Prolog

19.3K 854 7
                                    

Aku masih menutup mata tidak ingin cepat menyelesaikan kegiatan tidurku. Dan kenapa kasurku menjadi sangat nyaman begini? Seingatku kasur di apartemenku tidak seempuk ini, yah meskipun tidak terlalu buruk. Saat ini aku pun tidak ada keinginan untuk bagun lebih cepat karena aku sangat ingat bahwa sekarang adalah hari minggu. Wajahku semakin kutelusupkan ke sela bantal demi mencari kenyamanan lebih.

"Kenapa dingin sekali?" keluhku lirih. Tanganku mulai menarik selimut mencapai leher yang tadi sepertinya hanya sebatas pinggang.

"Nona..."

"Ugh, siapa? Aku mau tidur, pergilah sana! Hush!" usirku menjawab perkataan aneh Lisa. Yah, pasti itu Lisa. Kenapa dia menggangguku dihari minggu yang indah ini.

"Nona, saya Anne. Nona Camilla harus cepat bangun, matahari sudah akan muncul, nona!" ucapnya lagi menggebu-gebu.

Aku memilih mengabaikannya. Drama apa yang sebenarnya sedang dimainkan Lisa? Aku tidak tertarik sama sekali. Cukup lama Lisa tidak lagi mengoceh aneh sampai diriku akan tertarik kembali menuju alam mimpi, tapi sebuah jari tiba-tiba membuka paksa mata kiriku. Apa-apaan ini?

"Jarimu itu hampir mencolok mataku, tahu!" Aku menatap garang wanita di depanku itu dan langsung terduduk kesal. Tiba-tiba diriku tersadar, siapa dia?

"Ehh, siapa kau? Kenapa bisa di apartemen ku?" tanyaku sengit. Wanita itu berdiri di dekat pinggiran kasurku.

Dan apa ini? aku mendelik terkejut, aku mengedarkan pandangan kesekitar ruangan yang luas ini. Aku ingat betul, ini bukan kamar sempit yang biasanya. Di mana ini sebenarnya?

"Kamar siapa ini?!" tanyaku spontan.

"Tentu saja ini kamar nona! Dan nona jangan bertingkah seperti tidak mengenali saya. Tuan duke hari ini akan berangkat menuju Balethiva. Nona Camilla tidak mungkin lupa, bukan?" tanya wanita yang katanya bernama Anne itu.

Dia sebenarnya bicara apa?

Mendadak kepalaku terserang pusing, drama apa yang sedang dimainkan Lisa. Tidak lucu! Aku memijat puncak hidung, pening.

"Tuan siapa? Kerajaan apa? Dan kau, Anne, siapa, sih? Pasti tantenya Lisa kan?" aku bertanya sekali lagi. Huh, benar-benar mengganggu waktu tidurku yang berharga ini.

"Tentu saja suami nona, duke Louis. Dan kerajaan Balethiva tentunya. Lalu saya Anne, pelayan nona sejak kecil dan kenapa nona malah menanyakan hal sudah nona ketahui?! Lalu saya tidak mengenal Lisa, apakah ia pelayan baru nona?" jelasnya frustasi.

Hei, seharusnya itu aku yang frustasi!

"Nona cepatlah bangun. Saya sudah menyiapkan air hangat untuk mandi. Ayo, nona!" ajaknya. Dia cerewet sekali.

"Ini masih pagi buta juga, ngapain mandi. Gak mau, malas tau!"

"Matahari sudah muncul nona, pagi sudah berlalu sejak tadi!" jawabnya kesal.

"Tau ah!"

Aku merebah kembali karena kepalaku semakin terasa pusing, berat sekali seperti mengangkat batu di atas ubun-ubunku. Ugh, menyakitkan! Padahal aku tidak mempunyai riwayat penyakit migrain. Sedangkan wanita itu juga masih mengoceh, suaranya seperti lebah, tidak jelas sama sekali.

Tanganku memegangi kepala karena terasa semakin sakit kepalaku terasa ditusuk. Aku mengerjap cepat, penglihatanku dipenuhi titik-titik hitam yang memburamkan pandangan. Sayup mendengar Anne memanggilku berulang kali lalu kesadaranku hilang ditelan gelap.

***

Cerita ini cuma buat hiburan semata karena nggak ada konflik yang berat-berat. Dan alurnya juga lambat. Jadi buat yang suka cerita ini boleh di tambahkan ke perpustakaan dan tekan bintang di pojok kiri bawah buat selalu dukung cerita ini ya. Atau bisa share juga ke temen lainnya biar banyak yang tau cerita saya ini hehe.. karna ini first story aku wkwk

with luv♡
(づ ̄ ³ ̄)づ

Duchess LouisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang