ada sedikitpun perasaan iba ataupun rasa bersalah ketika perselingkuhannya dipergoki secara langsung oleh istri sahnya sendiri. Ia justru merasa kesal karena wanita itu datang dan merusak suasana antara dirinya dan Irene.


🌃🌃🌃🌃🌃🌃

Jean tidak pernah merasa sesenang ini bermain dengan ponsel nya, ia bahkan tidak pernah memegang benda pipih itu lebih dari 15 menit jika bukan karena hal penting. Tidak, dia tidak sedang bermain game. Jean bukan tipe laki-laki yang tergila-gila dalam bermain game.

Bahkan ketika Jason mengajaknya untuk bermain game bersama di rumahnya, Jean lebih memilih menghabiskan waktunya bermain gitar sembari mendengarkan pertengkaran Jason dan Mark layaknya anak kecil saat bermain game bersama.

INEFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang